Berita OKU Timur

Ajang Perkenalan dan Cari Jodoh, Pemuda-pemudi di Desa Rasuan OKU Timur Hidupkan Tradisi Ningkuk'an

Ningku'an merupakan tradisi perkenalan putra-putri di Rasuan hingga ajang cari jodoh.

Penulis: CHOIRUL RAHMAN | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Choirul Rahman
Ningkuan - Para muda-mudi di Desa Rasuan, Kecamatan Madang Suku I ketika melakukan acara ningkuk'an, Selasa (02/07/2024). 

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Para pemuda-pemudi yang berada di kawasan Desa Rasuan, Kecamatan Madang Suku I, OKU Timur kembali menghidupkan tradisi didesanya yakni Ningku'an.

Ningku'an merupakan tradisi perkenalan putra-putri di Rasuan hingga ajang cari jodoh.

Hal ini seperti yang dilakukan muda-mudi Desa Rasuan di kediaman bapak Obet Desa Rasuan, Kecamatan Madang Suku I melakukan ningku'an karena adanya pernikahan anaknya yang bernama Raska Mawardi dan Suryati.
 
Ketua Karang Taruna Desa Rasuan, Kecamatan Madang Suku I Indra Hendrawan mengatakan, bahwa Ningku'an sendiri adalah tradisi yang sudah diwariskan oleh sesepuh-sesepuh desa dan sangat terkenal pada era tahun 1970-1980 an.

"Ningku'an merupakan sebuah tradisi pertemuan muda dan mudi pada malam menjelang acara resepsi pernikahan. Jadi setiap ada acara nikahan pasti ada Ningku'an ini," katanya, Selasa (02/07/2024).
 
Lanjut kata dia, Ningkuk'an biasanya dilakukan bujang-gadis dalam rangka perpisahan dengan salah satu teman mereka yang akan berumah-tangga dan biasanya dilaksanakan malam hari sebelum acara ijab qabul.

Pada pelaksanaan ningkuk'an para bujang dan gadis mempersiapkan tempat yang akan dijadikan tempat ningkuk'an satu hari sebelum acara dimulai.

"Tempat ningkuk'an biasanya dilaksanakan di dalam rumah atau di halaman rumah dengan tikar yang membentang dengan diiringi alunan musik dan selendang," tuturnya.

Baca juga: Pemkab OKU Timur Bakal Gelar Festival Chip In Literasi Digital Kemenkominfo,Targetkan Ribuan Peserta

Baca juga: KSPSI OKU Timur Terima Penghargaan dari Kapolres, Jadi Organisasi Koordinatif dan Komunikatif

Lebih lanjut ia menjelaskan, saat acara ningkuan digelar, terdapat sekelompok pemuda berhadapan dengan sekelompok pemudi. Lalu ada moderator yang memandu acara.

Sambil mengisi waktu, beredar selendang yang diiringi alunan musik dan lagu-lagu lainnya.
 
"Pada saat alunan musik tersebut dimatikan oleh moderator lalu terdapatlah muda mudi yang memegang selendang terkena hukuman," ujarnya.
 
Lalu hukuman tersebut, ada yang memecahkan balon yang di dalam balon tersebut sudah diisi dengan sebuah kertas yang berisi perintah atau tantangan.

"Ada juga yang kena hukuman perkenalan satu sama lain, berpantun. Serta ada juga hukuman berjoget secara berpasangan," bebernya.

Ningkuk'an juga merupakan berkumpulnya bujang-gadis dalam rangka perpisahan dengan salah satu teman mereka yang akan berumah tangga.

Lalu, tujuan dari tradisi ningkuk'an ini adalah berkumpulnya bujang dan gadis untuk menghibur keluarga dan kedua pengantin.

Selain itu juga tujuan ningkuk'an adalah untuk memberikan kemudahan bagi bujang dan gadis untuk mencari sahabat sekaligus mencari pasangan (ajang pencarian jodoh).

"Sebab tidak menutup kemungkinan setelah acara ningkuk'an selesai para bujang dan gadis yang berkenalan di acara ningkuk'an menjalin persahabatan, pacaran dan bahkan hubungan  kejenjang pernikahan," terangnya.

Pada kesempatan ini ia juga mengajak para pemuda-pemudi untuk sejenak melupakan hiruk pikuk dunia maya.

"Mari kita kembali ke akar jati diri kita sebagai manusia sosial di kehidupan nyata. Mari kita kembali bergembira, merawat tradisi lama yang telah hampir punah," tuturnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved