Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana

Rekam Jejak Bus PO Trans Putera Fajar yang Alami Kecelakaan di Subang, Diduga Mesin Pernah Terbakar

Fakta baru kecelakaan yang dialami oleh bus PO Trans Putera Fajar yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok terkuak, mesin sempat terbakar

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Weni Wahyuny
Tiktok/Rara_Azura / Tribun Jabar/Ahya Nurdin
(kiri) Bus PO Trans Putera Fajar diduga pernah mengalami masalah terbakar. Informasi itu didapatkan dari pengalaman warganet yang mengaku pernah menjadi penumpang bus pelat AD 7524 OG itu. 

8. Berikutnya adalah model SHD (Super High Decker) yang memiliki bodi dan lantai dek lebih tinggi dari dari bus HD.

9. Tinggi total bus SHD ini sekitar 3,8 meter hingga 3,9 meter.

10. Bus-bus SHD mengaplikasikan kaca depan ganda alias double glass.

11. Dengan dek yang tinggi, bus model SHD juga bisa memiliki ruang bagasi yang lebih lega untuk membawa barang bawaan penumpang.

Selain tiga model di atas juga terdapat model MHD atau medium high deck yang diperkenalkan oleh Karoseri Adi Putro.

12. Diduga, bus PO Trans Putera Fajar sudah dirombak oleh bengkel karoseri dari tinggi standar menjadi model HD atau SHD.


Rem Bus Blong Meski Sempat Diperbaiki Sopir

Sang sopir, Sadira menceritakan perjalanan bus yang membawa rombongan bus siswa Lingga Kencana Depok.

Bus Putera Fajar yang membawa rombongan pelajar melaju dari Alun-alun Bandung untuk bermalam di Cihampelas.

Saat itu, kondisi bus masih normal dan terkendali.

Terungkap sosok sopir bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan bawa siswa SMK Lingga Kencana Depok, mengakibatkan 11 orang tewas.
Terungkap sosok sopir bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan bawa siswa SMK Lingga Kencana Depok, mengakibatkan 11 orang tewas. (Youtube Kompas TV)

"Besoknya (Sabtu 11 Mei 2024) rencana kembali ke Depok, tapi memang ada acara makan siang lalu ke Tangkuban Perahu," kata Sadira.

Saat berada di lokasi wisata Tangkuban Perahu, Sadira sudah merasakan menginjak rem terlalu dalam.

Ia akhirnya menghubungi montir untuk mengecek kondisi bus. Lalu, bus melanjutkan perjalanan menuju Depok.

"Jadi ikut memastikan rem aman, kalau memang ada kendala, mungkin dari situ, kan tahu sendiri Tangkuban Perahu lebih curam. Itu masih terkendali masih aman," katanya.

Sadira melanjutkan rem bus kembali diperbaiki saat berada di RM Bang Jun sebelum Ciater.

Setelah itu ia melanjutkan perjalanan pulang.

Namun saat sampai di perempatan Ciater, ia menghentikan busnya karena sedang banyak kendaraan lalu lalang.

"Waktu itu, pada saat habis makan sore di Rumah Makan Bang Jun, kemudian saya melanjutkan perjalanan. Namun nahas saat memasuki turunan perempatan Sariater, tiba -tiba saya tekan rem, perseneling saya masukin enggak masuk-masuk. Ternyata anginnya tiba tiba habis," kata Sadira saat ditemui Tribun Jabar saat menjalani perawatan di RSUD Subang, Minggu (12/5/2024). Dikutip dari TribunJabar.id

Ia pun menduga kecelakaan maut itu karena rem blong.

"Tiba-tiba rem tersebut blong saat masuk turunan pertigaan Sariater, hingga akhirnya terjadi kecelakaan maut ini," ujarnya.

"Pada saat di perempatan Ciater, itu kan ada kendaraan lalu lalang keluar masuk kan. Jadi saya berhenti di situ ngerem.

Nah itu, langsung rem kanan dengan porsneling prei," kata Sadira seperti dalam tayangan live KompasTV, Minggu (12/5/2024).

Saat hendak berangkat lagi, rem bus tidak berfungsi. Sadira mengaku langsung kehilangan kendali.

"Lalu setelah saya mau masuk saya lihat kondisi angin sudah tahu-tahu habis.

Pada saat itu lah saya sudah hilang kendali," katanya.

Kondisi itu sudah dikomunikasikan kepada kondektur dan team leader sesaat sebelum kecelakaan.

"Ini ada rem blong. Kalau untuk penumpang semua di belakang. Posisi disekat," imbuhnya.

Sadira sempat mencari jalur penyelamat. Karena tidak ada, ia lantas membanting kemudi hingga bus itu terguling.

"Saya sudah panik saat tahu rem blong. Waktu itu mau saya terusin takut tambah banyak korban karena akan banyak kendaraan yang tertabrak nantinya," katanya.

Namun nahas, keputusannya itu tetap mengakibatkan satu pengendara sepeda motor tewas.

"Karena di depan ada 5 sepeda motor, saya klakson enggak mau minggir. Akhirnya terpaksa saya buang ke samping, daripada lebih banyak korban yang di depan," imbuhnya.

Baca juga: Kisah Ega Siswa SMK Lingga Kencana Selamat dari Kecelakaan Bus di Subang, Keluar Lewat Atap Ringsek

Dalam pemikiran saya kalau saya teruskan, melalui jalan raya, otomatis banyak kendaraan yang tersambar. Akirnya saya punya inisiatif harus dibuang (banting setir).

"Untuk mencari penyelamat, biasanya juga ada antisipasi jalur yang nanjak ke atas itu kan, ternyata di situ tidak ada.

"Di depan saya ada tiang listrik, agar kendaraan bus itu berhenti, terpaksa saya putar ke kanan dan setelah itu saya sudah tidak tahu apa yang terjadi lagi," jelasnya.

"Jadi tak ada pilihan lain waktu itu, lebih baik saya buang kanan dan benturkan ke tiang listrik hingga akhirnya terguling dan terhenti," ucapnya.

"Namun ternyata korbannya juga banyak. Saya tidak menyangka mobil tersebut akan terguling," imbuhnya.

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved