Berita Viral

5 Fakta Istri di Ngawi Meninggal Dunia Usai Cabut Gigi Bungsu, Awalnya Ngeluh Sering Pusing Kepala

Inilah deretan fakta-fakta Nira Pranita Asih Istri di Ngawi, Jawa Timur meninggal dunia, berawal cabut gigi bungsu di dokter gigi umum...

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Moch Krisna
Tiktok/davin_a.s07
5 Fakta Nira Istri di Ngawi Meninggal Usai Cabut Gigi Bungsu Infeksi Mulut Hingga Kesulitan Bernafas 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri


TRIBUNSUMSEL.COM - Deretan fakta-fakta Nira Pranita Asih Istri di Ngawi, Jawa Timur meninggal dunia, berawal cabut gigi bungsu di dokter gigi umum.

Diketahui jika kisah pilu Nira dibagikan oleh suaminya setelah ibu muda itu meninggal dunia setelah mencabut gigi bungsunya.

Usut punya usut, Nira ternyata mengalami infeksi di mulutnya hingga kesulitan dalam bernafas.

Nira diketahui infeksi di mulut hingga membuat lehernya membengkak.

Parahnya, hal tersebut membuat Nira kesulitan bernafas dan harus dipakaikan selang hingga meregang nyawa.

Tangis Davin Suami Nira Istri di Ngawi Meninggal Usai Cabut Gigi Bungsu, Kuatkan Anak
Tangis Davin Suami Nira Istri di Ngawi Meninggal Usai Cabut Gigi Bungsu, Kuatkan Anak (Tiktok/davin_a.s07)

Berikut fakta-fakta Nira Istri di Ngawi Meninggal Usai Cabut Gigi Bungsu

1. Disarankan Cabut Gigi

Awalnya, istri David pergi ke sebuah klinik dokter gigi umum untuk menjalani pemeriksaan dengan membawa hasil rontgen pada 28 Desember 2023 lalu.

Disana, dokter tersebut memutuskan untuk mencabut gigi bungsu melalui odotektomi.

Saat itu istrinya melakukan cabut gigi di praktik dokter spesialis gigi di daerah Ngawi, Jawa Timur.

Namun setelah sehari dicabut, mulut pasien mengalami bengkak mulai dari mulut hingga ke leher.

"Istri saya memutuskan cabut gigi bungsu pada 28 Desember silam. Sebelumnya mengeluh pusing, kami mencoba konsultasi masalah tersebut ke Klinik Gigi Walikukun," ujar Davin ditemui di tempat usahanya, Jalan Raya Ngawi - Solo, Desa Gendingan, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi Dikutip dari TribunJatim.com, Rabu (8/5/2024).


2. Leher Membengkak

Kemudian, di hari yang sama mereka mengikuti arahan dari dokter gigi, untuk foto rontgen di Rumah Sakit Sarila Husada Sragen.

Namun setelah sehari dicabut, mulut pasien mengalami bengkak mulai dari mulut hingga ke leher.

"Istri saya memutuskan cabut gigi bungsu pada 28 Desember silam. Sebelumnya mengeluh pusing, kami mencoba konsultasi masalah tersebut ke Klinik Gigi Walikukun," ujar Davin. Dikutip dari TribunJatim.com, Rabu (8/5/2024).

Davin menuturkan, pada hari yang sama mereka mengikuti arahan dari dokter gigi, untuk foto rontgen di Rumah Sakit Sarila Husada Sragen.

Kemudian, hasilnya langsung dibawa kembali ke klinik tersebut.

Dari hasil rontgen tersebut dokter menyarankan untuk mencabut gigi bungsu tersebut.

"Dari foto rontgen gigi bungsu miring kiri dan terletak paling belakang. Sehingga keputusan dokter cabut gigi bungsu. Kami ikuti rekomendasinya Setelah dicabut dokter gigi bilang bahwa klinik libur sampai 3 Januari," tuturnya.

Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, lanjut Davin, pasca cabut gigi bungsu lalu periksa ke Rumah Sakit Sarila Husada Sragen.

Seiring berjalannya waktu, Nira mengalami pembengkakan di bagian gigi belakang 30 Desember silam.

"Kami lantas konsultasi ke Rumah Sakit Panti Waluyo Solo. Kami periksa selain bengkak, indikasi terjadi radang tenggorokan. Setelah itu rawat jalan, kami tinggal sementara di Solo pada 31 Desember," paparnya.


3. Infeksi Menyebar

Selama rawat jalan, Davin melihat tidak ada perkembangan yang dirasakan oleh Nira.

Hingga pada akhirnya, tanggal 1 Januari dibawa ke Rumah Sakit JIH Solo.

Di rumah sakit, istrinya didiagnosa mengalami infeksi yang sudah menyebar ke bagian paru-paru dan harus di operasi di bagian leher.

"Hasilnya sama ada indikasi radang tenggorokan. Diberi vitamin untuk meringankan dan rawat jalan. Jadi fokus minum obat Rumah Sakit JIH Solo,” kata Davin

Menurutnya, obat dari Rumah Sakit JIH menunjukkan perkembangan positif.

Pada tanggal 1 Januari kondisi Nira membaik, hingga diperbolehkan pulang ke Ngawi.

"Bengkak sudah membaik, tapi turun di bagian leher, sakit tidak bisa ngomong. Tanggal 3 Januari, kembali periksa ke dokter dan mengatakan infeksi," terangnya.


4. Sesak Nafas

Setelah beberapa waktu dirawat, kondisi Nira kian memprihatinkan.

Bahkan istri Davin justru menurun hingga mengalami sesak nafas.

"Akhirnya opname. Dikasih antibiotik tidak mempan. Akhirnya kami bawa ke Klinik Jogorogo. Bengkak hilang muncul sesak nafas. Terus dirujuk ke Rumah Sakit Dr Oen Solo pagi, infeksi menjalar ke pernafasan," bebernya.

Ayah satu anak tersebut juga menceritakan, Nira memakai alat bantu pernafasan tanggal 4 Januari 2024.

Namun kondisi istrinya semakin parah.

"Infeksi leher sudah parah. Akhirnya operasi leher menghilangkan nanah nanah, yang timbul dari infeksi saluran pernafasan paru paru," bebernya.

"Rongga paru mengeluarkan cairan nanah, Operasi WSD mengeluarkan cairan. Rongga paru kasih selang bolong hingga rongga paru kiri kanan," sambungnya.

Ia terpaksa menunggu hasil operasi seminggu. Setelah operasi dan selang dilepas, masih sesak nafas bahkan rongga paru terus menghasilkan nanah.

"Divonis operasi thorax awal Februari 2024, pembedahan selaput paru paru bagian kanan, padahal yang infeksi kiri kanan. Setelah operasi dirawat di ICU 2 minggu melepas ventilator,” ujarnya.

“Istri tidak bisa bernafas, kemudian dilakukan operasi bagian leher dilubangi atau Trakeostomi, nafas lewat jalur leher. Setelah operasi, dipindahkan dari ICU,” paparnya.

Beberapa hari kemudian dokter membolehkan istrinya pulang ke rumah, dengan catatan punya alat pernafasan bantuan,kasur medis,dan oksigen.

“Pada saat puasa kemarin, sempat lebaran di Ngawi. Dari leher yang dilubangi, tidak bisa ngomong selama 1 bulan. Makan lewat selang, susah berjalan,” ungkapnya.


5. Meninggal Dunia

Sempat membaik, Nara rupanya mengalami penurunan drastis pada tanggal 20 April lalu.

Ia lalu kembali dibawa ke Rumah Sakit Dr Oen Solo hingga akhirnya meninggal dunia pada 27 April 2024.

“Berat badan menurun jadi 27 kilogram. Kondisinya drop, kemudian meninggal saat dilakukan pertolongan pada 27 April,” katanya.

Saat itu Davin sempat meminta pertanggungjawaban dokter klinik yang pertama kali menangani operasi cabut gigi bungsu Nira, namun hasilnya nihil ia tak mendapat respon apapun.

Kendati begitu, Davin yang merasa dirugikan, membawa persoalannya ke meja hijau. Selain merugi waktu, ia juga menghabiskan biaya berobat sebesar Rp 500 juta

“Karena selama saya cari, tidak ada respon yang ditunjukkan oleh dokter gigi yang merekomendasikan cabut gigi. Tidak ada niatan menengok atau menanyakan kondisi istri saya," pungkasnya.

Terpisah, Kadinkes Ngawi Yudhono, akan memanggil yang bersangkutan, untuk meminta klarifikasi lebih lanjut.

"Pihak pihak terkait akan kami minta keterangan mengenai permasalahan tersebut. Akan kami investigasi," tandasnya.

Kini, Davin mengaku ikhlas atas kepergian sang istri.

"Semua berawal dari CABUT GIGI BUNGSU Sudah gak ngerasain sakit lagi ya mama Udah enak di surga ya mama (ALFATIHAH)" tulis narasi di akun TikTok pribadinya, @davin_a.s07, pada Sabtu (4/5/2024) lalu.

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved