Penerimaan Siswa Baru

Kalah Dari Sekolah Sekitar, SD Neger 3 Palembang Hanya Mendapat 6 Siswa Baru Saat PPDB 2024

Hingga batas akhir pendaftaran yang telah ditentukan hanya enam calon siswa itu saja yang mendaftarkan di sekolah tersebut.

Penulis: Hartati | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Hartati
SDN 3 Palembang di jalan Sungai Itam Padang Selasa. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - SD Negeri 3 Palembang yang berada di jalan Sungai Itam Padang Selasa tahun ini hanya menerima enam calon siswa baru yang mendaftar saat penerimaan Pengumuman Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Hingga batas akhir pendaftaran yang telah ditentukan hanya enam calon siswa itu saja yang mendaftarkan di sekolah tersebut.

Kepala SD Negeri 3, Tamzani mengatakan sekolah itu memang sejak lama kurang diminati masyarakat.

Siswa di kelas itu hanya berisi belasan siswa hampir setiap kelasnya, seperti halnya kelas enam yang baru lulus hanya terisi 19 siswa saja.

Sekolah itu juga hanya memiliki enam rombongan belajar dengan satu rombel setiap jenjang kelasnya.

Atau nyaris enam tahu belakangan ini memang sepi, setiap tahun hanya bisa menerima belasan siswa baru saja.

Baru tahun kemarin, atau tahun 2023 saat dia menjabat kepala sekolah yang baru, sekolah itu barulah mendapatkan siswa cukup banyak yakni 26 siswa.

"Tahun ini cuma dapat ujungnya saja dari yang tahun lalu atau enam siswa," ujar Tamzani, Kamis (20/6/2024).

Baca juga: Hasil PPDB 2024 SD Negeri 20 Palembang Tak Dapat Satu pun Siswa, Sekolah Akui Sepi Peminat

Baca juga: 11 Kepala SMA Negeri di Palembang Dipanggil Ombudsman Terkait Dugaan Kecurangan PPDB Jalur Prestasi

Tamzani menyebut upaya sosialisasi telah dilakukan untuk menarik siswa agar mau bersekolah di sana dengan memperbaiki fasilitas sekolah yakni menambal lapangan sekolah yang rusak, membuat jalan setapak menuju yang bagus, melengkapi fasilitas dengan alat belajar mengajar lengkap.

Namun upaya itu tidak cukup efektif menarik minat siswa atau orangtua siswa menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut.

Tamzani mengakui, sekolah itu memang berada di wilayah yang cukup dalam atau tidak bisa dijangkau langsung dengan mobil.

Kalah pamor dengan sekolah di sekitarnya yang lebih baik dari segi fisik bangunan karena di kawasan juga banyak sekolah lainnya seperti SDN 2, 10 dan SDN 38 yang mengapit SDN 3 tersebut.

Selain itu juga karena SDN 3 berada di tengah pemukiman mayoritas warga keturunan Tionghoa juga membuat SDN ini kurang diminati.

Dari segi fisik bangunan sekolah tidak ada yang salah karena sekolah memiliki bangunan kokoh, dengan dua gedung sekolah.

Satu gedung lantai 1 dan satu gedung berlantai 2 dan pagar yang kokoh dengan tampilan baru di cat sehingga terlihat bagus.

Hanya saja gedung sekolah berlantai dua terlihat catnya mulai mengelupas.

Tamzani mengatakan memang tidak mengecat sekolah dengan anggaran yang sudah dikucurkan pemerintah karena tidak akan cukup jika digunakan mengecat sekolah dan akan membuat biaya sekolah lainnya terbengkalai.

Peralatan sekolah juga lengkap dan bagus seperti meja dan kursi belajar sudah menggunakan menggunakan meja dan kursi fiber dengan daya tampung 28 siswa per kelas.

Di setiap kelas juga disiapkan tiga lemari yakni lemari untuk guru, lemari untuk murid dan lemari perpustakaan.

Karena di sekolah itu juga banyak siswa non muslim khususnya Budha maka disiapkan juga ruang khusus pembelajaran agama Budha yang dilengkapi dengan alat peraga keagamaan berupa patung Budha dan juga guru agama Budha.

Namun dia mengakui sekolah tersebut memang berada di atas rawa yang berisi air limbah bekas pembuangan pabrik tahu sehingga kerap menimbulkan aroma tak sedap.

Dia menduga bisa saja orang tua murid enggan menyekolahkan anak mereka karena ngeri jika anak bermain jatuh ke rawa. Padahal sekolah telah berusaha mengawasi siswa saat proses belajar mengajar agar aman.

"Ini juga jadi evaluasi dan PR kami bagaimana caranya agar sekolah ini kembali diminati siswa dan orang tua siswa," ujarnya.

Tamzani menyebut kini ada empat siswa migrasi atau siswa yang sebelumnya mendaftar dari sekolah lain yang kuota kelebihan untuk dialihkan ke sekolah tempatnya memimpin.

Namun hingga kini empat siswa itu belum tahu apakah mau pindah atau tidak, tinggal menunggu saja jika mereka mau ya dipersilahkan tapi jika tidak mau juga tidak bisa dipaksakan.

Sedangkan ke enam siswa yang mendaftarkan diri itu diterima karena cukup syarat administrasi juga cukup umurnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Palembang, Anaori mengatakan akan meninjau sekolah yang disebut minim pendaftaran PPDB.

"Akan kita cek dulu nanti ke sekolah-sekolahnya," ujar Ansori.

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved