Arti Kata Bahasa Arab

Arti Munadhoroh Adalah, Berikut Kumpulan Hadits Nabi Muhammad SAW Tentang Berdebat dalam Islam

Berdiskusi yang tidak memakai dasar ilmu dan argumen yang kuat, namun menggunakan otot, itulah yang dinamakan debat yang tercela.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Arti Munadhoroh Adalah, Berikut Kumpulan Hadits Nabi Tentang Berdebat dalam Islam. 

TRIBUNSUMSEL.COM — Arti Munadhoroh Adalah, Berikut Kumpulan Hadits Nabi Tentang Berdebat dalam Islam.

Munadhoroh adalah kosa kata berasal dari bahasa Arab.
Munadhoroh مُنَاظَرَة
artinya adalah debat dalam bahasa Indonesia.


Debat menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah pembahasan atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.

Dikutip dari muhammadiyah.or.id dan wikipedia, debat merupakan kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik perseorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan/atau juga perbedaan.

Debat dalam Islam dibedakan menjadi tiga macam, yaitu mira’, jadal dan khusumah.
Mira’ adalah setiap bantahan atas ucapan orang lain dengan cara menampakkan, baik pada kalimat, makna, atau maksudnya, untuk menunjukkan keunggulan dirinya.

Sedangkan Jadal adalah menyebutkan kelemahan pendapat orang lain dalam rangka mengukuhkan pendapatnya sendiri, membungkam lawan bicara dengan menunjukkan kesalahan ucapannya dan menisbatkan kebodohan kepadanya.

Sedangkan, khusumah adalah ucapan yang keras demi mendapatkan harta atau hak.

Dari tiga macam debat atau munadhoroh ini, mira’ dan jadal biasanya berakibat pada sikap menyakiti orang lain.
Dampak negatif dari mira’ dan jadal dapat membangkitkan nafsu amarah dan membela pendapatnya masing-masing dengan cara benar atau salah.

Kita seringkali menjumpai contoh-contoh mira’ berbentuk bantahan terhadap pendapat orang lain, meskipun terkait dengan hal-hal yang sepele. Di antara contoh-contoh mira’ adalah sebagaimana berikut: pertama, kritik atas kalimatnya dengan cara menampakkan kesalahan tata bahasa dan/atau penempatannya.
Contoh dari kritik ini bisa dilihat dari ungkapan seseorang yang mengatakan: “jika ngomong jangan muter-muter seperti benang ruwet”.

Kedua, bantahan atas makna argumentasi yang disampaikan seseorang. Contoh atas hal ini dapat dilihat dalam pernyataan berikut: “apa yang Anda katakan salah, tidak sesuai dengan fakta yang saya ketahui”.

Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW tentang debat

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan orang mukmin dalam berdiskusi dengan cara sebagaimana firman-Nya berikut ini.

Allah Azza wa Jalla berfirman dalam Alquran Surat An Nahl 125:


ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ

Artinya :
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl : 125).

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved