Berita OKU

Petani Ngeluh Harga Duku Komering 'Hancur' Cuma Rp 3 Ribu per Kg, Padahal Lama Tak Berbuah Lebat

Harga buah Duku Komering saat ini 'hancur' sebab hanya berada dikisaran Rp 3.000 per kilogram di tingkat petani.

Penulis: Leni Juwita | Editor: Shinta Dwi Anggraini
SRIPOKU/LENI JUWITA
Petani duku di Semidangaji Kabupaten Ogan Koemering Ulu mengeluhkan harga buah duku yang hancur hanya Rp 3 ribu per kg. 

TRIBUNSUMSEL.COM, BATURAJA -- Harga buah Duku Komering saat ini 'hancur' sebab hanya berada dikisaran Rp 3.000 per kilogram di tingkat petani.

Padahal buah Duku Komering sudah cukup lama tidak berbuah lebat seperti saat ini. 

Namun disaat buah duku melimpah harganya malah murah, padahal duku yang sudah lama dinantikan ini diharapkan akan menjadi rezeki musiman untuk tambahan belanja kebutuhan sehari-hari.

Seperti dituturkan Endang (53) yang menyebut harga Rp 3000/kg ini betul-betul murah belum dipotong ongkos petik Rp 500/kg dan ongkos angkut.

Ongkos angkut masih ditentukan dengan berapa jarak tempuh  perkebunan duku dengan tempat menjual buah duku, semakin jauh jarak yang ditempuh maka semakin mahal pula  ongkos angkutnya.

"Hasil bersih yang diperoleh petani duku ini hanya dikisaran Rp 2000/kg,“ keluh ibu dua anak ini, Senin (18/3/2024). 

Baca juga: Curhat Petani Harga Buah Duku Komering Anjlok, Ada yang Dijual Cuma Rp 4 Ribu Per Kilo

Pohon duku juga harus dijaga karena rawan pencurian, kebun duku yang ditinggalkan pemiliknya pasti menjadi sasaran empuk pencuri.

Bahkan pada malam hari pun sering terjadi pencurian buah duku yang sudah matang.

Itulah sebabnya pemilik kebun duku tidak bisa lengah, kebun duku yang sedang berbuah lebat dan sudah mulai matang memang harus sering dipantau kalau tidak jangan harap bisa menikmati hasil buah tahunan ini.

Lebih Pilih Sistem Memborong

Melimpahnya  duku di musim buah tahun ini juga jadi salah satu penyebab harga jualnya hancur.

Itulah sebabnya banyak petani lebih suka  dengan sistem memborongkakan selagi duku masih di atas  pohon.

Dengan memborongkan duku di pohon bisa menekan biaya petik dan ongkos angkut.

Sejumlah pemilik pohon duku mendatangi pedagang buah dan bos-bos yang biasa memborong duku untuk menawarkan duuku di pohon.

”Saya ada 15 pohon duku yang buahnya sudah mateng, cukup Rp 2 juta saja metik sendiri di pohon” kata Ari salah satu petani duku di wilayah Kecamatan Baturaja Timur.

Menurut Ari dengan memborongkan duku di pohonya maka keuntungan yang diterima pemilik pohon agak lumayan.

Sebab setelah sepakat duku diborongkan maka tidak perlu lagi mengeluarkan biaya menjaga, memetik dan ongkos angkut.

Dikarenakan biasanya pemborong duku akan datang langsung ke kebun lalu tugas menjaga buah duku dari pencuri sudah menjadi tanggung jawab pihak pemborong.

Seandainya pemborong  minta bantuan menjaga buah duku maka pemilik kebun boleh menerima upah.  

Meskipun banyak yang lebih suka memborongkan buah duku selagi masih di atas pohon, namun masih banyak juga yang memilih memetik sendiri buah duku lalu dijual ke bos duku.

Seperti dituturkan Ismail (43), petani duku asal Desa Singapura Kecamatan Semidangaji kabupaten OKU ini mengaku tidak mau menjual dengan sistim memborongkan duku di pohon.

Alasannya kalau petik sendiri pohon duku bisa dirawat dengan sepenuh hati, termasuk bisa langsung membuang tunas-tunas yang tidak berguna.

Harapannya pohon duku akan lebih sehat dan bisa memberikan manfaat lebih panjang kepada pemilk pohon duku.

Beda kalau diborongkan, tidak dijamin perlakuannya sama baiknya dengan pemilik pohon duku  yang penting cepat selesai .

”Ada petani duku yang mengeluh pohon dukunya mati setelah diborongkan, padahal usia pohon duku ada yang sudah 100 tahun, sayang kalau mati,” kata pria yang akrab disapa Mail .

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran whatsapp Tribunsumsel.com

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved