Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior

Kronologi Putu Satria Mahasiswa STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Berawal Bubarkan Jalan Santai

Inilah kronologi Putu Satria (19), mahasiswa STIP Jakarta yang tewas diduga dianiaya oleh seniornya, dipukul karena masalah baju olahraga...

|
Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Weni Wahyuny
IST Tribun Jakarta / Tribun Bali
Kronologi Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior di Kampus 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

TRIBUNSUMSEL.COM - Kronologi Putu Satria (19), mahasiswa STIP Jakarta yang tewas diduga dianiaya oleh seniornya.

Putu Satria tewas dianiaya oleh seniornya diduga hanya karena masalah baju.

Kejadian nahas itu berawal saat korban mengajak kelima temannya mengecek kelas untuk membubarkan kegiatan jalan santai.

Setelah membubarkan kegiatan jalan santai, Putu bersama kelima temannya itu turun ke lantai dua.

"Kemudian, mereka dipanggil sama senior tingkat dua yang bernama T (21) dan teman temannya. Kemudian, T bertanya siapa yang menyuruh mereka pakai baju olahraga ke gedung pendidikan lantai 3 masuk ke kelas-kelas?" kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara, Ipda Suprobo, Jumat (3/5/2024), dilansir dari Tribun Jakarta.

Setelah itu, T mengajak Putu bersama kelima temannya ke kamar mandi kooridor kelas KALK C di lantai dua.

"Kemudian, mereka berlima disuruh baris paling pertama korban (Putu), kedua Angga ketiga Dicky, keempat Jeremy, kelima Reski," sambungnya.

Karena Putu berada di paling depan barisan, ia paling dulu kena pukul T.

Menurut keterangan saksi, T memukul Putu sebanyak lima kali ke arah ulu hati.

Setelah itu, kelima teman Putu yang menyaksikan kejadian tersebut disuruh meninggalkan kamar mandi.

Usai kejadian itu, Putu langsung dibawa ke klinik yang ada di sekolahnya.

Namun, saat dibawa dan dilakukan pengecekan nadi Putu sudah tidak lagi berdetak.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan jika korban benar tewas akibat kekerasan yang dilakukan oleh seniornya pada Jumat (3/5/2024) pagi.

"Kegiatan ada di kamar mandi, ini kegiatan yang memang tidak dilakukan secara resmi oleh lembaga, ini kegiatan perorangan mereka, jadi tidak dilakukan secara terstruktur ataupun kurikulum ya," ucap dia.

Baca juga: Kronologi Oknum Brimob di Bogor Diduga Tabrak Warga hingga Tewas, Korban Pamit Jalan-jalan ke Teman

Baca juga: Hendak Pergi Mengaji, Yanti Dimutilasi Suami di Ciamis, Jasadnya Ditawarkan ke Pak RT

Sementara itu Gidion mengatakan kasus ini terkuak berawal lewat laporan bahwa korban dilarikan ke RS Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.

Korban kemudian diperiksa dan ternyata tewas akibat diduga mengalami kekerasan fisik di dalam kampus STIP Jakarta, Cilincing, Jakarta Utara.

Putu Satria tewas dengan luka lebam di bagian ulu hatinya.

"Ada dugaan akibat kekerasan yang dilakukan oleh oknum seniornya tingkat 2 dalam kegiatan tadi pagi yang dilakukan oleh senior-seniornya terhadap korban, tetapi kami masih mendalami secara utuh bagaimana rangkaian peristiwa," kata Gidion di lokasi, Jumat malam dilansir dari Tribun Jakarta.

Bahkan rekaman CCTV setelah kejadian pengeroyokan ikut jadi bukti.

Putu Satria dibawa dari toilet ke klinik kampusnya oleh seniornya dekat salah satu ruang kelas.

Saat itu diduga jika Putu Satria mengalami penganiayaan hingga meregang nyawanya.

"Pada saat diperiksa oleh klinik kesehatan sekolah setempat sudah tidak dalam kondisi tidak bernadi," ucap Gidion.

"Nadinya sudah berhenti dan mungkin tanda-tanda hilangnya nyawa," sambungnya.

Kini polisi sudah mengamankan CCTV itu untuk mendalami kasus tewasnya Putu Satria.

Bahkan garis polisi juga sudah terpasang di toilet pria tempat korban terakhir kali ditemukan tak sadarkan diri.

"Saya rasa CCTV cukup clear untuk menceritakan rangkaian peristiwa itu, karena kegiatan ada di kamar mandi, ini kegiatan yang memang tidak dilakukan secara resmi oleh lembaga, ini kegiatan perorangan mereka, jadi tidak dilakukan secara terstruktur ataupun kurikulum ya," papar Kapolres.

Selain itu beberapa senior taruna STIP Jakarta yang diduga melakukan kekerasan terhadap Putu Satria ikut diamankan.

"Sambil berjalan, kami juga sudah memeriksa 10 orang lebih untuk menceritakan peristiwa kejadiannya seperti apa," kata Gidion.

Seiring proses penyelidikan yang dilakukan kepolisian di lokasi, pihak keamanan STIP Jakarta memperketat pengamanan di gerbang masuk.

Baca juga: Kondisi Anak Tarsum usai Sang Ibu Dimutilasi Ayah di Ciamis, Alami Syok hingga Ditenangkan Polisi

Pantauan TribunJakarta.com, sejak Jumat siang hingga sore petugas keamanan bersiaga di depan gerbang.

Petugas tampak memberhentikan sejenak mobil-mobil yang hendak masuk ke dalam area STIP sembari menanyakan keperluannya.

Petugas keamanan juga memeriksa kendaraan yang hendak masuk ke area STIP, kemudian berjaga di gerbang dengan didampingi polisi.

Dari kejauhan, terpantau pula Jumat sore itu digelar apel yang melibatkan mahasiswa STIP di halaman sekolah tinggi tersebut.

Salah seorang petugas keamanan yang berjaga di depan gerbang menyebutkan, hingga sore itu polisi masih menyelidiki terkait meninggalnya taruna STIP Jakarta di lokasi.

"Untuk saat ini kami belum bisa menerima media. Arahannya seperti itu. Kemudian juga di dalam masih ada proses penyelesaiannya. Pihak kepolisian masih di dalam," kata petugas keamanan tersebut.

Para mahasiswa akhirnya diperbolehkan keluar dari area STIP Jakarta sekitar pukul 16.30 WIB.

Sebelumnya, TribunJakarta.com juga memantau mobil Tim Inafis Polres Metro Jakarta Utara memasuki area STIP Jakarta pada pukul 14.00 WIB.

Setelah 1,5 jam melakukan pengecekan di dalam, mobil Tim Inafis Polres Metro Jakarta Utara terlihat meninggalkan STIP Jakarta sekitar pukul 15.30 WIB.


Sosok Putu Satria

Putu Satria Ananta Rustika (19) merupakan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta.

Diketahui jika Putu Satria adalah mahasiswa tingkat 1 di STIP.

Sosok Putu Satria Ananta Rustika Mahasiswa STIP Jakarta Asal Bali Tewas Dianiaya Senior Masalah Baju
Sosok Putu Satria Ananta Rustika Mahasiswa STIP Jakarta Asal Bali Tewas Dianiaya Senior Masalah Baju (IST Tribun Bali/ Tribun News)

Putu Satria diketahui merupakan pemuda yang berasal dari Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali.

Pria yang akrab disapa Rio ini merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Korban merupakan alumni SMAN 2 Semarapura.

Perbekel Desa Gunaksa I Wayan Sadiarna membenarkan, Putu Satria Ananta Rustika merupakan warganya.

Kemarin sore, pihak keluarga sudah ke Jakarta untuk memastikan informasi tersebut.

"Tadi, ibu, adik, serta paman dari anak itu (Putu Satria Ananta Rustika) berangkat ke Jakarta. Katanya mengecek informasi tersebut," kata Sadiarna, dikutip dari Tribun Bali.

Baca juga: Ahmad Arif Bunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ternyata Punya Hubungan Gelap,Tak Tahu Pelaku Beristri

Sadiarna mengaku mengenal warganya tersebut.

Bahkan mengetahui saat Putu Satria berangkat melanjutkan pendidikan ke salah satu sekolah kedinasan di Jakarta.

"Saya tahu anak ini, sebelum berangkat juga dulu pernah bertemu," ungkapnya.

 

Pihak Kampus Bantah Peloncoan

Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta mengklaim tidak ada unsur perpeloncoan dalam kasus tewasnya mahasiswa alias taruna bernama Putu Satria Ananta Rustika (19) di dalam area kampus tersebut pada Jumat (3/5/2024) pagi.

Menurut Ketua STIP Jakarta Ahmad Wahid, tewasnya Putu Satria murni masalah pribadi antara korban dengan seniornya yang diduga melakukan penganiayaan.

"Jadi di sini sebenarnya tidak ada perpeloncoan jadi kita sudah hapus semua perpeloncoan," kata Ahmad di lokasi, Jumat (3/5/2024) kemarin malam dilansir dari Tribun Jakarta.

Ahmad juga menyatakan, selama setahun belakangan dirinya menjabat sebagai Ketua STIP Jakarta, perpeloncoan senior ke junior sudah dihapus.

Ia berdalih kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan senior terhadap korban Putu Satria hari ini hanyalah masalah pribadi.

"Karena itu (perpeloncoan) penyakit turun temurun saya sendiri sudah setahun di sini saya hapus semua itu nggak ada," ucap Ahmad.

"Itu di luar kuasa kita, karena tadi tidak ada dalam program kita, seperti tadi dijelaskan Pak Kapolres kejadiannya di kamar mandi. Jadi ini murni person to person," katanya.

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved