Pilkada Musi Rawas 2024

Diikuti 2 Paslon Petahana, Bawaslu Ungkap Potensi Kerawanan di Pilkada Musi Rawas 2024

Bawaslu Kabupaten Musi Rawas (Mura), mengungkapkan ada beberapa potensi kerawanan pelanggaran di Pilkada Musi Rawas tahun 2024 mendatang. 

Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Shinta Dwi Anggraini
SRIPOKU/EKO MUSTIAWAN
Kordiv Hukum, Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu Musi Rawas, Agus Tiansah. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUSI RAWAS -- Bawaslu Kabupaten Musi Rawas (Mura), mengungkapkan ada beberapa potensi kerawanan pelanggaran di Pilkada Musi Rawas tahun 2024 mendatang. 

Kordiv Hukum, Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu Musi Rawas, Agus Tiansah mengatakan, sejauh ini peta politik di Musi Rawas masih cukup kondusif. 

Hanya saja lanjut Agus, tidak menutup kemungkinan, konflik bisa saja terjadi dikemudian hari. Untuk itu, Bawaslu Musi Rawas selalu turun melakukan monitoring hingga ke tingkat bawah. 

Dijelaskan Agus, beberapa potensi kerawanan saat Pilkada mendatang, yakni saling lapor antara kedua pihak pasangan calon (Paslon). Mengingat, Pilkada Musi Rawas diikuti 2 paslon yang semuanya sama-sama incumbent.

"Keduanya sama-sama petahana, satu petahana Bupati dan satunya petahana Wakil Bupati. Kemudian, kedua Paslon juga memiliki irisan keluarga yang dekat," kata Agus, Rabu (11/09/2024).

Baca juga: Bupati Musi Rawas, Hj Ratna Machmud Tinjau Pembangunan Infrastruktur di BTS Ulu

Agus menjelaskan, hal tersebut akan sangat berdampak terhadap dinamika politik. Potensi saling lapor akan semakin tinggi. Kemudian juga akan timbul akun-akun di media sosial untuk provokator.

"Jadi pengawasan yang kami (Bawaslu Musi Rawas) ini bukan hanya turun di lapangan, melainkan juga sampai ke media sosial," jelas Agus. 

Agus juga menegaskan, bahwa Bawaslu Musi Rawas akan mengawal semua tahapan mulai dari pencalonan sampai kampanye.

Ditambahkan Agus, potensi-petani kerawanan  bisa terjadi karena beberapa faktor, mulai dari akses jalan yang sulit. Diketahui bersama, di beberapa wilayah di Musi Rawas masih banyak yang sulit dijangkau. 

"Kita tahu, bahwa di Musi Rawas ini tidak semua wilayah bisa dijangkau dengan mudah, khususnya di daerah pedalaman," ungkap Agus. 

Faktor lainnya yakni, jaringan komunikasi, seperti daerah blank spot yang nantinya pada saat penghitungan suara, maka kemungkinan petugas KPPS akan kesulitan meng-upload hasil perhitungan ke aplikasi yang sudah disiapkan.

"Kemudian faktor cuaca, mudah-mudahan pas hari pelaksanaan, cuaca di Musi Rawas baik. Karena ada beberapa wilayah yang rawan banjir dan bencana lainnya. Terakhir adalah kerawanan di pihak penyelenggara," tegas Agus. 

Lebih lanjut Agus menjelaskan, strategi pengawasan yang dilakukan Bawaslu Musi Rawas untuk mencegah kerawanan Pilkada, mulai dari pemetaan resiko, rencana kerja dan koordinasi antar lembaga. 

"Jadi bukan hanya KPU dan Bawaslu yang berkewajiban mensukseskan pemilu, tapi termasuk media," tutup Agus. 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved