Gemasnya Kepala OJK Sumsel-Babel, Produksi Kopi Sumsel Terbesar Tapi yang Dapat Devisa Lampung

Kepala OJK Sumsel-Babel Arifin Susanto merasa gemas dengan produksi kopi Sumsel terbesar di Indonesia tapi yang dapat devisa lampung.

Penulis: Ray Hapyeni | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM/RAY HAPPYENI
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumsel dan Kepulauan Babel Arifin Susanto. 

TRIBUNSUMSEL.COM, YOGYAKARTA -- Para petani kopi di Sumsel tengah menikmati masa masa happy dengan harga kopi yang meroket di kisaran Rp 70 ribu per kilogram (kg).

Tingginya harga kopi Sumsel berbanding lurus dengan fakta saat ini Sumsel penghasil kopi terbesar di Tanah Air yakni mencapai 26,85 persen dari total produksi nasional 774,96 ribu ton.

"Sayangnya meski produksi Sumsel terbesar tapi yang dapat namanya bukan Sumsel tapi Provinsi Lampung," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumsel dan Kepulauan Babel Arifin Susanto saat Media Gathering bersama wartawan Sumsel Babel di Hotel Griya Persada Kaliurang, Yogyakarta Selasa (9/7/2024) malam.

Sumsel penghasil kopi terbesar di Indonesia. Lalu di posisi kedua disusul Lampung dengan 116,26 ribu ton (14,68 persen) , dan Sumatera Utara 80,87 ribu ton (11,16 %).

Kenapa yang dapat namanya Lampung karena kopi Sumsel dijual ke Lampung dan Lampung yang mengekspornya ke luar negeri. Sehingga yang dapat devisanya Lampung bukan Sumsel.

Baca juga: Kepala OJK Sumsel Arifin Ingin Bawa Kopi Sumsel Mendunia

Sementara dari sisi pengemasan para petani kopi di Sumsel juga masih perlu dimaksimalkan lagi.
Di sisi lain ada petani kopi yang terjebak praktik ijon, menjual kopinya kepada tengkulak saat kopi masih belum siap dipanen.

Arifin menyebut sejumlah daerah penghasil kopi di Sumsel seperti Pagaralam, Muaraenim dengan kopi Semendonya dan beberapa daerah lainnya di Sumsel.

Arifin ingin mendorong pengembangan kopi di Sumsel.

Menciptakan komunitas petani kopi yang melek perbankan sehingga bisa mendapatkan pendanaan maksimal dari bank untuk produksinya.

"Sumsel khususnya Sumbagsel ini sejak zaman kolonial sudah terkenal dengan produksi kopinya yang nikmat bagi pencinta kopi," katanya.

Untuk mengembalikan kejayaan kopi di Sumsel, OJK Sumsel Babel pada Agustus mendatang akan menggelar acara minum kopi bersama terbanyak di sepanjang Sungai Musi untuk memecahkan rekor MURI.

"Kita sebut kopi Sumsel itu kopi Sriwijaya saja ya, kan Sumsel pernah jaya dengan kerajaan Sriwijaya. Jadi lebih nendang kalau disebut kopi Sriwijaya. Kira-kira nanti peserta minum kopi terbanyak ini 3.000 orang lah ya," kata Arifin.

Gelaran minum kopi bersama terbanyak rencananya akan diselenggarakan pada 13 Agustus 2024 mendatang bekerjasama dengan IKADIN.

Rencana lain yang akan dilakukan OJK yakni membentuk Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di Sumsel di antaranya di Kabupaten Lahat dan Kota Pagar Alam.

“Juga akan dibentuk Desa EKI ini di Provinsi Bangka Belitung,” jelas Arifin.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved