Berita Nasional

Nasib Ratu Ngadu Bonu Caleg Pilih Mengundurkan Diri Padahal Raih Suara Terbanyak di Dapil,Reaksi KPU

Nasib Ratu Ngadu Bonu Wulla Caleg DPR RI asal NTT memilih mengundurkan diri setelah meraih suara terbanyak di Dapilnya.

Editor: Moch Krisna
dok. DPR RI
Ratu Ngadu Bonu Wulla alias Ratu Wulla. Namanya kini menghiasi pemberitaan media-media nasional lantaran pemilik suara terbanyak pada Pileg 2024 dari Partai Nasdem di Dapil NTT 2 itu justru disebut mengundurkan diri. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Nasib Ratu Ngadu Bonu Wulla Caleg DPR RI asal NTT memilih mengundurkan diri setelah meraih suara terbanyak di Dapilnya.

Diketahui, Ratu Ngadu dari daerah pemilihan (dapil) Nusa Tenggara Timur (NTT) II itu memperoleh 76.331 suara.

Adapun keputusan pengunduran diri Ratu Ngadu tersebut belum diputuskan oleh komisi pemilihan umum (KPU).

Melansir dari Kompas TV, Kamis (14/3/2024) Komisioner KPU August Mellaz menjelaskan, surat pengunduran diri Ratu akan dibahas dalam rapat pleno keputusan akhir.

Menurut August, ada mekanisme tersendiri untuk memutuskan apakah nantinya suara caleg terpilih bisa dilimpahkan ke caleg pemenang kedua dari partai yang sama.

KPU akan berkoordinasi dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), kemudian mengkaji pasal dalam Undang-Undang (UU) Pemilu dan aturan KPU yang berkaitan dengan pergantian jatah kursi caleg terpilih.

Pertimbangan tersebut yang membuat KPU tidak memutuskan status Ratu dalam rapat rekapitulasi nasional.

Seperti diberitakan, surat pengunduran diri Ratu diserahkan pada saat berlangsungnya rekapitulasi nasional surat suara di wilayah NTT, Selasa (12/3/2024).

"Jadi kita tidak sampai ke sana (memutuskan). Kebetulan kemarin itu memang saksi dari Partai NasDem menyampaikan surat kepada kami," ujar August dalam keterangan persnya, Rabu (13/3/2024).

"Kami tidak dalam rangka merespons itu. Kita terima sebagaimana surat yang biasa diajukan ke KPU. Nanti akan ada mekanisme untuk mengkajinya, kalau kita fokusnya rekapitulasi itu saja," sambungnya.

Ratu meraih suara sebesar 76.331. Raihan suara itu membuatnya berada di posisi ketiga dari 123 caleg yang bertarung memperebutkan tujuh kursi di Dapil NTT II.

Sedangkan di tingkat Partai NasDem, Ratu merupakan caleg dengan perolehan suara tertinggi.

Di bawah Ratu, ada Viktor Bungtilu Laiskodat dengan perolehan suara 65.359, kemudian Raymundus Sau Fernandes dengan 18.269 suara. Partai NasDem meraih total 207.732 suara di dapil NTT II.

Ratu berpeluang lolos ke DPR RI setelah NasDem mengantongi satu kursi di Dapil NTT II.

Berikut perolehan suara partai politik di Dapil NTT II, berdasarkan nomor urut partai:

1. PKB: 102.124 suara
2. Partai Gerindra: 205.847 suara
3. PDI-P: 196.820 suara
4. Partai Golkar: 251.031 suara
5. Partai Nasdem: 207.732 suara
6. Partai Buruh: 14.991 suara
7. Partai Gelora: 16.517 suara
8. PKS: 15.416 suara
9. PKN: 7.132 suara
10. Partai Hanura: 37.661 suara
11. Partai Garda: 11.577 suara
12. PAN: 53.742 suara
13. PBB: 4.966 suara
14. Partai Demokrat: 200.799 suara
15. PSI: 78.513 suara
16. Perindo: 44.033 suara
17. PPP: 36.169 suara
18. Partai Ummat: 2.071 suara

Profil Ratu Ngadu

 Ratu Wulla yang merupakan petahana DPR RI yang kini tercatat sebagai anggota Komisi IX dari Partai Nasdem yang membidangi Kesehatan dan Ketenagakerjaan.

Ia mulai menjabat saat dilantik oleh Presiden Jokowi bersama anggota DPR RI lainnya pada 1 Oktober 2019.

Lahir di Waikabubak, Nusa Tenggara Timur pada 12 Oktober 1979 (umur 44), Ratu Wulla menghabiskan masa sekolah di Waikabubak.

Ia menempuh sekolah dasar di SD Negeri 1 Waikabubak pada 1986–1991, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 2 Waikabubak pada 1991–1994 dan SMA Negeri 1 Waikabubak pada 1994–1997.

Selepas sekolah menengah, ratu Wulla melanjutkan S-1 Teknik Sipil di Universitas Mataram dan selesai pada 2002.

Dari suaminya, Markus Dairo Talu yang merupakan politisi dan mantan Bupati Sumba Barat Daya, mereka dikaruniai empat anak.

Sejak sekolah menengah, Ratu Wulla telah menggilai organisasi dan menjadi pengurus organisasi ditempatnya belajar.

Ia pernah menjadi Ketua Kelas SMP Negeri 2 Waikabubak (1991–1994), Ketua Kelas SMA Negeri 1 Waikabubak (1994–1997), dan Ketua OSIS SMA Negeri 1 Waikabubak (1995–1996).

Saat mahasiswa, ia dipercayakan menjadi Bendahara UKM Oikumene Universitas Mataram (1998–1999) dan Pengurus BEM Fakultas Teknik Universitas Mataram (1999–2001).

Selanjutnya menjadi Pengurus Bidang Pemberdayaan Anggota DPC Gapeksindo Kota Mataram (2003–2008), Caretaker BPC GMKI Cabang Mataram (2003), Wakil Ketua DPD KNPI NTB (2004–2011), Biro Diklat SDM AMPG NTB (2005–2010) dan Wakil Sekretaris Pemuda Pancasila NTB (2005–2008).

Ia juga menjadi Bendahara Satuan Srikandi PP (2005–2008), Ketua DPD GAMKI NTB (2006), Pengurus Himpunan Penyelenggaraan Kursus Kota Mataram (2007–2011), Bendahara INKAI Kota Mataram (2008–2011), hingga Pengurus Bidang Advokasi Kaukus Peduli Perempuan NTB (2008–2011).

Kembali ke Sumba, ia menjadi Wakil Sekretaris DPD Partai NasDem Kabupaten Sumba Barat Daya (2014–2019), Ketua INKAI Kabupaten Sumba Barat Daya (2014–2019), Ketua DPD II KNPI Kabupaten Sumba Barat Daya (2014–2017).

Ia juga menjadi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sumba Barat Daya (2014–2019), Ketua Dekranasda Kabupaten Sumba Barat Daya (2014–2019), Ketua IGI Kabupaten Sumba Barat Daya (2015–2020), Ketua KADIN Kabupaten Sumba Barat Daya (2015–2020), Ketua Pengurangan Resiko Bencana Kabupaten Sumba Barat Daya (2017–sekarang), dan Ketua IWAPI Kabupaten Sumba Barat Daya (2018–2021).

Selain terjun ke bidang politik, Ratu Wulla juga merupakan Owner Ratu Salon (2003–sekarang), Direksi CV Dewi Matahari Sumba (2003–2009), Pimpinan dan Pengajar Lembaga Kursus Kecantikan Ratu (2006–sekarang), Owner Resto & Cafe Ro'o Luwa (2015–sekarang) dan Asesor Akreditasi Lembaga PNFI Bidang Kursus dan Kelembagaan (2016–sekarang).

(*)

 

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved