Seputar Islam

Kesaktian Pancasila dan Nilai-nilai Keislaman di Dalamnya, Isi Pancasila Poin Utama Perintah Alquran

Intinya isi Pancasila adalah poin-poin utama perintah di dalam Al-Qur’an. Jadi mari kita jauh-jauh dari perselisihan dan perdebatan tentang Pancasila

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Kesaktian Pancasila dan Nilai-nilai Keislaman di Dalamnya, Isi Pancasila Poin Utama Perintah Alquran 

TRIBUNSUMSEL.COM  – Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Oktober. Tahun ini Kesaktian Pancasila jatuh pada hari Selasa 1 Oktober 2024.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila bermula dari sebuah peristiwa tragis yang terjadi pada 1 Oktober 1965. Pada hari itu, enam jenderal dan sejumlah perwira militer lainnya ditahan dan kemudian dibunuh.

 Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Gerakan 30 September (G30S) yang dipimpin oleh kelompok yang berhaluan komunis. Peristiwa ini memicu gejolak politik dan sosial di Indonesia. Namun dengan semangat persatuan dan kesatuan dan kekuatan Pancasila sebagai dasar negara, Indonesia dapat melewati hari-hari buruk sekaligus menyedihkan itu hingga bisa seperti sekarang.

Tindakan dalam peristiwa G30S ini merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai Pancasila yang menjadi ideologi dasar negara.

 Pancasila adalah landasan bagi kesatuan, persatuan, dan keadilan di Indonesia. Pemerintah dan masyarakat Indonesia menyadari betapa pentingnya Pancasila sebagai pondasi negara yang kokoh.

Oleh karena itu, untuk menghormati nilai-nilai Pancasila dan mengenang para pahlawan yang telah gugur demi Pancasila, pemerintah Indonesia memutuskan untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila.

Pancasila dan Nilai-nilai Islam

Jika kita perhatikan sejarah, Pancasila tidak hanya dirumuskan oleh pemimpin nasional. Namun ada juga tokoh-tokoh bangsa yang berstatus ulama yang urun rembug dalam perumusannya.

Dengan keberadaan ulama-ulama tersebut tentu berdampak pada wujud rumusan Pancasila yang islami, pancasila yang secara praktis menampilkan ke-rahmatan lil’alamin ajaran Islam.


Pancasila telah mampu menopang dan mengakomodir berbagai suku, ras, dan agama yang ada di Indonesia. Keselarasan pancasila dengan ajaran Islam bisa dibuktikan denga klop-nya sila-sila Pancasila dengan apa yang telah tergaris dalam al-Qur’an.


Dikutip dari tulisan Muhammad Alimudin, fasilitator pemahaman Alquran, tinggal di Bangka Belitung,  bahwa kita   tidak perlu memperdebatkan Pancasila.

Marilah kita buka kembali teks-teks Pancasila sekaligus kita buka ayat-ayat di dalam Al-Qur’an.

Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Sekarang kita buka Al-Qur’an Surat Al-Baqarah:163

وَإِلَهُكُمْ إِلَه ٌ وَاحِد ٌ لاَ إِلَهَ~َ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ

“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.

“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa”, kira-kira sama nggak dengan bunyi teks sila pertama Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa. Ternyata sila pertama Pancasila lurus seperti Al-Qur’an, lalu mengapa banyak umat muslim sendiri menentang Pancasila? Bukankah melaksanakan sila pertama sama dengan tidak syirik. Sila pertama adalah ajaran dari seluruh para Nabi yaitu Tauhid.


إِنَّ هَٰذِهِۦٓ أُمَّتُكُمۡ أُمَّةٗ وَٰحِدَةٗ وَأَنَا۠ رَبُّكُمۡ فَٱعۡبُدُونِ

“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku”. (Q.S Al-Anbiya’:92)

Sila kedua Pancasila: Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Mari kita buka Al-Qur’an Surat Al-Maidah:8,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِير ٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Ayat tersebut adalah perintah dari Allah S.W.T agar kita sebagai manusia berlaku adil, walaupun terhadap kaum yang kita benci. Itulah adil dan beradab, dan itulah wujud insan kamil atau manusia sempurna, Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Sila ketiga Pancasila: Persatuan Indonesia

Mari kita buka Al-Qur’an Surat Ali Imron:103,

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعا ً وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاء ً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ~ِ إِخْوَانا ً وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَة ٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِه ِِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”.

Ayat tersebut jelas melarang kita berselisih, bercerai berai, dan Allah memerintahkan kita untuk bersatu. Karena persaudaraan adalah nikmat dari Allah. Jika ada diantara warga negara di Indonesia yang suka berselisih, memusuhi golongan lain, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang jauh dari nikmat Allah, walaupun KTP nya beragama tertentu, walaupun tiap hari melakukan ritual ibadah, walaupun tiap tahun melakukan perjalanan suci, setiap hari memakai baju agamis, akan tetapi jika dihatinya tidak ada sifat kasih sayang dan persaudaraan maka mereka jauh dari nikmat Allah Yang Maha Kasih Sayang.

Sila Keempat Pancasila:
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.


Yang pertama rakyat Indonesia dipimpin oleh hikmah, apa itu hikmah?

بــس ، وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ

“Yaa siin, Demi Al Quran yang penuh hikmah”. (Q.S Yaasin:1-2)
تِلۡكَ ءَايَٰتُ ٱلۡكِتَٰبِ ٱلۡحَكِيمِ هُدٗى وَرَحۡمَةٗ لِّلۡمُحۡسِنِينَ

Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmat, menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan, (QS 30: 2-3)

Hikmah adalah Al-Qur’an itu sendiri, karena nama lain dari Al-Quran salah satunya adalah hikmah.

Dan praktek dari berdasar pada hikmah (Al-Qur’an) harus memutuskan segala sesuatu dengan musyawarah, demikian perintah Allah dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syuura:38, yang terjemahannya:
وَٱلَّذِينَ ٱسۡتَجَابُواْ لِرَبِّهِمۡ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَمۡرُهُمۡ شُورَىٰ بَيۡنَهُمۡ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ

“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka”.

Jadi sila keempat Pancasila juga berdasar Al-Qura’an. Barang siapa memutuskan perkara dengan sepihak tanpa musyawarah, asal gempur, menyalahkan golongan lain semaunya, menyatakan golongan lain sebagai golongan sesat dengan semaunya… maka di dunia ini mereka akan berurusan dengan polisi… dan di akherat akan berurusan dengan Allah. Karena sebagai warga negara Indonesia mereka telah melanggar Pancasila dan sebagai umat beragama mereka telah melanggar Surat Yaasin:2 dan Surat Asy-Syuura:38.

Sila kelima Pancasila: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Mari kita buka Al-Qur’an Surat An-Nahl:90,

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”.

Ayat tersebut jelas perintah Allah agar kita berlaku adil dan berbuat kebajikan yaitu dimulai dengan memberikan sebagian harta kita kepada kaum kerabat. Ayat ini kemudian dijelaskan di Surat An-Nisa’:36 tentang urutan berbuat baik yang dimulai dari ibu, bapak, karib kerabat, anak yatim dan orang miskin yang tetangga dekat dulu baru ke tetangga jauh, kemudian teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya. Itulah Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Masih dari tulisan Muhammad Alimudin, Intinya isi Pancasila adalah poin-poin utama perintah di dalam Al-Qur’an. Jadi mari kita jauh-jauh dari perselisihan dan perdebatan tentang Pancasila. Mari kita laksanakan saja isi-isinya, karena melaksanakan isi Pancasila sama dengan melaksanakan isi Al-Qur’an. Artinya melaksanakan Pancasila insya Allah diridhoi Allah S.W.T, Amin Ya Rabbal ‘Alamin

Itulah Kesaktian Pancasila dan Nilai-nilai Keislaman di Dalamnya, Isi Pancasila Poin Utama Perintah Alquran. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Arti Mujtahid dan Ijtihad, Istilah Bahasa Arab dalam Menggali Hukum Agama, Syarat menjadi Mujtahid

Baca juga: Arti Mufaraqah, 5 Hukum Mufaraqah Saat Sholat Berjamaah, Kondisi Boleh dan tidak Boleh & Contohnya

Baca juga: Pengertian Orang Mukmin dan Ciri-cirinya Berdasarkan Arti dan Tafsir Surat Al Mukminun Ayat 1-11

Baca juga: Hukum Menikahkan Pasangan yang Perempuannya Hamil Duluan dan Konsekuensinya, Penjelasan Gus Baha

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved