Berita Selebriti

Curhat Rara Pawang Hujan Disebut Dipulangkan dari Aceh Saat Aksi Ritual, Santai Meski Dibully

Rara Istiani Walandari alias Mbak Rara pawang hujan beraksi usai disebut dipulangkan saat menggelar ritual mengusir hujan di Stadion Harapan Bangsa, B

|
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Moch Krisna
Ig@rarapawang_cahayatarot
Rara Istiani Walandari alias Mbak Rara pawang hujan beraksi usai disebut dipulangkan saat menggelar ritual mengusir hujan di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Rara Istiani Walandari alias Mbak Rara pawang hujan bereaksi usai disebut dipulangkan saat menggelar ritual mengusir hujan di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.

Diketahui, Mbak Rara saat menggelar ritual mengusir hujan itu di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, yang akan dijadikan venue Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra Utara.

Namun, Mbak Rara disebut dipulangkan PT. Wijaya Karya Gedung (Persero) Tbk dan PT. Nindya Karya (Persero), KSO, yang bertanggung jawab atas proyek di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya.

Keputusan ini diambil setelah Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si., memanggil pihak perusahaan untuk mengklarifikasi praktik tersebut, yang dinilai bertentangan dengan syariat Islam dan budaya Aceh.

Lantas bagaimana reaksinya ?

Baru-baru ini Rara mencurahkan perasaannya usai disebut dipulangkan dari Aceh.

Lewat Instagram miliknya, Jumat (30/8/2024), Rara mengunggah potret stadion tempatnya melakukan ritual hujan.

Rara pun menyebutkan pada hari ini, Jumat (30/8/2024) stadion Harapan Bangsa cuaca ceria dan senang.

"Dears bawah langit lhong Raya kecamatan Banda Raya kota banda Aceh tepatnya Stadion Harapan Bangsa
Atas kasih sayang Tuhan diberikan berkah-Nya dan restu alam semesta cuaca cerah ceria Happy, hari ini 30/8/2024 Happy semua pekerja di semua gedung proyek renovasi," tulis Rara.

Ia pun menyebutkan akan selalu teringat suasana perasaan sayangnya kepada semua orang yang bekerja di proyek stadion tersebut.

"Sejak tanggal 20 Agustus aku sayangi, aku akan selalu teringat suasananya perasaan sayangnya semua orang pekerja proyek yg ramah, yg mayoritas muslim selalu rajin beribadah sholat 5 waktu On Time. Pawang hujan asalkan hatinya Happy bisa dong doa dan meditasi tirakatan jarak jauh. Jauh dimata dekat dalam doa dekat di hati," imbuhnya.

Baca juga: Kronologi Rara Pawang Hujan Dipulangkan Saat Lakukan Ritual di Aceh, Dinilai Tak Sesuai Budaya

Lebih lanjut, ia pun mengucapkan terimakasih kepada yang suka padanya.

"Buat yg suka dengan gayaku sebagai mbak @rarapawang_cahayatarot aku ucapkan Terimakasih, buat yg ngga suka mau membully terserah saja

Aku berfokus dg Energy kebaikan rasa syukur atas berkah blessing Tuhan yang maha baik diberikan Anugrah kecerdasan indigo bisa membantu sebagai pawang hujan smua hal yg Tuhan jalinkan silaturahmi kesempatan yg datang akan aku Handle dg baik dimohonkan berkah-Nya lancar sukses Happy aamin. Salam cahaya kasih sayang alam semesta dariku Rara Istiati," tutupnya.

Rara Bantah Dipulangkan

Sementara, Rara juga membantah dirinya dipulangkan dari Aceh.

Lewat Instagram miliknya, Rara menceritakan kejadian yang dialaminya.

Mbak Rara menyebutkan saat itu kedatangannya ke Aceh diminta untuk menghandle tim doa dan cuaca proyek pembangunan stadion.

Namun ia pun mengaku kaget dengan pernyataan PJ Gubenur Aceh, Safrizal yang menyebutkan dirinya dipulangkan.

"Oh ternyata kedatanganku memenuhi undangan handle tim doa kawan cuaca proyek pembangunan stadio Harapan Bangsa bukan hadlen PON di bawah langut Aceh itu seru yadan ada kagetnya, sampai ada bahasa pak Safrizal PJ Gubernur minta pawangnya dipulangkan," jelas Rara lewat Instagramnya, Kamis (29/8/2024).

Rara pun menjelaskan undangannya saat itu dari tanggal 20 Agustus hingga 29 Agustus yang diminta untuk mengawal cuaca proyek pembangunan.

"Sebenarnya nggak perlu ada bahasa minta harus aku dipulangkan karena memang undangan yang aku terima itu durasinya dari tanggal 20 Agustus -29 Agustus,

Buat kawal doa cuaca proyek pembangunan stadion harapan bangsa bukan Handle acara acara PON , jadi berfokus ke proyeknya buat doa khusus baik jarak jauh maupun ke lokasi proyek mengingat sepanjang bulan Juli- awal Agustus 2024 itu cuacanya hujan sampai angin badai," terangnya.

Lebih lanjut, Rara pun mengaku diundang bukan dirinya yang menawarkan diri.

"Mengingat ini adalah Event terakhir PON yang akan dibuka oleh bapak Presiden Jokowi maka undangan tersebut aku mau terima dengan baik,

Perlu digarisbawahi aku diundang ya bukan menawarkan diri buat handle

Eling dan waspada ya pak Safrizal nah rumahku bukan di Aceh pasti aku akan pulang setelah tugas yg dipercayakan ke aku selesai oleh pengundang Diantaranya pemasangan atap stadion PON yg memang atas izin Tuhan bisa dijalankan hari ini," jelasnya.

"Perlu anda ketahui pak Safrizal bahkan saat kunker anda sebagai PJ Gubernur di hari minggu itu Rara sudah di Aceh dan menjadi tim support doa yg baik handle pawang hujan Juga saat mentri PUPR bapak Bas Mau kunker itu Rara sudah doa meditasi tirakatan dg baik jarak jauh di tgl 21-22/8/2024,

Pas aku sampai itu banyak sekali penampakan alam gaib yg tertangkap kamera mengingat lokasi stadion ada efek tsunami bekas RSUD juga banyak sekali barang bergerak sendiri," bebernya.

"Tentu saja aku berkesadaran sangat paham Aceh dikenal sebagai Negeri serambi Mekkah, mayoritas Islam, makanya aku membawa asisten yg muslim yg taat sholat 5 waktu berdzikir dengan baik buat menambah POWER doa Energy spiritual saat meditasi & manifestasi,

Mohon diingat aku pernah kawal kegiatan PBNU di gbk itu beneran terasa prinsip islam rahmatan lil alamin : kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian & kasih sayang bagi manusia maupun alam semesta, mau menghargai sesamanya yg non muslim, acara PBNU tersebut atas izin-Nya sukses damai Happy dihadiri bapak Jokowi," tandasnya.

Selain itu, Rara lewat unggahan lainnya Rara mengaku pulang bukan diatur oleh PJ Gubernur Aceh.

"Aceh bukan rumahku jadi aku pastinya akan pulang setelah pekerjaan yg dititipkan ke aku selesai
Waktu pulangnya mengikuti kemauanku bukan diatur oleh Pak Safrizal PJ Gubernur Aceh itu,

Aku paham anda menegakkan syariat Islam di Aceh
Namun aku percaya ini indonesia itu bhineka tunggal Ika,

Dengan diundangnya aku Rara buat bekerja di bawah langit stadion harapan bangsa itu sebagai pawang hujan buat pelengkap doa spiritual ala kearifan khas indonesia. Toh faktanya atas izin Tuhan berhasil baik sampai hari ini On progres proyek pembangunan stadion sudah lebih lengkap

Mau simpati sama aku boleh mau baper silahkan saja, yang jelas ada kenangan manis doa pawang hujan," tutupnya.

Kronologi Rara Disebut Dipulangkan

Lewat Instagram yang diunggah @infoacehid, Rara tampak berjalan di pinggir stadion sambil memegang yang diduga sesajen (dupa).

Rara tampak berjalan di pinggir stadion dengan kepala menengadah ke langit. 

Dia membawa alat yang biasa dipakainya saat bekerja sebagai pawang hujan.

Seorang pria mengikutinya dari belakang.

Beberapa orang tampak melihat Rara beraksi dari atas tribun. 

Ritual mengusir hujan yang dilakukan Rara di Stadion Harapan Bangsa, direkam oleh seseorang pada Selasa sore (27/8/2024) saat mendung pekat bergelayut di langit Banda Aceh, melansir dari SerambiNews.

Usai Rara melakukan ritual, tidak lama kemudian hujan deras mengguyur Banda Aceh dan Aceh Besar. Hujan deras turut disertai dengan angin kencang.

Kemudian Mbak Rara akhirnya dipulangkan.

Pihak kontraktor yang mendatangkan Rara, akhirnya memulangkan pawang hujan tersebut melalui Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, pada penerbangan Rabu (28/8/2024) siang.

Setelah video itu beredar viral, Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Safrizal ZA memulangkan Rara Istiati.

Dilansir dari Serambinews, PT Wijaya Karya Gedung (Persero) Tbk dan PT Nindya Karya (Persero), KSO, yang bertanggung jawab atas proyek di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya.

Pertemuan antara Pj Gubernur dan perwakilan PT WIKA-Nindya berlangsung di ruang kerja Gubernur Aceh pada Rabu (28/8/2024).

Dalam pertemuan tersebut, Safrizal didampingi oleh Plh Sekretaris Daerah, asisten Sekda, dan Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh.

Sementara itu, pihak perusahaan diwakili oleh Deputi DPM Firmansyah dan KSKA Aditia.

Pihak perusahaan menjelaskan bahwa kehadiran pawang hujan adalah inisiatif dari pekerja proyek.

Tujuannya yaitu untuk mengantisipasi hujan agar tidak mengganggu pekerjaan di stadion.

Namun, mereka mengakui bahwa inisiatif tersebut diambil tanpa mempertimbangkan sensitivitas masyarakat Aceh yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan budaya lokal.

Atas permintaan Pj Gubernur, pihak perusahaan segera memulangkan Rara melalui Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, pada penerbangan Rabu siang.

Penjelasan PJ Gubernur

Penjabat (Pj) Gubernur Aceh,  Safrizal ZA, angkat bicara setelah memulangkan pawang hujan Rara Istiani Wulandari alias Mbak Rara dari Aceh.

Tindakan itu diambil oleh Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal, karena menilai ritual Rara tak sesuai dengan syariat islam dan kebudayaan Aceh.

"Aceh adalah daerah yang sangat menjaga nilai-nilai keislaman. Setiap kegiatan yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut harus dihentikan," kata Pj Gubernur, Rabu (28/8/2024).

Safrizal mengatakan, tindakan yang tidak sesuai dengan syariat dan budaya lokal, tidak dapat diterima.

Terlebih lagi dalam konteks proyek besar yang melibatkan banyak pihak. Untuk itu, Safrizal meminta perusahaan yang mendatangkan Rara segera mengklarifikasi kejadian tersebut dan menyampaikan permohonan maaf kepada publik.

Safriza kemudian menggelar pertemuan dengan dengan PT Wijaya Karya Gedung (Persero) Tbk dan PT Nindya Karya (Persero), yang bertanggung jawab atas proyek di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya. 
Pertemuan antara Pj Gubernur dan perwakilan PT Wika-Nindya berlangsung di ruang kerja Gubernur Aceh pada Rabu. 

Dalam pertemuan tersebut, Safrizal didampingi Plh Sekda, Asisten Sekda, dan Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh.

Sementara, perusahaan diwakili oleh Deputi DPM Firmansyah dan KSKA Aditia. 

Pihak perusahaan menjelaskan bahwa kehadiran Rara merupakan inisiatif dari pekerja proyek yang bermaksud mengantisipasi hujan agar tidak mengganggu pekerjaan di stadion. 

Namun, mereka mengakui bahwa inisiatif tersebut diambil tanpa mempertimbangkan sensitivitas masyarakat Aceh yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan budaya lokal.

Baca juga berita lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved