Tahanan Rutan Pakjo Palembang Tewas

Diduga Dibunuh 5 Napi se-Sel, Polisi Dalami Kasus Tewasnya Irohmin Tahanan Rutan Pakjo Palembang

Polisi memeriksa 5 napi yang diduga terlibat dalam penyebab tewasnya Irohmin tahanan rutan klas 1 A Pakjo Palembang.

KOLASE TRIBUN SUMSEL
Terkait tewasnya tahanan Rutan Pakjo Palembang, Dirreskrimum Polda Sumsel Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo mengatakan pihaknya sudah memeriksa 5 napi rekan se-sel korban. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Polda Sumsel masih menyelidiki kasus tewasnya  Irohmin tahanan di Rutan Klas I A Pakjo Palembang. 

Dirreskrimum Polda Sumsel Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo menegaskan saat ini ada lima orang yang dicurigai sebagai pelaku atas penyebab tewasnya Irohmin

"Terkait adanya laporan kecurigaan tahanan di rutan Palembang kita sudah lakukan pemeriksaan 15 orang. Sudah 5 orang dicurigai, tapi kita belum tetapkan tersangka," ujar Anwar saat dikonfirmasi, Rabu (28/8/2024).

Kelima orang yang dicurigai itu adalah tahanan atau napi yang satu sel dengan korban.

"Iya yang lima dicurigai ini satu sel dengan korban," katanya.

Pihaknya berkoordinasi dengan pihak rutan dalam proses penyelidikan dan penetapan tersangka akan segera diketahui.

"Penetapan tersangka Insyaallah segera, doakan saja. Kami koordinasi juga dengan pihak rutan, kami sampaikan nanti kalau sudah ditetapkan tersangka," tandasnya.

Sebelumnya Polda Sumsel memeriksa 15 orang saksi yang meliputi sipir penjara, tenaga medis, dan tahanan yang satu sel dengan Irohmin

Pihak keluarga juga meyakini kalau tewasnya Irohmin juga dianggap janggal sebab ada beberapa bekas luka dan korban mengeluarkan darah saat dijemput jenazahnya di rumah sakit.

Hal ini disampaikan oleh Rusnawati (67 tahun) ibu kandung Irohmin yang masih tidak terima anaknya dinyatakan sakit, sebab keluarga melihat ada beberapa luka di kepala bagian belakang dan memar di kening.

"Di kepala belakang keluar darah di keningnya benjol membiru, terus tiga jarinya biru, saya tidak terima pak anak saya mati begitu," ungkap Rusnawati sambil menangis, saat dijumpai di kediamannya di Jalan Perjuangan, Kelurahan Karya Baru, Kecamatan Alang-alang Lebar, beberapa waktu lalu.

Saat dijumpai Rusnawati tidak berhenti menangisi kematian anak bungsunya Irohmin terlebih kematian Irohmin secara mendadak dan dianggap tidak wajar karena dikepalanya terdapat beberapa luka yang masih mengeluarkan darah saat jenazah dimandikan. 

Dengan kondisi jenazah yang janggal, keluarga masih beranggapan kemungkinan besar Irohmin meninggal karena dibunuh. 

Rusnawati juga menyebut sebelum Irohmin meninggal, anaknya itu sempat menghubungi kakaknya meminta dikirimi uang sebesar Rp 350 ribu.

Menurutnya, uang itu ditujukan agar Irohmin bisa keluar dari kamar karantina yang ada di Rutan karena dia baru sekitar satu atau dua minggu ditahan di sana. 

 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved