Berita Viral

Sosok Wiga Kurnia Putri Guru Honorer Jatim Sisihkan Gaji Rp200 Ribu Untuk Siswa, Prihatin Pendidikan

Inilah sosok Bu Wiga, guru honorer rela sisihkan uang gajinya meski RP 200 ribu untuk bantu siswa, ungkap alasan prihatin pendidikan di daerahnya..

Kompas.com/Dokumentasi pribadi Wiga Kurnia Putri
Sosok Wiga Kurnia Putri Guru Honorer Jatim Sisihkan Gaji Rp 200 Ribu Untuk Siswa 

Bukan tanpa sebab, hal itu lantaran Bu Wiga prihatin dengan kondisi pendidikan di sekitar tempat tinggalnya itu.

Sekolah tempatnya mengajar hanya memiliki 40 siswa, 4 guru, dan kepala sekolah.

Ia pun menyadari bahwa gaji yang diterima tidak banyak.

"Sekolah tempat saya mengajar antara ada dan tiada. Padahal sekolahnya sudah lama, bahkan kakek saya dulu mengajar di sini. Papa saya dan keluarganya juga sekolah di sini.

Saya tahu sejak awal gajinya Rp 200.000. Enggak kaget karena memang jumlah siswanya minim," kata Wiga dikutip dari Kompas.com, Rabu (9/10/2024).

Baca juga: VIDEO Kronologi Satu Keluarga di Medan Bunuh Juru Parkir yang Tewas di Becak Motor

Baca juga: Nasib Sartika Guru Honorer di Muna Dikeluarkan Dapodik Padahal Aktif Ngajar, Status Tak Bisa Bekerja

Saat pertama mengajar, Wiga mengaku kondisi sekolahnya sangat memperihatinkan karena sarana dan prasarana yang jauh dari kata layak.

"Kelas yang bisa digunakan hanya satu, jadi bergantian. Termasuk kursi-kursinya juga banyak yang rusak. Kalau hari pendek, ada yang belajar di kelas, di ruang guru dan perpustakaan," ujarnya.

Menurut Wiga, sebelum Penerimaan Peserta Didik Baru, biasanya SMP akan memperkenalkan sekolahnya di SD-SD sekitar.

Namun tidak untuk sekolah tempat Wiga mengajar.

Saat PPDB berlangsung, dia akan mencari anak yang putus sekolah agar bisa melanjutkan pendidikan di tempatnya mengajar.

"Pertama kali mengajar, saya ajak anak tetangga. Saya datangi satu per satu agar mereka mau sekolah."

"Saya bilang enggak usah bayar seragam, enggak usah bayar apa-apa. Untuk SPP bisa bayar semampunya. Mau Rp 10.000, mau Rp 5.000 tidak masalah. Yang penting anak-anak mau sekolah," kata Wiga.

"Saya jemput, saya ajak sekolah karena sebelumnya memang berhenti setelah lulus SD. Ada juga murid saya yang jadi pengamen di jalan," kata Wiga sambil tersenyum.

Tak hanya itu, selama ini mereka juga tak menggelar upacara karena tak memiliki pengeras suara.

"Murid saya tanya bu kapan upacara. Saya jawab nanti ya kalau ada pengeras suara karena memang pengeras suara yang lama sudah rusak," kata dia.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved