Arti Kata Bahasa Arab

Arti Bashar dan Bashirah dan Perbedaannya, Hikmah Melihat Sesuatu dengan Mata Lahir dan Mata Hati

Perlunya melihat segala sesuatu dengan mata hati (bashiroh) tidak hanya dengan mata lahir (bashar). Mata hati adalah rasa yang tidak pernah bohong

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Arti Bashar dan Bashirah dan perbedaannya, hikmah melihat sesuaytu dengan mata lahir dan mata hati. 

TRIBUNSUMSEL.COM ---Arti Bashar dan Bashirah dan perbedaannya, hikmah melihat sesuaytu dengan mata lahir dan mata hati.

Kata bashar dan bashiroh berasal dari bahasa Arab. Secara penyebutan, kedua kata seperti sama, tapi secara arti, kata bashar dan bashirah memiliki perbedaan.

Bashar dan bashiroh memiliki arti dasar yang sama yakni melihat. Namun bila diartikan secara lebih detil, keduanya berbeda.

Dikatakan Ustads Muhammad bin Alwi dari laman khazanahquran.com,  manusia memiliki 2 alat untuk melihat. Alquran menyebutnya Al-Bashor dan Al-Bashiroh.

Bashar atau al Al-Bashor adalah penghilatan dengan mata lahir (panca indera)

Bashirah atau Al-bashiroh adalah melihat dengan hati atau mata hati, cahaya hati yang bisa melihat hakikat segala sesuatu.

Melihat dengan mata hati lebih utama dibanding dengan mata lahir. Mata hati, tidak akan tertipu dengan tampilan luar dan bisa melihat hakikat kebaikan atau keburukan dibaliknya.


Allah berfirman,
وَمَن لَّمْ يَجْعَلِ اللَّهُ لَهُ نُوراً فَمَا لَهُ مِن نُّورٍ -٤٠-
“Barangsiapa tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, maka dia tidak mempunyai cahaya sedikit pun.” (An-Nur 40)


Bashiroh disebut juga dengan pandangan yang jauh. Ia memandang dengan hati, bukan dengan mata. Ketika seorang buta matanya, maka hilanglah penglihatan dari dirinya.

Dan ketika seseorang buta hatinya, maka hilanglah bashiroh dari dirinya.

Allah berfirman,
فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ -٤٦-


“Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” (Al-Hajj 46)

Jika dianalogikan dengan melihat lautan, orang yang menggunakan matanya akan melihat permukaan pantai yang berombak. Sementara yang melihat dengan bashiroh, pandangannya akan jauh hingga ke dasar lautan. Ia tidak fokus dengan tampilan luarnya saja.
Karena itu tak jarang orang yang buta tapi memiliki pandangan yang jauh dari hatinya.

Dan banyak pula orang yang mampu melihat dengan mata tapi sebenarnya ia buta. “Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.”


Dalam sebuah tausiah almarhum ustadz Buya Syakur mengatakan perlunya melihat segala sesuatu dengan mata hati (bashiroh) tidak hanya dengan mata lahir (bashar).


Mata hati itu adalah rasa (perasaan) yang tidak pernah bohong.


Firman Allah, Surat An-Najm Ayat 11

مَا كَذَبَ ٱلْفُؤَادُ مَا رَأَىٰٓ

Arab-Latin:
Mā każabal-fu`ādu mā ra`ā

Artinya:
Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.

Almarhum KH Hasyim Muzadi dalam tulisannya menjelaskan, Allah SWT telah memberikan dua alat untuk melihat kebenaran dan menuju kepada-Nya. Pertama, Bashar yang memiliki dua alat: panca indera dan akal. Kedua, Bashirah yang memiliki satu alat, yaitu hati.

Panca indera adalah alat untuk mengenal sesuatu, melalui penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung), peraba (kulit) dan perasa (lidah). Panca indera sangat penting untuk merasakan segala hal yang ada di kehidupan ini. Namun, panca indera itu terbatas, sehingga terkadang menipu atau menggambarkan sesuatu yang tidak sebenarnya.
Panca indera dan akal sebagai bashar itu sangat penting, tapi belum cukup untuk menjamin manusia mencapai kebenaran (al-haq). Itulah mengapa dibutuhkan suatu alat pengendali kepandaian, yaitu bashirah (hati). Bashirah ini yang menjamin penglihatan mata sama dengan penglihatan hati.

Dalam kitab Al-Hikam disebutkan bahwa bashirah memiliki dua tugas. Pertama, mengendalikan bashar; sehingga kalau pintar, tetap benar; kalau jadi orang besar, tidak sombong. Kedua, melakukan keimanan dan hubungan kepada Allah SWT secara benar.

Bashirah secara manfaat, fungsi dan berkahnya dapat mendekatkan seseorang dengan Allah SWT.

Orang yang hatinya hidup, mudah mendekat kepada Allah SWT dengan cara meneladani Nabi Muhammad SAW.
Bashirah lah yang mengubah ilmu menjadi ilmu bermanfaat.

Misalnya, seseorang memiliki ilmu agama, maka dia menjadi orang sholih; memiliki ilmu ekonomi, membuat makmur masyarakat; memiliki ilmu politik, memegang amanah yang benar dan lurus. Hal ini dikarenakan ilmu itu berdiri sendiri dan manfaat ilmu juga berdiri sendiri, sedangkan yang menjadi pemersatu ilmu dan manfaatnya adalah bashirah yang menimbulkan rasa takut kepada Allah SWT.


Itulah Arti Bashar dan Bashirah dan perbedaannya, hikmah melihat sesuaytu dengan mata lahir dan mata hati.

Baca juga: Bacaan Doa Pembuka dan Penutup Acara Isra Miraj, Tulisan Arab, Latin Lengkap dengan Artinya

Baca juga: Lirik Sholawat Al Maghrobi, Adhimiyah Sayyid Ahmad Bin Idris, Lengkap Tulisan Arab, Latin dan Arti

Baca juga: Arti Tasamuh, Tasamuh Sosial Adalah, Toleransi dalam Bahasa Arab, Berikut Dalil & Contoh Sikap

Baca juga: Arti Munadhoroh Adalah, Berikut Kumpulan Hadits Nabi Muhammad SAW Tentang Berdebat dalam Islam

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved