DPO Kasus Vina Cirebon Ditangkap

Isi Percakapan Iptu Rudiana saat Pertama Bertemu Liga Akbar usai Vina dan Eky Tewas 2016 Silam

Isi percakapan Iptu Rudiana pertama kali bertemu Liga Akbar akhirnya  dibongkar.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Liga Akbar saksi kasus Vina. Ia membongkar isi percakapan Iptu Rudiana bersama dirinya usai Vina dan Eky tewas. 

"Skenario itu. saya udah nolak beberapa kali. Pas pemeriksaan. kamu ada di situ katanya. saya bilang, kata siapa pak saya ada di situ. logikanya saya gak ada di situ kenapa diperiksa," ucap Liga Akbar.

Berkali-kali Liga mengaku tak tahu soal kejadian itu.

Namun Liga Akbar membantah, karena dia tak ada di TKP di tanggal 27 Agustus 2024 lalu itu.

"(Waktu kejadian?) Ada di warung SMA 4 saya. (dari TKP) Agak jauh," kata Liga Akbar.

Karena tidak ada di TKP, di hadapan seorang oknum Polisi yang memeriksanya, Liga mengaku tak tahu soal kejadian.

Namun sang oknum Polisi itu terus berkata bahwa Liga Akbar ada di lokasi.

"Skenario itu. saya udah nolak beberapa kali. Pas pemeriksaan. kamu ada di situ katanya. saya bilang, kata siapa pak saya ada di situ. logikanya saya gak ada di situ kenapa diperiksa," ucap Liga Akbar.

Berkali-kali Liga mengaku tak tahu soal kejadian itu.

Akhirnya isi BAP yang selesai dibuat berbeda jauh dari apa yang sebenarnya dialami Liga Akbar.

Liga yang saat itu tidak didampingi pengacara hanya bisa pasrah.

"Saya bingung pak mau minta tolong sama siapa," katanya.

Liga Akbar juga menceritakan suasana sidang kasus Vina Cirebon tersebut pada tahun 2017.

Liga bahkan sampai menangis ketika menceritakan momen pahit tersebut.

Sambil mata berlinang Liga mengaku hanya bisa mengikuti arus sesuai BAP yang diduga merupakan skenario kematian Vina dan Eky yang dibuat.

"(Di sidang sesuai BAP) Terpaksa pak. Karena sidang itu tertutup pak. Di situ ada rekan Almarhum Eky, ada ibunya juga, cuman gak boleh masuk pak, saya bingung banget disitu pak," ungkap sambil menahan air matanya agar tidak menetes.

Liga Akbar seakan-akan ikut menjalan peran dalam dugaan skenario kematian Vina Cirebon tersebut.

Liga mengaku bahwa dalam keterlibatannya sebagai saksi di kasus tersebut, dia tidak diiming-imingi uang.

"(Iming-iming uang) Enggak," kata Liga Akbar.

Dia juga mengaku tidak mendapat ancaman dan penyiksaan dalam pemeriksaan keterangan di tahun 2016 lalu tersebut.

Diketahui, atas pengakuan Liga ini, ayah Eky yang merupakan Polisi bernama Iptu Rudiana dicurigai banyak pihak.

Ditambah pula sebelumnya dia terkesan bungkam ketika kasus pembunuhan Vina dan Eky mencuat.

Rudiana pun baru-baru ini diperiksa Propam, namun hasil pemeriksaan itu belum diumumkan.

Eks Wakapolri Soroti Kesalahan Iptu Rudiana

Eks Wakapolri Komjen (Purn) Oergroseno menanggapi soal Iptu Rudiana diduga memerintahkan saksi Liga Akbar kesaksian palsu kasus Vina Cirebon.

Eks Wakapolri Komjen (Purn) Oergroseno mengaku miris dengan hal itu jika apa yang dialami Liga Akbar memang benar terjadi.

Menurutnya, Iptu Rudiana ini buka sutradara film yang bisa buat skenario pembunuhan.

"Dia (Iptu Rudiana) kan bukan sutradara film, dia mau bikin skenario seperti apapun sekolahnya gak ada, pasti susah," katanya dikutip dari TV One, Jumat (14/6/2024). Dikutip dari Tribunnewsbogor.com

Oergroseno pun mengatakan, harusnya Iptu Rudiana membantu penyidik secara intelegen sebagai anggota Polri.

"Cari informasi ke seluruh kawan-kawan si Eky. Jangan membawa teman dekat terus diperiksa, itu bagi saya seorang polisi berbuat seperti itu sudah fatal," tegasnya.

Ia pun mempertanyakan keseriusan Iptu Rudiana mengungkap pembunuhan anaknya.

"Kalau menyatakan ingin mengungkap, tapi hanya sampai situ. Kalau polisi ingin mengungkap, misal masyarakat jadi korban dia harus mengungkap. Apalagi anaknya jadi korban dia harus dua-tiga kali lebih dari menyelidiki kasus biasa," ungkap Oergroseno lagi.

Oergroseno juga mengatakan, seharusnya sejak awal kasus Vina dan Eky terjadi, analisa seorang reserse kriminal harus jalan, yakni analisa motif.

"Apakah korban utama Vina, apakah korban utama Eky, apakah kenakalan remaja yaitu geng motor, atau kaitan dengan narkoba. Karena terlalu sadis lihat korban seperti itu, ini harusnya dikembangkan terus," kata dia.

Untuk itu dirinya menduga bahwa sejak awal kasus ini, Iptu Rudiana tidak melakukan pendekatan tersebut.

"Jangan berharap harus bisa menangkap pelaku, yang penting diperjelas dulu persoalan kasusnya apa, baru cari pelaku," pungkasnya.

Baca juga berita lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved