Solar Bercampur Air di Lubuklinggau
Nasib Pengelola SPBU di Lubuklinggau Setelah Solarnya Bercampur Air, Akibatkan Banyak Mobil Mogok
Nasib Pengelola SPBU Megang (Wijaya) yang menyebabkan belasan mobil mogok usai isi BBM Solar bercampur air akan ditentukan dari hasil uji lab.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Slamet Teguh
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Nasib Pengelola SPBU Megang (Wijaya) yang menyebabkan belasan mobil mogok usai isi BBM Solar bercampur air akan ditentukan dari hasil uji lab dan hasil gelar perkara.
Kapolres Lubuklinggau, AKBP Indra Arya Yudha melalui Kasat reskrim AKP Hendrawan didampingi Kanit Pidsus Ipda Dodi Rislan mengatakan telah melakukan pengecekan dan investigasi terhadapbSPBU Megang.
"Kita mengamankan sampel BBM jenis Bio Solar dari tangki pendam dan mengamankan sampel BBM jenis Bio Solar dari kendaraan yang kendaraannya mengalami mati mesin," ungkap Dodi pada wartawan, Minggu (31/2/2024).
Dodi menjelaskan dari ke-14 unit kendaraan yang komplain, 8 unit dump truk serta 1 unit bus sudah diperbaiki dan sudah melanjutkan perjalanan.
Sisa 6 unit sedang dalam progres perbaikan.
"Keseluruhan kerusakan kendaraan ditanggung oleh pihak SPBU dan sudah tidak ada komplain dari sopir kendaraan - kendaraan," ungkapnya.
Sementara hasil interogasi keterangan Fedri Wijaya selaku manager SPBU mobil tangki dari Depo Pertamina masuk dan melakukan pengisian di SPBU pada hari Jumat tanggal 29 Maret 2024 sekira pukul 10.00 Wib.
Kemudian karyawan melalukan persiapan bongkar termasuk melakukan uji sampel, setelah dinyatakan layak jual dilakukan proses bongkar bbm dari tangki mobil ke tangki timbun.
Setelah proses selesai, SPBU melakukan aktifitas penjualan BBM, jenis Solar, Pertalite, Dexlite dan Pertamax kepada masyarakat.
"Sekira pukul 22.30 Wib hujan turun dengan deras dan pihak SPBU tetap melakukan pelayanan kepada masyarakat. Sekira pukul 00.30 wib, Fedri mendapat telpon dari Robbi mengatakan bahwa ada komplain dari sopir kendaraan yang telah mengisi BBM jenis bio solar," bebernya.
Baca juga: Solar Bercampur Air Bikin Banyak Truk di Lubuklinggau Mogok, SPBU Buka Suara, Siap Tanggung Jawab
Baca juga: BREAKING NEWS: Banyak Truk di Lubuklinggau Mogok Diduga Usai Isi Solar Bercampur Air, Sopir Meradang
Para sopir tersebut komplain karena kendaraan mereka tiba-tiba mati mesin setelah selesai melakukan pengisian dan baru berjalan beberapa meter dari SPBU.
Beberapa sopir dump truk mencoba menguras isi tangki kendaraannya.
"Setelah di sedot oleh sopir dan dipindahkan ke dalam botol Aqua terlihat BBM jenis solar tercampur dengan air," ujarnya.
Selanjutnya Fedri Wijaya datang ke SPBU langsung mengecek ATG pada monitor terlihat adanya air dalam tangki timbun.
Saat di cek ke bak tangki timbun, ternyata air sudah menggenangi dombak dan terlihat tutup sampel minyak pada dispenser sudah mengapung.
Lalu dilakukan pengecekan ke saluran drainase di depan SPBU, ternyata drainase buntu, sehingga air pada saluran drainase itula masuk melalui oil setter dan menggenangi dombak.
"Fedri Wijaya langsung memerintahkan karyawan SPBU untuk menghentikan penjualan seluruh jenis BBM di SPBU kepada konsumen. Selanjutnya saksi Fedri wijaya memerintahkan karyawan untuk membuang atau menguras air yang berada di dalam tangki timbun dengan cara mengalirkan melalui nozzle dan ditampung ke dalam derigen," paparnya.
Sementara berdasarkan hasil pengecekan oleh tim PT Pertamina Palembang yang dipimpin oleh Grand Manager Zibali Hizbul Masih, mulai dari drainase, saluran Oil ketcher, dombak dan bak penampungan.
Lalu, dilakukan pengujian terhadap BBM jenis bio Solar yang berada di tangki pendam dengan menggunakan stik yang diolesi pasta minyak.
"Serta pengujian sampel BBM Pengiriman dari Depo Pertamina Lubuklinggau. Dari hasil pengecekan diketahui bahwa air masuk ke dalam tangki pendam melalui pipa dispenser dimana tutup pipa tersebut sudah terangkat oleh air yang menggenangi dombak," ujarnya.
Hasil pengecekan sampel minyak yang dikirim dari Depo Pertamina oleh pihak Pertamina, dinyatakan bahwa BBM dari Depo Pertamina tidak ada masalah dan layak jual.
Rencana tindak lanjut melakukan uji secara laboratoris terhadap sampel BBM yang tercampur dengan air dari tangki pendam melalui nozel dan sampel BBM dari kendaraan yang mengalami mati mesin.
"Melakukan gelar perkara khusus ketika hasil dari Lab sudah keluar. Melakukan kerjasama dengan pihak PT. Pertamina untuk melalukan investigasi lanjut," ungkapnya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.