Pilpres 2024

Nikita Mirzani Bereaksi Soal Film Dirty Vote Isu Kecurangan, Sebut Pemilu Belum Mulai Sudah Menuduh

Nikita Mirzani, salah satu artis menyuarakan dukungannya terhadap paslon no urut 02, Prabowo-Gibran bereaksi usai hebohnya film dokumenter Dirty Vote.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
ig/nikitamirzanimawardi_172
Nikita Mirzani, salah satu artis menyuarakan dukungannya terhadap paslon no urut 02, Prabowo-Gibran bereaksi usai hebohnya film dokumenter Dirty Vote. 

"Seyogyanya Dirty Vote akan menjadi tontonan yang reflektif di masa tenang pemilu.

Diharapkan 3 hari yang krusial menuju hari pemilihan,

film ini akan mengedukasi publik serta banyak ruang dan forum diskusi yang digelar," kata Dandhy dalam keterangan pers yang diterima pada Minggu (11/2/2024).

Mengenal sosok sutradara film dokumenter Dirty Vote tengah viral dimedia sosial menceritakan tentang kecurangan Pemilu 2024.
Mengenal sosok sutradara film dokumenter Dirty Vote tengah viral dimedia sosial menceritakan tentang kecurangan Pemilu 2024. (Tribunnews.com)

Dandhy juga berharap semua elemen masyarakat untuk sejenak mengesampingkan dukungan politik kepada para calon presiden-calon wakil presiden, dan menyimak isi dokumenter itu secara terbuka.

"Ada saatnya kita menjadi pendukung capres-cawapres.

Tapi hari ini, saya ingin mengajak setiap orang untuk menonton film ini sebagai warga negara," ujar Dandhy.

Film dokumenter itu mengupas soal dugaan potensi kecurangan dalam proses Pemilu dan Pilpres 2024.

Film itu ditayangkan perdana melalui kanal rumah produksi WatchDoc di Youtube pada 11 Februari 2024 pukul 11.00 WIB, bertepatan hari pertama masa tenang Pemilu.

Didalam film dokumenter itu menampilkan 3 orang pakar hukum tata negara. Mereka adalah Feri Amsari, Bivitri Susanti, dan Zainal Arifin Mochtar.

Ketiganya memaparkan tentang penyimpangan yang terjadi dalam berbagai hal terkait proses Pemilu di dalam Indonesia yang menerapkan praktik demokrasi.

Pembuatan film Dirty Vote merupakan hasil kolaborasi lintas lembaga sipil.

Menurut Ketua Umum Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia (SIEJ) sekaligus produser, Joni Aswira, dokumenter itu turut memfilmkan hasil riset kecurangan pemilu yang selama ini dikerjakan koalisi masyarakat sipil.

Biaya produksi film Dirty Vote, kata Joni, dihimpun melalui pengumpulan dana (crowd funding), sumbangan individu dan lembaga.

"Biayanya patungan.

Selain itu Dirty Vote juga digarap dalam waktu yang pendek sekali sekitar dua minggu, mulai dari proses riset, produksi, penyuntingan, hingga rilis. Bahkan lebih singkat dari penggarapan End Game KPK (2021)," kata Joni.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved