Berita Palembang

600 Lebih Sungai di Palembang Hilang 100 Tahun Terakhir, Rawa Tersisa 2.000 Hektare, Sebab Banjir

Sebanyak 600 lebih sungai di Palembang hilang 100 tahun terakhir, rawa yang tersisa saat ini sekitar 2.000 hektare.

Penulis: Hartati | Editor: Vanda Rosetiati
DOK TRIBUN SUMSEL
Sebanyak 600 lebih sungai di Palembang hilang 100 tahun terakhir, rawa yang tersisa saat ini sekitar 2.000 hektare. Banjir yang terjadi di depan Komplek Perumahan Citra Damai 1, Kelurahan Bukit Sangkal Kalidoni 2023 lalu. Lokasi ini memang rawan banjir. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sebanyak 600 lebih sungai di Palembang hilang 100 tahun terakhir, rawa yang tersisa saat ini sekitar 2.000 hektare.

Kondisi inilah yang menyebabkan banjir di Palembang.

Karena berkurangnya jumlah sungai sehingga air sulit mengalir dan masuk ke pemukiman.

Kepala Dinas PUPR, Ahmad Bastari mengatakan berdasarkan hasil Forum Grup Discussion (FGD) Sungai Tuo Palembang terungkap bahwa dulunya jumlah sungai di Palembang cukup banyak dan saat ini jauh berkurang.

Dia menyebut kata ahli sejarah dan budayawan dulunya Palembang memiliki 726 sungai 100 tahun lalu.

Saat ini tinggal 114 sungai saja atau hilang 612 sungai.

"Artinya banyak sungai yang hilang karena air ini volumenya tetap hanya saja rumahnya yang berkurang sehingga masuk ke pemukiman, jalan dan lainnya," ujar Ahmad Bastari dalam kegiatan Talkshow Peran Multi Pihak dalam Pengelolaan banjir Palembang di ruang rapat Parameswara, Jumat (23/2/2024).

Baca juga: Akhir Februari Curah Hujan di Sumsel Berkurang, Masyarakat Diminta Tetap Waspada Angin Kencang

Sementara itu Guru Besar Universitas Sriwijaya Bidang Drainase Pertanian Prof Momon mengatakan salah satu penyebab banjir ini karena jumlah rawa di Palembang yang jauh berkurang.

Jumlah rawa di Palembang ini jumlah sebelumnya 7 ribuan hektare dan saat ini hanya tersisa 2 ribu hektare saja atau rawa yang hilang 5 ribu hektare dalam 10 tahun terkahir.

Padahal rawa ini tempat atau rumah air namun karena alih fungsi lahan ini membuat air kehilangan rumah.

Prof Momon menyebut ahli fungsi lahan ini karena pertumbuhan penduduk terus naik setiap tahun sehingga rawa yang tadinya rumah air dijadikan sebagai lahan datar.

"Solusinya harus dibuat master plan buku biru untuk mengentaskan banjir yang bisa atau disiapkan hingga 30 tahun ke depan sehingga siapapun walikotanya nanti tinggal menjalankan saja," usulnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved