Berita Musi Rawas

Ratusan Hektare Sawah di Musi Rawas Kekeringan, Kini Petani Beralih Menanam Jagung dan Sayur

Parsidi petani di Desa Sukorejo Kecamatan STL Ulu Terawas mengatakan, keringan sudah terjadi sejak kurang lebih di bulan Juli lalu hingga saat ini.

Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Slamet Teguh
Sripoku.com/ Eko Mustiawan
Parsidi salah seorang petani di Desa Sukorejo Kecamatan STL Ulu Terawas, Musi Rawas saat menanam jagung dilahan persawahannya yang kekeringan. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUSI RAWAS - Puluhan bahkan ratusan hektar lahan persawahan di Desa Sukorejo Kecamatan STL Ulu Terawas Kabupaten Musi Rawas (Mura), kekeringan lantaran tak kebagian air. 

Akibatnya, para petani harus memutar otaknya, agar lahan persawahannya tetap produktif meskipun kekeringan. Sebagian, petani beralih tanam palawija seperti jagung dan sayur-sayuran seperti terong, gambar dan juga cabai. 

Parsidi salah seorang petani di Desa Sukorejo Kecamatan STL Ulu Terawas mengatakan, keringan sudah terjadi sejak kurang lebih di bulan Juli lalu hingga saat ini.

"Sekitar sejak Juli lalu, mulai kering sampai sekarang tambah kering sawahnya," kata Parsidi kepada Sripoku.com, Senin (02/09/2024).

Parsidi juga mengatakan, bahwa harusnya para petani di desanya sudah tanam padi.

Bahkan, hampir sebagian besar petani sudah melakukan penyemaian padi untuk kemudian ditanam.

"Semua petani sudah nyemai benih padi, kalau saya sendiri sekitar 19 Juli lalu sudah nyemai. Tapi, karena kondisi kering seperti ini, tidak bisa tanam," ungkapnya.

Bahkan lanjut Parsidi, benih yang sudah disemainya di berikan ke petani di desa lain, yang masih kebagian air, agar bisa ditanam dan tidak mati mubazir. 

"Kemarin diambil orang Desa R Rejosari Kecamatan Purwodadi. Ya dari pada mati sia-sia," ucapnya.

Baca juga: Memasuki Musim Kemarau, Semak Belukar di Muara Beliti Musi Rawas Terbakar

Baca juga: Hama Wereng dan Tungro Menyerang, Petani Padi di Musi Rawas Gelisah Hasil Panen Menurun

Dikatakan Parsidi, dengan kondisi lahan persawahannya yang kering dan tak bisa ditanami padi, maka para petani di desanya haru memutar otak dan melangkah baru, agar lahan persawahan tetap produktif. 

"Karena sawah tidak memungkinkan ditanam padi, jadi ditanam palawija, seperti jagung. Tapi ada juga petani yang tanam sayuran dan cabai, namun dominan jagung," ungkapnya.

Namun ini sepenuhnya juga salah petani, karena harusnya petani melakukan penyemaian lebih awal, tapi petani tidak mau, karena takut serangan wereng.

"Bahkan hasil panen sebelumnya, juga sangat kurang maksimal, karena serangan wereng. Terkahir tanam sekitar 5 bulan yang lalu," tegasnya.

Sementara itu, Wahyu yang juga petani setempat mengatakan, bahwa kondisi keringan ini bukanlah yang pertama kalinya.

Namun, sering terjadi apalagi saat musim kemarau seperti saat ini. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved