Kepala OJK Sumsel Arifin Ingin Bawa Kopi Sumsel Mendunia

Kepala Otoritas Jaya Keuangan (OJK) Sumsel Arifin Susanto yang baru dikukuhkan 2 Juli lalu memiliki visi misi membawa Sumsel maju dan lebih baik lagi

Penulis: Hartati | Editor: Moch Krisna
TRIBUNSUMSEL.COM/Hartati
Kepala OJK Sumsel Babel Arifin Susanto memberi sambutan di sesi media update dan Gathering Media Sumsel Babel, Selasa (9/7/2024) 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Hartati

TRIBUNSUMSEL.COM, YOGYAKARTA - Kepala Otoritas Jaya Keuangan (OJK) Sumsel Arifin Susanto yang baru dikukuhkan 2 Juli lalu memiliki visi misi membawa Sumsel maju dan lebih baik lagi di bawah kepimpinannya dengan bermitra dengan semua pihak terkait.

Kepala OJK Sumsel Babel, Arifin Susanto mengatakan OJK memiliki visi misi dengan bermitra dengan semua pilihan atau OJK frendly.

Salah satunya dengan merangkul lembaga jasa keuangan dan juga industri jasa keuangan non perbankan lainnya.

Selama ini komunikasi dengan LJK dan IJKB lebih banyak melalui auditor dan saat ini komunikasi antar lembaga keuangan dan jasa industri non perbankan itu sudah mulai diaktifkan lagi.

Selain itu juga komunikasi OJK ini bukan cuma dengan LJK dan IJKB saja tapi juga dengan lembaga instansi vertikal juga yakni pemerintah.

"Untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi itu maka harus dibuat sekretariat bersama (sekber) dan OJK membuat sekber sehingga menjadi tempat sekber TPID Sumsel, sekber menyelaraskan akselari keuangan daerah, sekber TPKAD, sekber ketahanan pangan dan digitalisasi pengembangan keuangan daerah," ujar Arifin di sesi media update dan Gathering Media Sumsel Babel, Selasa (9/7/2024).

Sementara itu sektor prioritas unggulan yang akan dibawa diah kepemimpinan Arifin Susanto agar unggul yakni kopi Sumsel agar bisa mendunia dengan kopi Sriwijaya sehingga bisa kembali mengembalikan kejayaan kopi Sumsel yang lebih dikenal sebagai kopi Lampung.

Upaya mengangkat kopi ini mendunia dengan menggelar pemecahan rekor MURI minum kopi serentak terbanyak dan peran OJK yakni mendorong agar pelaku usaha kopi mendapat pembiayaan hingga pengembangan dari hulu hingga hilir.

Selain itu, OJK juga ingin mendorong inklusif agar merata akses pembiayaan keuangan merata karena masih ada masyarakat yang belum paham dan masih ada jarak dengan lembaga jasa keuangan karena ketidak tahuan atau takut tentang perbankan.

Membangun ekosistem jasa keuangan ini tidak harus dimulai dari kota tapi juga bisa dimulai dari desa.

Salah satunya ekosistem desa yang saat ini dimenangkan oleh OJK di Lahat dan Pagaralam.

"Masih ada masyarakat yang ke bank harus didampingi kepala desa dan lepas sendal karena takut dan belum pernah berurusan dengan perbankan," ujar Arifin.

Terakhir, OJK juga terbuka mengenai keterbukaan informasi terkini mengenai transaksi judi online, pengawasan sektor jasa keuangan dan industri jasa keuangan non perbankan lainnya.

Sehingga banyak juga pengaduan masyarakat yang diterima oleh OJK seputar sektor jasa keuangan dan industri keuangan non bank yang masuk dari laporan masyaraka.

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved