Berita Selebriti

Sosok Ayah Baim Cilik Diduga Eksploitasi Anak Sejak Kecil Hingga Tak Lagi Beri Nafkah Usai Cerai

Baim menyebut menjadi korban eksploitasi sejak masih kecil oleh ayahnya yang bernama Halil Fuad Alkatiri,kini tinggal di Australia, dulu jualan parfum

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
ig/Baim Alkatiri
Baim Cilik menyebut menjadi korban eksploitasi sejak masih kecil oleh ayahnya yang bernama Halil Fuad Alkatiri,kini tinggal di Australia, dulu jualan parfum 

Nomor handphone Baim bahkan sudah diblokir oleh ayahnya termasuk uang sekolah yang tidak dibayar lagi hingga remaja itu terpaksa pakai uang pribadi. 

Baca juga: Heboh Curhat Mahalini Lelah dan Ingin Berhenti Bernyanyi, Ngaku Mau Jadi Ibu Rumah Tangga Urus Anak

Baim mengaku selama ini biaya sekolah didapatkannya murni dari uang hasil kerja sendiri.  

"Terus lagi, 'Bah, duit sekolah?' Sama jawabannya," tutur Baim.

"Sampai aku udah enggak kuat dong 'Bah duit sekolah, masak Abah enggak ada duit terus sih. Terus Abah hidup gimana? Rokok Abah gimana?' Eh dimatiin. Sampai saat ini," imbuhnya.

Dari ibunya, Baim akhirnya juga memiliki keyakinan, walaupun ayahnya sekarang seperti menghilang, tapi suatu saat pasti akan kembali mencari anaknya.

Rumah Baim dijual

Tak hanya berhenti dibiayai sekolahnya sejak dua tahun lalu, Baim juga menyebut sang ayah telah menjual salah satu rumahnya.

"Terakhir hartaku depan mata, aset depan mata punyaku yang aku tahu cuma ada rumah dua dan yang satu dijual sama ayahku," ujar Baim.

"Dulu 2017 atau 2018 laku setahuku Rp 1,3 miliar," sambungnya.

Namun Baim bingung kemana uang hasil penjualan rumah yang diyakininya dibeli dari kerja kerasnya syuting sejak usia 3 tahun.

Kemudian Baim mencoba merinci pengeluaran yang mungkin habis dari uang Rp 1,3 miliar itu untuk pendidikannya.

"Dia jual rumah itu setelah aku masuk pondok. Aku masuk pondok, rumah itu udah dijual. Oke lah masak aku mondok dua tahun di Solo Rp 1,3 M habis kan enggak mungkin," ucap Baim.

"Aku masuk pondok Rp 20 juta doang, murah banget. Duit jajanku enggak sampai Rp 1 juta di pondok, SPP Rp 1,2 juta," sambungnya.

Kendati uang yang dikirim juga tak pernah mencukupi kebutuhannya sekolah tapi Baim memilih diam dan bahkan tak mempertanyakan uang hasil kerja kerasnya.  

"Aku enggak pernah bilang (kurang), aku masih bilang 'makasih Bah.' Sisanya aku cari sendiri kurangnya," tutur Baim. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved