Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana

Roy Suryo Tanggapi Kecelakaan Bus Rombongan SMK Lingga Kencana : Pemilik Bus Harus Tanggung Jawab

Roy Suryo, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ikut menanggapi soal kecelakaan maut yang dialami oleh rombongan SMK Lingga Kencana, singgung pemilik PO

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Weni Wahyuny
Instagram/krmtroysuryo2 / Tribun Jabar/Ahya Nurdin
Roy Suryo (kiri) turut menanggapi kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana 

Ketua KNKT, Soerjanto, mengatakan pihaknya memeriksa kelaikan bus untuk mengetahui penyebab kecelakaan terutama dengan sistem pengeremannya.

"Jadi fokus kami sistem pengereman dari bus yang diakui sang sopir sesaat sebelum kecelakaan remnya bermasalah," kata Soerjanto saat melakukan inspeksi terhadap bus maut Putera Fajar di Terminal Subang, Minggu (12/5/2024) sore.

Soerjanto mengatakan, KNKT juga mengecek terkait sistem keselamatan lainnya.

"Kita cek juga terkait sabuk pengaman dan rangka bus yang dirasa tidak bisa melindungi penumpang di kala terjadi benturan," tuturnya.

Terkait hasil inspeksi ini, KNKT tak bisa memastikan kapan bisa keluar.

Menurutnya data dari inspeksi ini perlu dikalibrasi dengan data lainnya seperti data dengan wawancara sopir.

"Ya semoga saja secepatnya hasil inspeksi ini bisa segera disimpulkan sehingga bisa diketahui apa penyebab terjadinya kecelakaan maut tersebut," kata Soerjanto.

Baca juga: Reaksi PJ Gubernur Jabar usai Bus Siswa SMK Lingga Kencana Kecelakaan, Keluarkan SE soal Study Tour

Beberapa rombakan dan modifikasi bus jadul menjadi bus kekinian

1. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mendapati bus pariwisata Putera Fajar sudah diubah spesifikasinya dari bus standar menjadi bus highdecker.

2. Bus tersebut menggunakan sasis Hino AK produksi 2006 dan sudah sekitar 4 kali berganti pemilik.

3. Sasis bus pariwisata PO Trans Putera Fajar ini adalah bus bermesin depan Hino AK tipe AK1J non-turbo, dengan sistem pengereman sudah full air namun untuk rem tangan masih manual.

4. Di dunia transportasi dikenal bus model HD, HDD dan SHD untuk bus dengan penggerak 4x2 enam ban dengan panjang sasis maksimum 12 meter.

5. Bus-bus model ini memiliki tinggi dek yang lebih naik dibanding bus-bus standar era 1990-an ke bawah.

6. Pada bus HD tinggi lantai bus sekitar 3,4 meter hingga 3,5 meter model kaca depan single glass.

7. Kemudian bus HDD memiliki lantai bus yang lebih tinggi dari model HD, yakni 3,7 meter.Pada model HDD karoseri umumnya sudah berani memasang kaca depan ganda alias double glass.

8. Berikutnya adalah model SHD (Super High Decker) yang memiliki bodi dan lantai dek lebih tinggi dari dari bus HD.

9. Tinggi total bus SHD ini sekitar 3,8 meter hingga 3,9 meter.

10. Bus-bus SHD mengaplikasikan kaca depan ganda alias double glass.

11. Dengan dek yang tinggi, bus model SHD juga bisa memiliki ruang bagasi yang lebih lega untuk membawa barang bawaan penumpang.

Selain tiga model di atas juga terdapat model MHD atau medium high deck yang diperkenalkan oleh Karoseri Adi Putro.

12. Diduga, bus PO Trans Putera Fajar sudah dirombak oleh bengkel karoseri dari tinggi standar menjadi model HD atau SHD.


PJ Gubernur Jabar Keluarkan SE Study Tour

PJ Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin kini bereaksi usai bus rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024).

Dengan tegas Bey mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 64/PK.01/KESRA tentang Study Tour Pada Satuan Pendidikan yang melarang sekolah mengadakan kegiatan di luar kota.

Beleid dalam SE tersebut mengimbau kegiatan study tour hanya dilakukan di dalam kota pada masing-masing wilayah Jawa Barat.

Namun, hal itu dikecualikan bagi sekolah yang sudah melakukan kontrak kerjasama study tour yang berlokasi di luar Provinsi Jabar dan tidak dapat dibatalkan.

"Kegiatan study tour satuan pendidikan diimbau untuk dilaksanakan di dalam kota di lingkungan wilayah Provinsi Jawa Barat melalui kunjungan ke pusat perkembangan ilmu pengetahuan, pusat kebudayaan, dan destinasi wisata edukatif lokal, yang ditujukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal di Provinsi Jawa Barat," kata Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin dikutip dalam SE, Senin (13/5/2024) dilansir dari Tribunnews.

Inilah potret terakhir perpisahan rombangan siswa SMK Lingga Kencana Depok sebelum kecelakaan maut di Subang.
Inilah potret terakhir perpisahan rombangan siswa SMK Lingga Kencana Depok sebelum kecelakaan maut di Subang. (TribunnewsDepok.com)

Bukan tanpa sebab, SE ini diterbitkan pasca kecelakaan maut yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Jalan Raya Kp. Palasari Ds. Palasari, Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) petang.

Sebab keamanan keamanan bagi seluruh peserta didik dalam kegiatan study tour menjadi perhatian utamanya kesiapan awak kendaraan.

"Keamanan jalur yang akan dilewati, serta berkoordinasi dan mendapatkan rekomendasi dari dinas perhubungan kabupaten/kota terkait kelayakan teknis kendaraan," tulis SE Pj Gubernur Jabar.

Terakhir, pihak satuan pendidikan dan yayasan yang akan menyelenggarakan study tour, agar melakukan koordinasi dengan memberikan surat pemberitahuan kepada dinas pendidikan sesuai kewenangannya.


Kemenhub Diminta Perhatian

Sedangkan, Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKS Suryadi Jaya Purnama, meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub), untuk melakukan ramp check (inspeksi keselamatan) bus angkutan Pariwisata dan angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) serta lainnya di seluruh Indonesia.

Hal itu disampaikannya menanggapi kecelakaan yang menimpa bus rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) yang mengakibatkan korban 11 orang meninggal dunia, dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Tiba-tiba Rem Blong

"Ramp check ini, dibutuhkan selain pada saat mudik Lebaran, karena pada saat musim liburan panjang akhir pekan di bulan Mei, disusul liburan semester, banyak study tour yang diselenggarakan oleh sekolah," kata Suryadi kepada wartawan, Senin (13/5/2024).

"Ke depan, FPKS mengusulkan agar masa banyaknya study tour sekolah tersebut menjadi perhatian Kemenhub untuk melancarkan kembali ramp check," imbuhnya.

Hal ini, lanjut Suryadi, tak terlepas dari fakta pada momen libur panjang Isra Miraj dan Imlek pada Februari 2024 lalu, telah diperiksa sebanyak 118 Bus Pariwisata di wilayah Jakarta, Banten dan juga Jawa Barat, ditemukan hanya didapati 66 bus atau 36 persen yang lolos KIR dan KPS (Kartu Pengawasan).

"Ada 26 bus yang KIR-nya mati dan ada 45 bus yang KPS-nya mati, sedangkan sisanya tidak terdaftar sebagai bus pariwisata," ucap Anggota DPR RI dari Dapil NTB 1 ini.

Selain itu, kata dia, Fraksi PKS juga meminta agar Kemenhub kembali menggerakkan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) seluruh Indonesia untuk memonitor dan mengawasi bus pariwisata yang beroperasi ke lokasi wisata di setiap daerah.

"FPKS juga mendesak agar kompetensi sopir bus benar-benar diawasi, tidak hanya kelaikan jalan busnya. Sopir bus harus dalam keadaan prima dan cukup istirahat pada saat mengendarai bus. Jika perlu, sopir bus AKAP dan Pariwisata untuk jarak melebihi tertentu harus ada lebih dari satu orang," kata Suryadi.

Fraksi PKS, lanjut Suryadi, juga mendorong Kemenhub lebih aktif memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk terlebih dulu mengecek kelaikan jalan angkutan bus yang akan digunakan di aplikasi MitraDarat sebelum berangkat.

"Pada aplikasi MitraDarat terhadap fitur untuk mengecek kelaikan jalan angkutan bus, baik bus AKAP maupun Pariwisata, yaitu hanya memasukkan nomor kendaraan pada fitur “Cek Laik” di aplikasi, nanti akan terlihat izin operasional angkutan dan keterangan kelulusan uji berkala," pungkasnya.


Rem Blong

Diketahui jika bus yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana itu mengalami kecelakaan di jalan raya Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) sekitar pukul 18.45 WIB akibat rem blong.

Padahal sebelumnya sang sopir, Sadira sempat memperbaiki rem bus tersebut ketika berhenti di rumah makan.

Terungkap sosok sopir bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan bawa siswa SMK Lingga Kencana Depok, mengakibatkan 11 orang tewas.
Terungkap sosok sopir bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan bawa siswa SMK Lingga Kencana Depok, mengakibatkan 11 orang tewas. (Youtube Kompas TV)

"Tiba-tiba rem tersebut blong saat masuk turunan pertigaan Sariater, hingga akhirnya terjadi kecelakaan maut ini," ujarnya.

Sadira menyebut jika peristiwa kecelakaan itu terjadi saat memasuki turunan perempatan Sariater.

Saat itu ia sangat kaget karena rem bus tak bisa berfungsi.

"Waktu itu, pada saat habis makan sore di Rumah Makan Bang Jun, kemudian saya melanjutkan perjalanan. Namun nahas saat memasuki turunan perempatan Sariater, tiba -tiba saya tekan rem, perseneling saya masukin enggak masuk-masuk. Ternyata anginnya tiba tiba habis," kata Sadira saat ditemui Tribun Jabar saat menjalani perawatan di RSUD Subang, Minggu (12/5/2024). Dikutip dari TribunJabar.id

Menurut Sadira, setelah tahu remnya blong, saat itulah dirinya kelabakan mencari jalur penyelamat.

Sayang, hal yang dia cari tak ada.

"Saya sudah panik saat tahu rem blong. Waktu itu mau saya terusin takut tambah banyak korban karena akan banyak kendaraan yang tertabrak nantinya," katanya.

"Karena di depan ada 5 sepeda motor, saya klakson enggak mau minggir. Akhirnya terpaksa saya buang ke samping, daripada lebih banyak korban yang di depan," imbuhnya.

Dia pun memilih buang kendaraan ke kanan sehingga menabrak Feroza dan tiga sepeda motor.

Sadira mengaku membanting setir ke arah kanan demi menghindari kecelakaan yang lebih parah.

Namun nahas, keputusannya itu tetap mengakibatkan satu pengendara sepeda motor tewas.

"Jadi tak ada pilihan lain waktu itu, lebih baik saya buang kanan dan benturkan ke tiang listrik hingga akhirnya terguling dan terhenti," ucapnya.

"Namun ternyata korbannya juga banyak. Saya tidak menyangka mobil tersebut akan terguling," imbuhnya.

Baca juga: Klarifikasi Yayasan SMK Lingga Kencana Terkait Kecelakaan Siswa di Subang, Tak Tahu Bus Tak Laik

Akibat kecelakaan tersebut, 11 orang dilaporkan meninggal dunia, 27 orang luka berat, dan 13 orang mengalami luka sedang.

Sedangkan Sadira mengaku hanya mengalami luka sedang.

"Saya hanya mengalami luka sedang, tidak terlalu parah seperti yang bisa dilihat saat ini. Hanya mengalami memar di bagian kepala tangan, dan kaki," ucapnya.

Selain itu, Sadira menceritakan perjalanan bus yang membawa rombongan bus siswa Lingga Kencana Depok.

Bus Putera Fajar yang membawa rombongan pelajar melaju dari Alun-alun Bandung untuk bermalam di Cihampelas.

Saat itu, kondisi bus masih normal dan terkendali.

"Besoknya (Sabtu 11 Mei 2024) rencana kembali ke Depok, tapi memang ada acara makan siang lalu ke Tangkuban Perahu," kata Sadira.

Saat berada di lokasi wisata Tangkuban Perahu, Sadira sudah merasakan menginjak rem terlalu dalam.

Ia akhirnya menghubungi montir untuk mengecek kondisi bus. Lalu, bus melanjutkan perjalanan menuju Depok.

"Jadi ikut memastikan rem aman, kalau memang ada kendala, mungkin dari situ, kan tahu sendiri Tangkuban Perahu lebih curam. Itu masih terkendali masih aman," katanya.

Sadira melanjutkan rem bus kembali diperbaiki saat berada di RM Bang Jun sebelum Ciater.

Ia pun menduga kecelakaan maut itu karena rem blong. Kondisi itu sudah dikomunikasikan kepada kondektur dan team leader sesaat sebelum kecelakaan.

"Ini ada rem blong. Kalau untuk penumpang semua di belakang. Posisi disekat," imbuhnya.

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved