Dosen di Medan Bunuh Suami

Kesaksian Warga Sebelum Suami Toromsi Diduga Dibunuh, Lihat Korban Nyapu, Sempat Ribut Besar

Salah satu warga, Mariana Lubis, keluarga korban taua pelaku mengungkapkan detik-detik korban sebelum tewas.

|
Tribun Medan/Alfiansyah
Dr Tiromsi Sitanggang ditangkap pihak kepolisian, dosen di Medan diduga bunuh suami yang stroke, ternyata sempat ribut. 

"Korban ini baru tiga bulan di daftarkan asuransi, makanya setelah kejadian orang asuransi sempat datang untuk nyari tahu apa memang benar korban tewas kerena kecelakaan," katanya.

Ia dan warga lainnya mengaku sempat terkejut, korban yang dikenal mempunyai sifat tempramental ditangkap polisi dan ditetapkan sebagai tersangka, atas kasus tewasnya korban.

"Kami tahu dia sudah ditangkap dari berita, pernah kemarin itu ditangkap setelah itu dilepasin mungkin nggak cukup bukti," ucapnya.

Pelaku Dikenal Tempramental

Selain itu, Mariana Lubis menyebutkan keseharian pelaku dikenal sebagai orang yang kurang bergaul dan tidak ramah dengan para tetangga sekitar.

Sebaliknya, korban merupakan orang yang ramah dengan para tetangga dan mudah bergaul.

Sejak tinggal di sana, antara pelaku dan korban memiliki hubungan yang kurang harmonis dan sering cekcok.

"Orangnya (pelaku) memang sedikit tempramental. Karena dia orangnya agak keras dia, sama anak dan suaminya juga, mereka nggak harmonis hubungan nya," kata Mariana.

"Tapi kalau bapak (korban) itu ramah. Suaminya itu stroke, dulu sempat buka bengkel di situ, ibu itu memang kurang bergaul," sambungnya.

Pelaku Ditetapkan Tersangka

Kini dosen sekaligus notaris bernama Tiromsi Sitanggang (61) sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan suami.

"Tersangka ini sempat melakukan perlawanan saat akan ditangkap. Pelaku ditangkap di rumahnya," kata Kompol Alexander Putra Piliang. Dikutip Tribunmedan.com

Sementara, Tiromsi Sitanggah membantah bahwa ia terlihat pembunuhan sang suami.

"Saya sangat kecewa. Apa yang menjadi mensrea-nya (niat jahat) kalau dibilang saya ikut membunuh. Demi Tuhan, saya tidak membunuh," ucap ibu yang sehari-hari bekerja sebagai notaris dan dosen di Medan pada Selasa (17/9/2024). 

"Kalau itu (pembunuhan) biarlah penyidik dan Tuhan yang berbicara, karma akan ada. Kalau saya ada, saya akui. Kalau usia menjelang 60-an dari segi apa pun tak ada lagi masa bertengkar," sambungnya. 

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved