Olimpiade Paris 2024

Akhirnya Angela Carini Petinju Wanita Asal Itali Minta Maaf ke Imane Khalif, Akui Sangat Menyesal

Momen tak terduga terjadi dalam pertandingan tinju Olimpiade 2024 saat petinju putri Italia Angela Carini melawan atlet Aljazair Imane Khelif.Angela

Editor: Moch Krisna
Getty Images/Richard Pelham/AP Photo/John Locher
Angela Carini memutuskan mundur bertanding melawan atlet Aljazair Imane Khelif diduga trangender pada pertandingan di Paris, Kamis (1/8/2024) 

Dengan dalih banyak wanita yang punya testosteron setara dengan kadar pria, Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengizinkan Khelif tetap bertanding di Paris.

Menyerah setelah 47 Detik Bertanding

Momen tak terduga terjadi dalam pertandingan tinju Olimpiade 2024 saat petinju putri Italia Angela Carini melawan atlet Aljazair Imane Khelif.

Angela Carini memutuskan mundur bertanding melawan atlet Aljazair Imane Khelif pada pertandingan di Paris, Kamis (1/8/2024) waktu setempat itu.

Detik-detik Angela Carini memutuskan mundur itu terjai saat 46 detik bertanding melawan Aljazair Imane Khelif.

Khelif mendaratkan beberapa pukulan ke Carini dalam 30 detik pertama sebelum pukulan kanan yang kuat mengenai hidungnya hingga menyebabkan petinju Italia itu untuk mengangkat tangannya dan kembali ke sudutnya.

Pelatih Carini kemudian memberi isyarat bahwa sang atlet mengundurkan diri dari pertarungan ronde 16 kelas putri.

Khelif sendiri diduga merupakan petinju transgender, apalagi ia sempat tak lolos uji kelayakan gender.

Tak lama kemudian Carini yang masih menangis berkata bahwa ia berhenti bertanding karena rasa sakit akibat pukulan keras di laga tersebut.

“Saya merasakan sakit di hidung saya, dan dengan kedewasaan seorang petinju, saya katakan ‘cukup’, karena saya tidak ingin, saya tidak mau, saya tak bisa menyelesaikan pertandingan,” ujar Carini dikutip dari Associated Press, dilansir dari Kompas.com.

Carini yang putus asa berlutut di atas ring, menangis tersedu-sedu dan menolak untuk menjabat tangan Khelif setelah wasit menyatakan petinju Aljazair itu sebagai pemenang.

"Saya seorang petarung. Ayah saya mengajarkan saya untuk menjadi seorang pejuang. Ketika saya berada di atas ring, saya menggunakan pola pikir itu, pola pikir seorang pejuang, pola pikir pemenang. Kali ini saya tidak berhasil," kata Carini.

Menurutnya, dirinya mengalah karena kedewasaan. Namun, dia mengaku merasa sangat sedih karena mimpinya di Olimpiade hancur.

"Saya keluar, mimpi saya berakhir. Jadi saya merasa sangat sedih, dengan hati yang hancur. Tidaklah tepat jika Olimpiade saya berakhir di sini, tidak tepat jika mimpi saya berakhir di sini, karena seorang atlet telah melakukan begitu banyak pengorbanan.

Saya tidak malu untuk mengatakan bahwa saya menyerah, saya bahkan tidak takut untuk kembali ke ring tinju," ujar Carini.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved