DPO Kasus Vina Cirebon Ditangkap

Beda Kesaksian Suroto, Aep dan Melmel di Kasus Vina, Susno Duadji: Perkara Bisa Berbalik 180 Derajat

Kini, perbedaan kesaksian Suroto denhan Aep Melmel disorot, polisi lebih percaya dengan kesaksian Suroto lantaran dinilai lebih masuk akal...

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Weni Wahyuny
youtube/Official iNews
Suroto saat memberikan kesaksian. Berbedanya kesaksian Suroto, Melmel dan Aep, menurut Susno Duadji bisa menjadikan perkara ini berbalik 180 derajat, dengan catatan kesaksian Suroto benar. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

TRIBUNSUMSEL.COM - Setelah para saksi memberikan kesaksian atas peristiwa dalam kasus Vina Cirebon 2016 silam, beberapa perbedaan diantaranya mulai terungkap.

Terkini, kesaksian dari Suroto, petugas keamanan sekitar TKP Vina dan Eky ditemukan, bak membantah kesaksian Aep dan Melmel yang lebih dulu muncul.

Sebelumnya, dalam peristiwa ini disebut jika posisi Vina dan Eky berdekatan saat ditemukan di flyover Talun, Cirebon, pada Sabtu 27 Agustus 2016.

Hal tersebut terkuak berdasarkan cerita dari Aep dan Melmel yang mengaku sebagai rekan kedua korban.

Baca juga: Susno Duadji Yakin dengan Kesaksian Suroto Dalam Kasus Vina Cirebon : Aep dan Melmel Tak Kuat

Namun kini cerita kronologi datang dari Suroto.

Suroto mengatakan jika saat itu posisi Vina dan Eky bejarak 7 meter saat ditemukan.

Ia melihat kedua korban penuh dengan darah.

Akan tetapi saat itu Eky sudah dalam kondisi tak bernyawa.

Sedangkan Vina merintih berteriak memohon pertolongan.

"Saya pikir dia (Eky) meninggal, saya fokus tolong yang perempuan, dia (Vina) minta tolong, 'tolong, tolong'. Saya menolong ke yang perempuan," kata Suroto yang merupakan mandor Desa Kecomberan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat dilansir dari TribunnewsBogor.com

Suroto saat reka adegan pertama kali menemukan jasad Vina dan Eki. petugas keamanan Suroto sempat gemetaran tak menyangka melihat kondisi Vina yang memprihatinkan hingga membuatnya tergerak untuk menolong.
Suroto saat reka adegan pertama kali menemukan jasad Vina dan Eki. petugas keamanan Suroto sempat gemetaran tak menyangka melihat kondisi Vina yang memprihatinkan hingga membuatnya tergerak untuk menolong. (Youtube Official iNews)

Menurut Suroto, dirinya sempat mencoba menenangkan Vina agar bersabar menahan rasa sakitnya.

"Sabar ya dek lagi manggil mobil. Terlentang juga," katanya.

Bahkan menurut Suroto, Vina masih sempat melambaikan tangan kanannya untuk meminta pertolongan.

"Tangan yang kanan ini," katanya.

Suroto kemudian mengangkat kepala Vina dan memapahnya.

"Bangkitkan, duduk. Dia terlentanga, kepalanya saya papah," katanya.

Suroto melihat luka parah pada bagian kaki dan tangan kiri Vina.

Selain itu kata Suroto, wajah Vina juga penuh dengan lebang.

"Parah juga, kaki luka, ku kira kena sobekan besi atau apa saya juga gak tahu, tangannya yang kiri yang parah. Wajahnya memar semua," kata Suroto.

Baca juga: Rekam Jejak Otto Hasibuan Pengacara Siap Bela Pegi di Kasus Vina, Tangani Kasus Jessica Wongso

Baca juga: Bungkamnya Irjen Pol Akhmad Wiyagus Kapolda Jabar Ditanyai Perkembangan Kasus Vina Cirebon

Terpenting menurut Suroto saat itu kondisi Vina sudah ditutup menggunakan jaket biru putih dengan lambang XTC.

"Saya nolong pertama si Vina itu sebelum saya tolong jaket itu sudah buat nutup kemaluannya. Warna putih biru (jaketnya). Saya betulin celana dalamnya si Vina karena posisi celananya tidak pas seperti kita pakai semestinya. melorot. Udah itu saya tutupin lagi pakai jaket," katanya.

Pria berusia 50 tahun ini menekankan bahwa malam itu hanya dirinya yang menolong Vina dan Eky.

"Ramai cuma gak ada yang berani menolong, saya sendiri yang pertama kali nyentuh korban gak ada yang berani. Gak lama polisi datang," katanya.

Kesaksian Melmel

Sejak awal muncul, Melmel mengaku kalau pada malam kejadian, yakni 27 Agustus 2016 ia bersama Vina, Eky dan Linda.

Melmel bahkan mengaku menjadi orang terakhir yang bertemu dengan Eky dan Vina.

Dia juga berulang kali menjelaskan kalau dia membonceng Linda di malam kejadian.

"Saya bilang ke Eky, ajaklah Linda, masa akang jadi obat nyamuk," kata Melmel dikutip dari Youtube tvOneNews, Jumat (31/5/2024).

Melmel menyebut ia, Vina dan Eky sempat terpisah karena harus isi bensin dulu.

Melmel juga sempat antar pulang Linda ke rumahnya.

Setelah mengantar Linda pulang, Melmel lantas mencari Vina dan Eky.

Ia merasa khawatir karena mereka kedua tak kunjung memberi kabar.

Melmel juga mengaku sempat menerima chat dari teman Eky.

Teman Eky tersebut menyampaikan bahwa ia melihat Vina dan Eky tengah dikepung sekelompok pemuda geng motor.

Melmel mengungkap lokasi penyiksaan Vina dan Eky malam itu berada di Gang Bakti I seberang SMP 11 Cirebon.

"Lokasi itu (penyiksaan) di Gang Bakti I, pas depannya SMP (SMP 11 Cirebon) itu kan ada gang masuk ke dalam tuh," katanya.

Melmel mengatakan di dekat lokasi kejadian melihat ada warung, bahkan sempat mengajak pemilik warung menghampiri para pelaku.

Kesaksian Melmel ini sama dengan Aep, yang mengaku membeli rokok di sebuah warung dekat TKP.

"Di SMP 11 saya taro motor di situ, karena di antara beberapa yang masuk gang itu saya lihat," kata Melmel.

Melmel pun mengatakan kalau ada warung kecil yang buka pada malam kejadian.

"Di saat itu ada warung, warung itu gak besar sih," jelasnya.

Bahkan Melmel mengaku sempat mengajak pemilik warung untuk menemaninya.

"Tapi dia gak berani, karena dia gak berani yauda saya langsung masuk ke dalam ngendap-ngendap," tutur Melmel.

Melmel juga membuat kesaksian kalau pelaku yang menyiksa Vina dan Eky jumlahnya lebih dari 10 orang.

"Sekitar 10 lebih lah, saya gak ngitung pada saat itu," kata dia.

Dirinya mengaku melihat para pelaku pertama kali menyiksa Eky terlebih dahulu.

"Pertama disiksa itu Eky, sempat saya mau maju tapi takut karena posisi saya sendirian. Setelah Eky dipukul, sudah tidak bergerak, baru Vina ini disiksa," ungkapnya.

Namun dalam pengakuan Linda, ia mengatakan kalau pada malam tewasnya Vina dan Eky dia ada di rumah.

Linda bahkan sudah lama tidak bertemu dengan Vina dan Eky.

"Ada sekitar 6 bulan (tidak bertemu)," kata Linda.

Kesaksian Aep

Sosok AEP, mengaku saksi mata kasus pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon 2016 lalu.

Ia mengaku yang menyaksikan langsung di TKP.

AEP bahkanl membenarkan bahwa Pegi Setiawan alias Perong, DPO yang berhasil diamankan polisi ada di tempat kejadian pembunuhan Vina dan Eki.

Bahkan, AEP juga lah yang pertama kali menghubungi ayah Eki, Iptu Rudiana sebelum penangkapan delapan pelaku.

Sosok AEP ternyata warga asal Kampung Pilar Barat, Desa Karang Asih, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

Dia saat ini berusia 30 tahun dan menjadi saksi kunci kronologi tragedi peristiwa tersebut.

Dalam kesaksiannya, dia mengaku melihat peristiwa awal sebelum kedua korban ditemukan meninggal.

Kala itu, AEP bekerja sebagai tukang cuci mobil di sebuah bengkel yang kebetulan berdekatan dengan tempat kejadian perkara (KTP).

Saksi juga mengaku sempat dimintai keterangan oleh Dirkrimum Polda Jawa Barat dan Polres Cirebon untuk memastikan pelaku yang diamankan adalah DPO pembunuhan Vina dan Eky.

AEP menjelaskan bahkan sosok terduga pelaku Pegi Setiawan alias Perong ada di lokasi kejadian dengan menggunakan sepeda motor suzuki berwarna pink.

"Terakhir semalam itu diberi keterangan soal masalah DPO yang semalam baru ditangkap itu, jadi dia menanyakan ‘apakah saudara mengenal sama orang ini?, ya saya mengenalinya cuman saya tidak tahu namanya," ujar AEF di Cikarang. Dikutip dari Kompas.com, Jumat (24/5/2024).

"Motornya smash warna pink," tambahnya.

AEP mengaku Pegi berada di lokasi saat kejadian berlangsung.

"Waktu penangkapan itu, saudara Pegi itu tidak ada ya, tapi pas waktu kejadian itu ada," ujar AEF.

AEP mengatakan keseharian Pegi yang diketahuinya kerap kumpul di seberang cuci steam tempat dia bekerja.

"Nggak pernah (interaksi). Ini saya tahu saja anak-anak sering nongkrong di sana depan bengkel saya," ucap AEP.

AEP mengaku saat kejadian yang berada di lokasi kejadian berjumlah delapan orang.

Namun dia mengenal dengan orang tersebut secara wajahnya saja, namun kurang mengetahui namanya.

Lebih lanjut, AEP mengungkapkan saat kejadian, ia tengah berada di warung, dekat peristiwa itu terjadi.

"Kejadian itu sekitar setengah sebelas malam, kebetulan saya lagi di warung, terus ada pengendara motor yang berseragam XTC lewat terus langsung dilempari batu (Vina dan Eky)," kata AEP.

AEP mengatakan sempat terjadi kejar-kejaran sekelompok remaja itu dengan korban.

Ada sekitar delapan orang, akan tetapi yang memepet korban sebanyak empat motor.

"Terus dikejar-kejar, bicara melempar saya kurang tahu ya (jumlah orang yang terlibat pelemparan). Berhubung saya takut di situ akhirnya saya pulang saja," jelasnya.

Lalu ayah Eki, Iptu Rudiana pun melakukan penelusuran dan bertemu dengan  Aep dan temannya, Dede.

Iptu Rudiana lalu memberikan nomor teleponnya kepada Aep dan Dede, lalu meminta menghubunginya jika menemukan pelaku.

Namun hingga persidangan kasus Vina Cirebon selesai, saksi Aep dan Dede ini tidak pernah dihadirkan.

Susno Duadji Yakini Kesaksian Suroto

Mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen (Purn) Susno Duadji menilai bahwa kesaksian Suroto tentang kasus Vina lebih meyakinkan.

"Kesaksian pak Suroto ini lebih meyakinkan karena didukung 2 anggota Polri, didukung lagi petugas perawat yang ada di rumah sakit jadi dia cukup kuat," kata Susno Duadji.

"Bisa juga Suroto diperiksa ada gak darahnya Eki atau Vina itu kuat sekali," sambungnya.

Susno membandingkan kesaksian Suroto dengan Aep dan Melmel.

"Kalau kesaksian Aep, Melmel itu tidak kuat," katanya.

Menurutnya kesaksian Suroto bisa mengubah alur kronologi kasus Vina Cirebon.

"CCTV memang tidak menyorot kepada korban tapi ke jalan, tujuannya apa tergeletaknya Eky dan Vina disitu kalau karena kecelakannya berarti masih mengendarai, nah kalau ditergeletak disana bisa jadi dilempar bisa jadi terjatuh terpentung benda tajam, atau mengidap penyakit, ini yag harus diselidiki, ada manfaatnya walapun tidak tersorot," tandas Susno.

"Dengan kesaksian pak Suroto ini kalau benar dan tidak berbohong maka jalannya perkara ini akan berbalik 180 derajat, termasuk yang sudah disidangkan dan divonis," katanya.

Jika memang kesaksian Suroto benar dan jujur, maka persidangan kasus Vina Cirebon pada 2016 silam berjalan berdasarkan rekayasa,

"Berarti hakim, jaksa dan Polri membawa perkara ke depan sidang berdasarkan suatu rekayasa kejadian," kata Susno Duadji.

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved