Berita Viral

Kisah Pilu Kakek Jumadi Tinggal di Gubuk Tak Layak Huni, Sehari-hari Makan dari Belas Kasih Warga

Inilah kisah pilu kakek bernama Jumadi (71) tinggal di gubuk tak layak huni dengan sang anak, Rehan (7), sehari hari makan dari belas kasihan warga..

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Weni Wahyuny
Kompas.com/Miftahul Huda
Kisah Pilu Kakek Jumadi Tinggal di Gubuk Tak Layak Huni, Sehari Hari Makan dari Belas Kasihan Warga 

Kemudian, tepat di depan dua tempat tadi adalah tungku perapian dengan tumpukan kayu bakar yang berserakan.

Lebih miris lagi saat melihat ada kandang sapi yang terletak kurang dari 10 meter dari tempat tinggal Jumadi dan Rehan.

Tak berhenti disitu saja, kehidupan Jumadi dan anaknya Rehan kian pilu lantaran kakek berusia 71 tahun ini sudah tidak bisa lagi bekerja.

Karena itu, Jumadi menyambung hidupnya mencari makan dari belas kasihan warga sekitar kediamannya.

"Buat setiap hari ya dikasih orang yang penting sabar saja, kadang saya minta ke anak saya di (Dusun) Sumberkajar," jelasnya dilansir dari Kompas.com, Senin (1/4.2024).

Baca juga: Teganya Serda Adan Bunuh Iwan Sutrisman, Padahal Sudah Anggap Anak : Kami Menangis Histeris

Baca juga: Viral Anggota TNI Foto Prewed Pakai Tank, Kadispenad Beri Penjelasan : Bukan Pamer

Sebenarnya, Jumadi merupakan keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan sosial dari pemerintah.

Namun, ia tidak mengerti bantuan apa yang didapatkannya, apakah program keluarga harapan (PKH) atau program bantuan pangan non-tunai (BPNT).

Yang dia tahu, terkadang ia diminta mengambil bantuan di warung berupa beras sambil memberikan kartu ATM BNI.

Selain beras, Jumadi mengaku hanya sekali menerima bantuan uang tunai sebesar Rp 1.500.000.

"Gak tahu pokoknya suruh ambil beras, kadang punya saya belum habis suruh ambil lagi, uang tunai sekali Rp 1,5 juta, itu sudah lama," ungkapnya.

Awal Mula Tinggal di Gubuk

Sementara itu diketahui jika tempat yang ditinggali ayah dan anak itu dulunya hanya tempat berteduh para petani kelapa untuk memasak air nira.

Tempat itu telah ditempati Jumadi sejak Rehan masih berusia dua bulan.

Bertahun-tahun mereka hidup hanya berdua sampai kini Rehan duduk di kelas B taman kanak-kanak.

"Mulai di sini waktu Rehan usia dua bulan, ibunya di Jombang," kata Jumadi di rumahnya, Sabtu (30/3/2024), dikutip dari Kompas.com.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved