Berita Palembang
Bertambah 409 Kasus HIV AIDS di Sumsel, Tertinggi di Palembang, Akibat Perilaku Seks Tak Aman
Dari jumlah kasus HIV/AIDS itu, paling banyak terjadi pada kategori usia 20-29 sebanyak 154 orang. Berikutnya kategori usia 30-39 yang mencapai 130 .
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kasus HIV/AIDS masih mengancam dalam diam. Di Sumatera Selatan trendnya masih menunjukkan peningkatan, dimana pada tahun 2022 ada 658 kasus baru HIV/AIDS, dan pada 2023 ada 870 kasus baru HIV/AIDS.
"Pada Januari hingga Mei 2024 sudah ada 409 kasus baru HIV/AIDS. Melihat jumlah tersebut, diprediksi kasus 2024 sampai akhir tahun sama dengan kasus 2023," kata Pengelola Program HIV Dinkes Sumsel, Irma, Kamis (25/7/2024).
Irma merincikan, untuk 409 orang yang terinfeksi HIV/AIDS ini rinciannya sebanyak 295 orang yang terinfeksi HIV atau stadium I dan II, lalu 114 orang terinfeksi AIDS atau stadium III dan IV.
Berdasarkan data yang ada, dari jumlah kasus sepanjang lima bulan itu terbanyak terjadi di Kota Palembang yang mencapai 221 orang. Rinciannya, HIV 172 orang dan AIDS 49 orang. Jumlah infeksi itu cukup jomplang dibandingkan dengan 16 daerah lain di Sumsel.
Di Lubuklinggau, angka HIV/AIDS sebanyak 26 kasus yang terdiri dari 14 orang terinfeksi HIV dan 12 orang AIDS). Berikutnya Ogan Komering Ulu (OKU) Timur 23 kasus (10 HIV dan 13 AIDS), Banyuasin 19 kasus (17 HIV dan 2 AIDS) dan Prabumulih 19 kasus (16 HIV dan 3 AIDS).
Kemudian di Musi Banyuasin 18 (15 HIV dan 3 AIDS), Muara Enim 18 kasus (9 HIV dan 9 AIDS), OKI 15 kasus (10 HIV dan 5 AIDS), Lahat 11 kasus (8 HIV dan 3 AIDS) dan OKU 11 kasus (7 HIV dan 4 AIDS).
Di Ogan Ilir ada 7 kasus (HIV), Musi Rawas 6 kasus (5 HIV dan 1 AIDS), OKU Selatan 5 kasus (2 HIV dan 3 AIDS), Empat Lawang 5 kasus (1 HIV dan 4 AIDS), Pagar Alam 1 kasus (AIDS) dan Penukal Abab Lematang Ilir 2 kasus ( 1 HIV dan 1 AIDS).
Dari jumlah kasus HIV/AIDS itu, paling banyak terjadi pada kategori usia 20-29 sebanyak 154 orang. Berikutnya kategori usia 30-39 yang mencapai 130 orang.
Menurutnya, perilaku hubungan seks yang tidak aman, baik secara secara heteroseksual dan homoseksual menjadi penyebab kasus ini terus terjadi. Dinkes Sumsel, juga terus melakukan edukasi terkait HIV/AIDS ini agar kasusnya tidak terus bertambah.
"Kita juga melakukan deteksi dini pada orang-orang yang beresiko, pengobatan pada pasien yang sudah terinfeksi HIV, kerjasama lintas program dan lintas sektor dan pemantauan pengobatan" jelasnya.
Untuk lintas sektoral itu, pihaknya juga menggandeng pihak terkait untuk melakukan edukasi dan informasi dasar soal HIV/AIDS. Seperti dari Kementerian Agama terkait skrining calon penganten, dengan Dinas Sosial untuk memberi batuan keahlian dan modal untuk ODHIV (orang dengan HIV/AIDS) dan lain-lain.
Masyarakat Semakin Sadar
Kasus HIV/AIDS masih terus meningkat di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), dimana pada tahun 2022 ada 658 kasus baru HIV/AIDS, dan pada 2023 ada 870 kasus baru HIV/AIDS. Pada Januari hingga Mei 2024 sudah ada 409 kasus baru HIV/AIDS.
Menurut Rudi Muliansyah dari Yayasan Sriwijaya Plus, semakin bertambahnya kasus HIV/AIDS artinya masyarakat semakin sadar untuk melapor dan melakukan pemeriksaan untuk pengobatan.
"Penambahan kasus HIV/AIDS ini
bukan berarti jelek, karena semakin banyak ditemukan artinya semakin aware masyarakat untuk periksa kesehatan dan melakukan pengobatan," kata Rudi, Kamis (25/7/2024).
Menurutnya, untuk pengobatan di Puskesmas kan sudah bisa juga jadi nggak mesti harus ke rumah sakit. Untuk itu jika ada masyarakat atau warga yang terinfeksi HIV/AIDS jangan dijauhi, tapi di support.
"Sebab kalau yang terinfeksi HIV/AIDS ini menghilang dan belum mendapatkan pengobatan bisa timbul kasus baru. Jadi lebih baik di support dan diobati," katanya.
Menurutnya, jika ada keluarga yang terdampak atau terinfeksi HIV/AIDS
bisa hubungi Sriwijaya Plus, bisa juga melalui Instagram @sriwijayaplus dan nantinya akan diedukasi dan diberikan informasi yang valid.
"Berdasarkan yang ada dari 2019 hingga Maret 2024 tercatat ada 4.418 kasus HIV/AIDS. Jadi HIV/AIDS ini bukan masalah kesehatan lagi tapi juga semua orang, dalam artian kalau terinfeksi ya diobati dan ditindaklanjuti secara berkesinambungan," ungkapnya.
Rudi pun memberikan saran supaya terhindar dari HIV/AIDS maka setialah dengan pasangan dan gunakan kondom. Karena penularan HIV/AIDS ini dari seks. Kebanyakan karena seks bebas, pergaulan dan lainnya.
"Maka harapannya keluarga lebih aware kepada anak-anaknya atau anggota keluarganya, dan menjalin komunikasi ke anak-anaknya," katanya.
Baca juga: PKBI Ungkap Penyebab Palembang Jadi Kota Dengan Penderita HIV/ AIDS Terbanyak di Sumsel Tahun 2024
Baca juga: Palembang Jadi Kota Dengan Penderita HIV/ AIDS Terbanyak di Sumsel Tahun 2024, Bertambah 221 Kasus
Jangan Dikucilkan
Kasus HIV/AIDS di Sumatera Selatan (Sumsel) terus mengalami peningkatan. Untuk itu diharapkan pemerintah melakukan penanganan secara kontinyu.
"Harapannya kepada pemerintah, jangan lengah. Karena HIV/AIDS ini harus dilakukan secara kontinyu, atau terus dilakukan secara konsisten," kata Ketua PKBI Sumsel Amirul Husni, Kamis (25/7/2024).
Menurutnya, terkait Kota Palembang penambahan kasus HIV/AIDS terbanyak karena Palembang pusat perhatian, sebab mobilitasnya tinggi. Segala pusat Wilayah Sumsel di Palembang.
"Mulai dari kunjungan wisata juga banyak, jadi Palembang dengan segala hiruk pikuk dan persolan yang ada. Terlebih kalau di Kabupaten/Kota lain kurang hiburan, di Palembang cukup banyak," katanya.
Namun menurutnya, sebenarnya ada juga yang paling rentan itu daerah pertambangan, karena umumnya di lapangan ada potensi itu sebab jauh dengan keluarga, dan jarang kumpul dengan keluarga.
"Masyarakat sudah paham akan HIV/AIDS. Ketika kita memberikan edukasi mereka paham, harapannya jangan sampai terjadi seks bebas. Kalaupun terjadi sebaiknya menggunakan kondom," katanya.
Imbaunya kepada masyarakat, jangan musuhi orang positif HIV/AIDS tapi yang dimusuhi virus HIV/AIDS nya. Jadi kalau ada yang positif jangan dikucilkan, jangan dijudge, idealnya jangan melakukan seks bebas dan narkoba. Kalaupun itu terpaksa dilakukan maka gunakan kondom.
"Kalau yang sudah positif harus dikonsumsi secara rutin obatnya yaitu ARV. Ketika berhenti minum ARV virus akan berkembang lagi, jadi tidak ada berapa lama efektif dan lain-lain melainkan seumur hidup harus diminum obatnya," katanya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Kejari Palembang Akui Geledah Kantor Perkimtan Terkait Kasus Korupsi, Tegaskan Tak Ada OTT |
![]() |
---|
Bidar Palembang dan Pacu Jalur Riau, Serupa tapi tak Sama, Pengalaman Novie Ikut Pelatihan ABCID |
![]() |
---|
Peby Anggi Pratama Resmi Dilantik Jadi Ketua HIPMI Palembang, Tingkatkan Kerjasama Dengan Pengusaha |
![]() |
---|
Universitas MDP Buka Program Studi Desain Komunikasi Visual, Syarat-Biaya Pendaftaran & per Semester |
![]() |
---|
Sertin Agustina Raih Gelar Magister Administrasi Publik di FISIP Universitas Sriwijaya, IPKnya 4.0 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.