Istri Potong Alat Vital Serahkan Diri

Tangis Penyesalan Lisa Yati Istri Potong Alat Vital Suami: Dia Bilang Bunda Kok Tega Sama Ayah

Tangis penyesalan Lisa Yati wanita potong alat vital suaminya di Musi Banyuasin (Muba), Sumsel. 

|
YouTube Tribun Sumsel
Wawancara Ekslusif Tribun Sumsel bersama Lisa Yati, Istri Potong Alat Vital Suami di Muba. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUBA -- Tangis penyesalan Lisa Yati wanita potong alat vital suaminya di Musi Banyuasin (Muba), Sumsel. 

Malam itu sebenarnya Lisa Yati sudah tenang.

Lelah cekcok selama 4 jam, akhirnya dia pun menerima permintaan suaminya untuk menikah lagi. Lisa mau dimadu.

Namun semua berubah saat subuh kelam itu, Jumat (23/2/2024).

Lisa mengambil cutter yang ada di warungnya lalu mendadak memotong alat vital suaminya yang saat itu tengah tertidur pulas.

Kejadian itu berlangsung di rumah mereka di Kecamatan Bayung Lencir Sumatera Selatan.

Wakil Pemimpin Redaksi Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel Prawira Maulana mewawancarai secara langsung Lisa akhir pekan lalu.

Untuk mengungkap seperti apa sebenarnya duduk perkara yang menghebohkan ini.

Dia bilang sangat mencintai suaminya, begitu juga sebaliknya.

Lisa ingat betul sesaat setelah memotong, suaminya terbangun lalu sempat mengejar.

“Bunda kok tega sama ayah,” kata Lisa menirukan suara lirih suaminya.

(Video wawancara dapat dilihat di Channel YouTube Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post)

Apa yang sebenarnya terjadi sebelum peristiwa itu berlangsung?

Sebelum terjadi itu kan, suami mengakui kalau dia sudah menikah lagi. Malam itu sempat cek-cok mulai jam delapan malam kami cekcok. Malam itu saya bilang saya minta cerai, dia tidak mau. Saya minta dia menceraikan yang muda (istri kedua), dia juga tidak mau dengan alasan perempuan itu sudah hamil.

Kami cekcok sampai sekitar jam dua belas malam. Tapi kami hanya cekcok mulut Pak. Jam dua belas malam suami meminta saya untuk menerima perempuan itu. Saya berpikir lagi, kalau saya bercerai, bagaimana ketiga anak saya? Dengan terpaksa saya menerima perempuan itu. Terus suami menelepon perempuan itu supaya saya berbicara dengan perempuan itu bahwa saya menerimanya. Saya telepon, saya menerima. Selesai itu kami berdamai. Pak. Tidak ada pertengkaran. Lalu kemudian istirahat. Kami istirahat, berdamai. Sebelum tidur sempat kami berhubungan. Setelah kami berhubung kami tidur kembali.

saya terbangun. Saat adzan subuh saya mandi, saya sholat. Setelah sholat saya beres-beres warung. Di saat itu saya menangis lagi. Masih tidak terima. Masih menyesali. Spontan saya melihat cutter di warung. Terus saya langsung lari ke kamar. Saya melakukan itu. Spontan saja. Waktu melihat ada cutterr.

Apa pada malam cekcok sempat terbesit sebelumnya untuk melakukan itu?

Tidak ada.

Pada saat anda melakukan itu apa suami terbangun?

Dia lagi tertidur pulas. Saat dia terbangun, selesai saya melakukannya.

Anda sudah tidak ada di situ?

Masih ada disitu. Sempat dia mengejar saya sampai ke ruang tengah. Mungkin karena sakit kan sempat dia ngomong bunda tega sama ayah.

Terus dia mengejar saya sampai ke dapur. Saya buka pintu dapur, saya berlari keluar. Disana sempat dia mengejar saya sampai keluar. Di sana ada laki-laki yang mau kerja untuk motong (penyadap karet). Dia sempat minta tolong sama laki-laki itu. Saya bilang “kak jangan sampai ikut campur” orang itu lalu menjawab “iya, saya mau kerja saja (tidak mau ikut campur).

Terus karena tak ada pertolongan, dia lari ke tempat orang tuanya tidak jauh dari rumah kami. Saat itu saya mencari kesempatan untuk masuk ke rumah membangunkan ketiga anak saya. Saya bangunkan yang paling tua yang paling besar untuk menggendong adiknya. Saya bilang “Ayuk ke Bayung ya” Anak saya jawab, “Sama siapa bunda aku ke Bayung ? Saya jawab “Sama Mbah tetago.” Lalu dia gendong adiknya yang paling kecil, yang paling dua dipegang. Saya sempat ambil HP sama uang dua juta empat ratus ribu. Saya langsung langsung kabur.

Hubungan dengan suami sebelumnya apakah baik-baik saja?

Sebelum kejadian ini baik-baik.

Ini baru pertama kali anda tahu bahwa suami punya hubungan dengan perempuan lain?

Kalau saya mengetahui itu sebenarnya dari saya hamil tiga bulan anak ketiga. Ada gosip itu karena dalam keadaan dia kerja jauh. Dia kerja di Pangkalan Kerinci. Jadi saya tidak percaya karena mungkin gosip.

Tapi setelah saya hamil enam bulan, dia pernah pulang, sifatnya berubah.
Dengan saya seakan jijik, sampai untuk bersentuhan aja dia tidak mau. Saat saya hamil enam bulan sampai ke saya melahirkantidak pernah menyentuh saya.

Sudah berapa lama menikah?

Sejak tahun 2013.

Pernah ada cekcok atau kekerasan sebelumnya?

Orangnya penyayang. Hanya saja belakangan berubah selama sebelas tahun tidak pernah dia yang namanya memukul, marah, tidak pernah. Saya masih mencintai suami saya.

Apa yang ingin disampaikan mungkin pada suami karena saat ini statusnya juga masih suami?

Keluarga kita hancur gara-gara ayah menikah lagi. Aku terpisah dengan anak.

Apakah ibu tahu kondisi terakhir suami ?

Sehat, sehat sampai saya menyerahkan diri hari Senin itu kami masih sempat video call sama suami. Waktu saya dibawa penyidik ke Sekayu.

.Waktu saya melarikan diri itu juga sempat komunikasi dan suami bilang “sampai kapanpun dia tidak bakalan katanya menceraikan saya. Dia bilang katanya kalaupun ada tuntutan ada laporan itu bukan dari ayah tapi dari pihak keluarga,”

Kasat Reskrim Polres Musi Banyuasin AKP Bondan Tri Utomo dalam wawancara mengatakan, tersangka Pasal 44 ayat 2 Undang-undang Nomor 23 tahun 2004 KDRT.
“Di pidana paling berat sepuluh tahun, denda sekitar tiga puluh juta rupiah,” katanya.

Baru-baru ini kasus serupa pernah terjadi di Solo pada tahun 2023 lalu. Sang suami memaafkan istrinya bahkan meminta hakim memvonis ringan. Hakim saat itu memvonis 4 bulan penjara. (pma)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved