Pensiunan Polisi Bunuh Guru Banjarnegara

Sosok SL Pensiunan Polisi Tega Bunuh Guru di Banjarnegara, Kerja Jadi Sopir Tapi Jual Mobil Korban

Inilah sosok SL (63) pensiunan polisi yang tega membunuh ibu guru di Banjarnegara, cekik korban yang marah karena mobil dijual pelaku..

KOMPAS.COM/DOK POLRES BANJARNEGARA
Sosok SL pensiunan polisi tega bunuh guru di Banjarnegara 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri
 

TRIBUNSUMSEL.COM - Inilah sosok pensiunan polisi yang tega membunuh ibu guru di Banjarnegara.

Sosok pensiunan polisi itu ialah SL (63).

Baca juga: Pensiunan Polisi Bunuh Guru di Banjarnegara, Terkuak Lewat Cangkir Teh di Meja, Dibuat Bunuh Diri

SL diketahui merupakan warga Dusun Sidamulya, Desa Kalilandak, Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara.

Setelah pensiun sebagai polisi, SL bekerja menjadi sopir.

Ia bekerja dengan sosok guru wanita, EM (59) yang mengajar di salah satu SMP N di Kecamatan Purwanegara.

Awalnya kejadian itu bermula saat pelaku datang ke rumah korban. 

SL (63), Pensiunan Polisi Tega Bunuh EM (59) Ibu Guru di Banjar Negara, Terkuak Lewat Cangkir Teh di Meja. Kerja jadi Sopir tapi jual mobil dan bunuh korban..
SL (63), Pensiunan Polisi Tega Bunuh EM (59) Ibu Guru di Banjar Negara, Terkuak Lewat Cangkir Teh di Meja. Kerja jadi Sopir tapi jual mobil dan bunuh korban.. (Istimewa Polres Banjarnegara)

Kemudian ditanya mobil, tersangka menjawab bahwa mobilnya sudah dijual.

"Saat itu korban marah, lalu seketika itu juga pelaku mengambil tali yang sudah disiapkan di balik baju, lalu korban diikat lehernya. Korban sempat berteriak, setelah dipastikan mati, kemudian tersangka meninggalkan korban, kebetulan korban tinggal sendiri dan seorang janda," ujar Kapolres Banjarnegara, AKBP Erick Budi Santoso saat konferensi pers di Aula Samgraga Marga Rupa Mapolres Banjarnegara, Selasa (17/9/2024), dilansir Tribun News.

Namun SL justru tega membunuh EM lantaran menjual mobil korban.

"Modusnya, tersangka menjual mobil milik korban tanpa sepengetahuan korban, lalu membunuh korban pada saat korban tidak terima atas perbuatan tersangka," katanya.

Awalnya pensiunan polisi itu awalnya menutupi jejak perbuatannya dengan sangat rapi.

Untuk menutupi perbuatannya kemudian tersangka merekayasa seakan-akan bunuh diri.

Sehingga membuat jeratan di leher dan diikatkan di ventilasi. 

"Awalnya kita mendapat laporan terkait adanya orang gantung diri, karena tersangka memang merupakan purnawiraan anggota Polri hingga pintar menutupi jejak dan dibuat seakan-akan kejadian tersebut gantung diri," jelasnya. 

Namun setelah melakukan penyelidikan dan pengambilan alat bukti, pemeriksaan saksi-saksi, sambung AKBP Erick, kemudian mengarah kejadian tersebut merupakan tindak pidana pembunuhan.

"Kami tidak serta merta menetapkan orang sebagai tersangka, kami pastikan Polres Banjarnegara melakukan penyelidikan secara profesional dan berdsarkan scientific crime," ujarnya. 

Ia bahkan membuat seolah korban mengakhiri hidup sendiri.

"Tersangka merekayasa seolah-olah korban bunuh diri," ujarnya, Selasa (17/9/2024).

Adapun hasil pemeriksaan awal dalam kegiatan autopsi, bahwa korban makan 4 jam terakhir, ditemukan luka memar dibelakang kepala akibat benda tumpul.

"Ditemukan adanya jejak di leher korban, tidak ditemukan patah tulang rawan, ditemukan patah tulang dada kanan ke 5 dan korban meninggal dunia karena kekurangan suplai oksigen," jelasnya. 

Kala itu masyarakat melapor saat mendapati korban di rumahnya sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Laporan tersebut ditindaklanjuti oleh Polsek Purwareja Klampok dan Satreskrim Polres Banjarnegara dengan mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) yang dilanjutkan olah TKP serta serangkaian penyelidikan dan penyidikan. 

Baca juga: Pengakuan Tiromsi Sitanggang, Dosen di Medan Diduga Bunuh Suaminya, Ngaku Tak Pernah Dinafkahi

Baca juga: Awal Mula Terbongkarnya Tiromsi, Dosen di Medan Diduga Bunuh Suami, Sempat Buat Skenario Kecelakaan

Dari keterangan saksi, didapati fakta  korban tidak berangkat mengajar dari hari Rabu tanggal 11 September 2024.

Sehingga Kamis 12 September 2024 para saksi ini berangkat menuju ke rumah korban.

Sesampai di rumah korban, gerbang depan rumah dalam keadaan digembok dari dalam rumah.

Kemudian mereka mencari tangga untuk memanjat pagar dan membuka pintu gerbang.

Selanjutnya masuk ke dalam rumah dengan pintu garasi tidak terkunci dan pintu dari garasi ke ruang tengah tidak dalam keadaan terkunci.

"Para saksi melihat korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan posisi korban telungkup di bawah dan terdapat jeratan tali dileher," katanya dalam rilis. 

Setelah olah TKP selesai, korban selanjutnya dibawa ke RS Emanuel Purwareja Klampok untuk dilakukan pemeriksaan. 

Sekitar pukul 18.30 WIB korban dimakamkan di tempat pemakaman umum Desa Kalilandak.

Sebelum dimakamkan memang keluarga korban pada saat itu menolak dilakukan autopsi. 

"Hal itu dibuktikan dengan surat pernyataan penolakan autopsi dan dari penyidik pun sebelumnya sudah menanyakan kepada pihak keluarga korban yang saat kejadian masih berada di Jawa Barat serta dari Pihak Keluarga korban menyampaikan agar korban segera dimakamkan," terangnya. 

Selang sehari, yakni Jumat 13 September 2024 anak korban saudara GNC pulang, karena ia tinggal di luar kota.

Lalu ia menduga banyak kejanggalan pada kematian ibunya, hal yang sama juga ditemukan Satreskrim Polres Banjarnegara saat melakulan olah TKP.

Aksinya itu lalu terbongkar setelah adanya sejumlah kejanggalan, seperti ditemukannya suguhan untuk tamu berupa segelas teh.

Ada 1 gelas teh yang sudah diminum, buah semangka yang sudah diiris di wadah piring, pakaian korban saat ditemukan meninggal memakai daster yang dilapisi jaket dan pakai kerudung.

Karena biasanya kalau di rumah hanya memakai daster saja.

Barang berharga milik korban yaitu Mobil Avanza warna hitam tidak ada atau hilang.

Gerbang terkunci yang biasanya korban tidak pernah mengunci gerbang dan menemukan kunci pintu garasi di depan gerbang.

"Lalu pada Jumat (13/9/2024) keluarga korban membuat Laporan Resmi ke Polsek Klampok, kemudian atas dasar laporan dari pihak keluarga korban, kemudian Kepolisian melakukan pembongkaran makam korban untuk keperluan autopsi jenazah," jelasnya. 

Tidak kurang dalam waktu 1x24 jam setelah keluarga korban membuat laporan, Unit Resmob Satreskrim Polres Banjarnegara selanjutnya melakukan penyelidikan terhadap orang-orang sekitar yang terakhir berkomunikasi dengan korban.

Kemudian pemeriksaan difokuskan terhadap orang yang berkomunikasi terakhir dengan korban.

Pada saat pemeriksaan terduga pelaku ditemukan kesamaan dari keterangan saksi mengenai hasil visum dan luka yang ada di tangan terduga pelaku.

Pada saat pemeriksaan ditemukan luka di lengan kanan tersangka yang diakui terkena mesin las.

Kemudian penyidik melakulan visum terhadap luka tersebut dari hasil pemeriksaan luka tersebut bukanlah luka bakar yang disebabkan mesin las. 

Akan tetapi karena gesekan dan mempunyai alu.

Berdasarkan keterangan dan fakta yang ada di TKP, Polsek Purwareja Klampok bersama dengan Unit Resmob Satreskrim Polres Banjarnegara menangkap pelaku dan dibawa ke Polres Banjarnegara untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Berdasarkan pemeriksaan, para saksi, tersangka dan barang bukti yang disita, tersangka dijerat pasal berlapis, yakni Pasal 340 KUHP dan atau Pasal 338 KUHP dan atau Pasal 351 Ayat (3) KUHP dan atau Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372 KUH, yakni tentang pembunuhan berencana, penganiyaan, penipuan dan penggelapan.

"Ancaman pidana mati atau seumur hidup dan atau pidana penjara paling lama 20 tahun," tutupnya.

Korban Sempat Teriak Minta Tolong

Menurut AKBP Erick, saat itu korban menanyakan mobil miliknya pada Selasa, (10/9/2024).

Ilustrasi pembunuhan.
Ilustrasi pembunuhan. (iStockphoto/Artem_Furman)

Baca juga: Penyebab IS Pembunuh Gadis Penjual Gorengan Sulit Ditangkap, Kuasai Medan Sering Berburu di Hutan

Namun tersangka menjawab telah menjualnya hingga membuat korban marah.

Mengetahui korban marah, pelaku SL langsung menjerat leher sang guru memakai tali yang sudah ia siapkan di balik baju.

"Saat itu korban marah, lalu seketika itu juga tersangka mengambil tali yang sudah disiapkan di balik baju, lalu korban diikat lehernya," kata dia. 

Erick mengatakan saat itu korban sempat berteriak meminta pertolongan.

"Korban sempat berteriak, setelah dipastikan mati, kemudian tersangka meninggalkan korban. Kebetulan korban tinggal sendiri dan seorang janda," kata Erick.

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved