seputar islam

Memahami Makna Perintah Sholat Lima Waktu dalam Peristiwa Isra Miraj, Bukan Sekadar Ibadah Ritual

ibadah sholat (fardhu) harus dipahami tidak hanya sekedar ibadah ritual lima kali dalam sehari, tapi diiringi dengan berbuat baik dan ibadah sosial.

|
Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Memahami Perintah Sholat Lima Waktu dalam Hikmah Isra Miraj, Bukan Sekadar Ibadah Ritual. 

TRIBUNSUMSEL.COM --Memahami Perintah Sholat Lima Waktu dalam Hikmah Isra Miraj, Bukan Sekadar Ibadah Ritual.

Perintah sholat lima waktu adalah salah satu hikmah dari peristiwa Isra Miraj yang menjadi salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW dan diwariskan kepada umatnya.


Perintah sholat yang merupakan rukun Islam yang kedua ini juga terdapat di dalam banyak ayat Alquran, seolah sebagai penegasan bahwa ibadah sholat menjadi hal yang sangat penting untuk diamalkan umat muslim.

Berbeda dari ibadah lainnya yang disampaikan melalui wahyu Jibril, perintah sholat diterima Nabi Muhammad SAW langsung dari Allah SWT.
Perintah salat disampaikan ketika Nabi Muhammad SAW melakukan Isra dan Miraj, perjalanan dari Masjid Al-Aqsa hingga ke Sidratul Muntaha, bertemu langsung dengan Allah SWT. Di peristiwa monumental itulah, Allah SWT mewajibkan Rasulullah dan umatnya mendirikan sholat lima waktu. Secara umum, salat yang didirikan umat Islam terdiri dari sholat fardu (sholat wajib lima waktu) dan sholat sunah.


Allah SWT menyatakan bahwa sholat merupakan penghalang perbuatan dosa.

Firman Allah dalam surah Al-Ankabut ayat 45:

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar.
Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya daripada ibadah – ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan," (QS. Al-Ankabut [29]: 45).

Ibadah ini menjadi ibadah pertama yang dihisab di hari Kiamat, serta menjadi pembeda antara orang beriman dan orang kafir. Hal ini tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW: "Amalan seorang hamba yang paling pertama dihisab di hari Kiamat adalah salat, jika salatnya baik maka baik pula seluruh amalannya, dan jika salatnya rusak maka rusak pula seluruh amalannya," (H.R. Thabarani).

Dalam hadis lain, Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya batas antara seseorang dengan syirik dan kekafiran itu adalah meninggalkan sholat,” (H.R. Muslim)


Sholat yang bagaimana?


Dalam Surat AL Maun, Allah mengatakan sholat (ibadah ritual menyembah Allah) harus diiringi dan mengiringi ibadah lainnya yaitu akhlak yang baik, ibadah sosial agar menjadi takwa. Itulah tujuan akhir kita yaitu menjadi takwa.


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ
Ara-aital lazii yu kazzibu bid diin
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?


فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَ
Fa zaalikal lazi yadu'ul-yatiim
2. Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,

وَلَا يَحُضُّ عَلٰي طَعَامِ الْمِسْكِيْنِ
Wa la ya huddu 'alaa ta'amil miskiin
3. dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.


فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ
Fa wai lul-lil mu salliin
4. Maka celakalah orang yang shalat,

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved