Berita Derap Nusantara
Mewujudkan “Keluarga Cemara” Dalam Kehidupan Nyata
Sejarah Hari Keluarga Nasional pertama kali dipelopori oleh Kepala BKKBN di era Presiden Soeharto, yaitu Prof. Dr. Haryono Suyono pada tahun 1992.
Betapa tidak, ada sebanyak 9,89 juta orang Generasi Z menganggur yang tergolong NEET (not employment, education, or training) alias tidak bekerja, tidak sedang menempuh pendidikan, dan tidak pula mengikuti suatu kursus atau sejenis pelatihan.
Kondisi ini sering disebut sebagai pengangguran di usia muda karena tidak melakukan kegiatan apa pun.
Angka pengangguran usia muda itu setara 22,5 persen dari 44,47 juta penduduk berusia 15--24 tahun pada Agustus 2023.
Jumlah penganggur itu sebagian besar tinggal di perkotaan dan lebih banyak dari kalangan perempuan.
Fakta itu semakin ironis tatkala disandingkan dengan data lain yang mengungkap keberadaan 9,4 juta warga lanjut usia di atas 60 tahun yang masih bekerja menopang ekonomi keluarga.
Sebagian dari 5,7 juta lansia terpaksa bekerja keras karena menanggung beban 11,1 juta generasi produktif, termasuk di dalamnya adalah kaum milenial, dan Gen Z.
"Keluarga Cemara"
Keluarga adalah unit sosial terkecil yang memberi andil besar dalam memengaruhi kondisi lingkungan masyarakat.
Perlu diterapkan manajemen organisasi praktis dan sederhana agar interaksi antar anggota keluarga berlangsung harmonis. Sebab, keharmonisan amat berpengaruh terhadap kesuksesan dalam membangun keluarga ideal.
Bila memerlukan rujukan bagaimana sebuah keluarga ideal digambarkan, sebuah sinema bertema keluarga --tema yang jarang diangkat-- berjudul “Keluarga Cemara”, kiranya pantas dijadikan referensi.
Cerita novel karya Arswendo Atmowiloto yang diadaptasi menjadi serial televisi di tahun 90-an kemudian naik ke layar lebar pada awal 2019 dan sekarang sedang dipentaskan dalam format drama musikal di Jakarta.
Disajikan dalam format apa pun, baik novel, serial, film, atau drama musikal, cerita “Keluarga Cemara” selalu sukses menyedot antusiasme penonton.
Bahkan, saat diangkat ke layar lebar tahun itu menjadi salah satu film terlaris yang meraup jumlah penonton 1,7 juta orang lebih.
Anda yang sudah menonton film pemborong berbagai penghargaan bergengsi itu mungkin telah terinspirasi untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Jika belum, berikut adalah sejumlah nilai kehidupan yang dapat dipetik dari sinema itu. Agar tak menyerupai sebuah ulasan film, akan diambil aspek pelajarannya saja.
Perlindungan Sosial untuk Penyandang Disabilitas 2024 |
![]() |
---|
Memetik Inspirasi dari Praktik Agroforestri Desa Sungai Merah Jambi |
![]() |
---|
Resmikan Jalan Layang Madukoro, Presiden Prabowo Harapkan Mampu Tingkatkan Ekonomi Jateng |
![]() |
---|
Menyusuri Jejak Musik Indonesia di Galeri Lokananta Solo |
![]() |
---|
Meningkatkan Produksi Ikan Untuk Memenuhi Konsumsi Nasional |
![]() |
---|