Berita Viral

Sosok Mbak Rara Pawang Hujan yang Dipulangkan dari Aceh saat Aksi Ritual di Acara PON 

Inilah sosok Mbak Rara, pawang hujan yang dipulangkan saat ritual di Aceh, wanita asal Jayapura sering hadir di berbagai acara kenegaraan...

Instagram/rarapawang_cahayatarot
Sosok Mbak Rara Pawang Hujan yang Dipulangkan dari Aceh saat Aksi Ritual di Acara PON 

Eling dan waspada ya pak Safrizal nah rumahku bukan di Aceh pasti aku akan pulang setelah tugas yg dipercayakan ke aku selesai oleh pengundang, Diantaranya pemasangan atap stadion PON yg memang atas izin Tuhan bisa dijalankan hari ini," jelasnya.

"Perlu anda ketahui pak Safrizal, bahkan saat kunker anda sebagai PJ Gubernur
di hari minggu itu Rara sudah di Aceh dan menjadi tim support doa yg baik handle pawang hujan
Juga saat mentri PUPR bapak Bas Mau kunker itu Rara sudah doa meditasi tirakatan dg baik jarak jauh di tgl 21-22/8/2024,

Pas aku sampai itu banyak sekali penampakan alam gaib yg tertangkap kamera mengingat lokasi stadion ada efek tsunami bekas RSUD juga banyak sekali barang bergerak sendiri," bebernya.

Baca juga: VIDEO Pemilik Angkringan Ngeluh Kena Pajak Rp 12 Juta per Bulan, Bapenda Singgung Omzet

"Tentu saja aku berkesadaran sangat paham Aceh dikenal sebagai Negeri serambi Mekkah, mayoritas Islam, makanya aku membawa asisten yg muslim yg taat sholat 5 waktu berdzikir dengan baik buat menambah POWER doa Energy spiritual saat meditasi & manifestasi,

Mohon diingat aku pernah kawal kegiatan PBNU di gbk itu beneran terasa prinsip islam rahmatan lil alamin : kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian & kasih sayang bagi manusia maupun alam semesta, mau menghargai sesamanya yg non muslim, acara PBNU tersebut atas izin-Nya sukses damai Happy dihadiri bapak Jokowi," tandasnya.

Selain itu, Rara lewat unggahan lainnya Rara mengaku pulang bukan diatur oleh PJ Gubernur Aceh.

"Aceh bukan rumahku jadi aku pastinya akan pulang setelah pekerjaan yg dititipkan ke aku selesai. Waktu pulangnya mengikuti kemauanku bukan diatur oleh Pak Safrizal PJ Gubernur Aceh itu,

Aku paham anda menegakkan syariat Islam di Aceh. Namun aku percaya ini indonesia itu bhineka tunggal Ika,

Dengan diundangnya aku Rara buat bekerja di bawah langit stadion harapan bangsa itu sebagai pawang hujan buat pelengkap doa spiritual ala kearifan khas indonesia. Toh faktanya atas izin Tuhan berhasil baik sampai hari ini On progres proyek pembangunan stadion sudah lebih lengkap

Mau simpati sama aku boleh mau baper silahkan saja, yang jelas ada kenangan manis doa pawang hujan," tutupnya.


Alasan Mbak Rara Dipulangkan

Rara Istiani Wulandari alias Mbak Rara pawang hujan disorot karena dipulangkan dari Aceh sebelum menggelar ritual pengusiran hujan Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, yang bakal dijadikan venue Pekan Olahraga Nasional XXI Aceh-Sumatera Utara.

Pj Gubernur Aceh, Safrizal menyebut jika Rara dipulangkan karena ritualnya tak sesuai dengan syariat islam dan kebudayaan Aceh.

"Aceh adalah daerah yang sangat menjaga nilai-nilai keislaman. Setiap kegiatan yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut harus dihentikan," kata Pj Gubernur, Rabu (28/8/2024).

Aksi Rara sebagai pawang hujan dinilai tidak dapat diterima dengan budaya lokal yang ada di masyarakat sekitar.

Terlebih lagi Rara berada di proyek besar yang melibatkan banyak pihak.

Pasca peristiwa itu, Safrizal meminta perusahaan yang mendatangkan Rara segera mengklarifikasi kejadian tersebut dan menyampaikan permohonan maaf kepada publik.

Ia menggelar pertemuan dengan dengan PT Wijaya Karya Gedung (Persero) Tbk dan PT Nindya Karya (Persero), yang bertanggung jawab atas proyek di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya.

Pertemuan antara Pj Gubernur dan perwakilan PT Wika-Nindya berlangsung di ruang kerja Gubernur Aceh pada Rabu.

Dalam pertemuan tersebut, Safrizal didampingi Plh Sekda, Asisten Sekda, dan Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh.

Sementara, perusahaan diwakili oleh Deputi DPM Firmansyah dan KSKA Aditia. Pihak perusahaan menjelaskan bahwa kehadiran Rara merupakan inisiatif dari pekerja proyek yang bermaksud mengantisipasi hujan agar tidak mengganggu pekerjaan di stadion.

Namun, mereka mengakui bahwa inisiatif tersebut diambil tanpa mempertimbangkan sensitivitas masyarakat Aceh yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan budaya lokal.

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com 

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved