Berita Viral

Sosok Elwizan Kondektur Bus Jadi Dokter Gadungan Timnas, Kiper Ernando Ari Nyaris Jadi Korban

Adapun sosok Elwizan Aminuddin menjadi dokter gadungan Timnas berhasil membuat banyak pihak kecolongan selama 11 tahun, ternyata seorang kondektur bus

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
(Dok. PSS Sleman)
Adapun sosok Elwizan Aminuddin menjadi dokter gadungan Timnas berhasil membuat banyak pihak kecolongan selama 11 tahun, ternyata seorang kondektur bus 

TRIBUNSUMSEL.COM- Jajaran Polresta Sleman menangkap Elwizan Aminuddin yang menyamar sebagai dokter gadungan di Timnas sepak bola.

Adapun sosok Elwizan Aminuddin ternyata dulunya berprofesi sebagai kondektur bus di daerah Tangerang.

Bermodalkan ijazah palsu, aksi Elwizan Aminuddin menjadi dokter gadungan tersebut berhasil membuat banyak pihak kecolongan selama 11 tahun.

Baca juga: Viral Detik-detik Peserta Goyang Gemoy Meninggal Dunia, Tiba-tiba Ambruk

Ia mengelabui federasi, klub dan operator liga dan malang melintang sebagai dokter klub di sejumlah klub.

Elwizan meraup cuan jutaan Rupiah selama ia menjadi dokter gadungan.

Bahkan, tindakan yang dilakukan Elwizan nyatanya sempat hampir membuat kiper Timnas Indonesia, Ernando Ari Sutaryadi menjadi korban hingga nyaris kehilangan kariernya di dunia sepak bola.

Sosok Elwizan Aminudin

Elwizan adalah dokter gadungan yang mengaku sebagai lulusan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh.

Namun, ijazah miliknya ternyata tidak terdaftar.

Saat ditelusuri Tribunnews, nama Elwizan juga tak terdaftar di direktori anggota IDI.

Mantan dekan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (USK), Dr dr Syahrul SpS mengatakan bahwa tanda tangan yang tertera di ijazah dr Elwizan Aminuddin, bukan tanda tangannya.

"Itu bukan tanda tangan saya. Saya juga tidak pernah kenal dengan yang bersangkutan," kata Dr Syahrul saat dikonfirmasi Serambinews.com, Senin (6/12/2021) pagi.

Penegasan Dr Syahrul tersebut sekaligus mempertegas bahwa Elwizan Aminuddin tidak pernah terdaftar sebagai mahasiswa di FK USK saat ia menjabat dekan.

"Logo universitas di samping pasfotonya itu juga palsu. Tindakannya ini sangat merugikan masyarakat luas dan dunia pendidikan," kata Syahrul.

Baca juga: Caleg DPRD Sumsel Jadi Korban Penipuan Rp 60,5 Juta, Diiming-Imingi 5000 Suara Mata Pilih

Sebagaimana ramai diberitakan dalam sepekan terakhir, seorang pria bernama Elwizan Aminuddin mengaku dirinya dokter, lulusan FK USK pada 1 November 2010.

Di ijazahnya tercantum bahwa Elwizan kelahiran Bireuen pada 25 April 1982 dan telah menyelesaikan dengan baik semua syarat pendidikan pada program studi kedokteran di FK USK.

Ijazah tersebut ditandatangani Prof Dr Darni M Daud MA sebagai Rektor USK dan dr Syahrul SpS sebagai Dekan FK USK.

Elwizan ternyata berprofesi sebagai seorang kondektur bus di daerah Tangerang dan memiliki usaha toko kelontong.

.

Dokter gadungan, Elwizan Aminuddin saat masih menjabat sebagai dokter tim PSS Sleman.
Dokter gadungan, Elwizan Aminuddin saat masih menjabat sebagai dokter tim PSS Sleman.

 

Kiper Timnas Jadi Korban

Elwizan bahkan sempat membersamai Timnas Indonesia U-16 dan U-19 pada 2014 silam.

Sosok kiper Timnas Indonesia, Ernando Ari sempat menjadi korban kebohongan Elwizan.

Ernando Ari hampir mengalami salah penanganan atas rekomendasi Elwizan Aminuddin.

Kala itu, Elwizan mengizinkan Ernando Ari untuk tetap latihan meski menderita cedera bahu.

Setelah cedera Ernando tak kunjung sembuh, tim medis Persebaya kemudian merekomendasikannya untuk dioperasi pada Agustus 2020.

"Ya Allah, dulu hampir enggak jadi operasi gara-gara bapak ini, dan untung enggak pensiun dini. Semoga enggak terulang lagi," tulis Ernando di Insta Story-nya pada Jumat (3/12/2021).

Elwizan menyebut, sepakbola adalah cita-cita dan jalan hidupnya.

"Ini adalah cita-cita saya yang tertunda. Dulu saya memiliki cita-cita menjadi pesepak bola, tapi orang tua saya melarang,” tutur Elwizan sebagaimana dikutip dari wawancara di Tribun Jogja, pada 27 November 2020.

Sosok Ernando Ari Kiper Timnas Indonesia, Gagal Eksekusi Pinalti Terakhir Vietnam di Piala AFF U-23
Sosok Ernando Ari Kiper Timnas Indonesia, Gagal Eksekusi Pinalti Terakhir Vietnam di Piala AFF U-23 (instagram/nandoariiiss)

Di sisi lain, dalam sebuah wawancara dengan Tribun Jogja, Elwizan Aminuddin mengaku sangat mencintai profesinya sebagai dokter.

Elwizan memilih sepakbola, meskipun ditentang oleh orang tua.

Elwizan Aminudin yang kerap dipannggil Dokter Amin itu lantas menjelaskan, pilihan jadi dokter tim sepakbola adalah cita-cita yang dikabulkan oleh Tuhan.

“Namun sekarang saya bekerja di tim sepak bola, lalu saya berpikir bahwa ini sudah menjadi jalan hidup saya. Dulu tertunda, sekarang terkabulkan," tambahnya.

Bahkan, kata Elwizan Aminudin si dokter gadungan itu, ia bilang ke istrinya bahwa sepakbola adalah istri pertama dia.

"Jadi kalau ditanya kenapa memilih jalan hidup sebagai dokter tim di sepak bola, itu karena cinta. Saya sampai bilang sama istri saya sebelum married, bahwa sepak bola itu istri pertama saya. Saya sudah 10 tahun di sepak bola karena saya cinta.\

Ia juga mengaku, di sepakbola yang bikin dia bahagia salah satunya adalah punya banyak kawan dari banyak kota.

Sejawat, dalam bahasa dia, yang pernah satu tim dia selama jadi dokter.

“Kalau saya bilang, ke kota mana pun saya punya teman baik teman sejawat maupun dari pesepak bola yang pernah satu tim dengan pemain tersebut. Itu menjadi kepuasan tersendiri untuk saya," ujar pria kelahiran 25 April 1982 ini.

Ternyata tak terdaftar IDI

Kedok Elwizan Aminudin terbongkar usai kardiolog bernama Muhammad Iqbal Amin lewat akun Twitter pribadinya, @iqbalAmin89.

Ia mencuit tentang sosok Elwizan yang ternyata bukan seorang dokter.

Namanya tidak terdaftar di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) maupun di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti).

Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita saat itu mengonfirmasi, Elwizan Aminudin adalah dokter gadungan dan tidak memiliki ijazah kedokteran yang terdaftar.

Saat ini, Elwizan juga dilaporkan oleh PSS Sleman yang merasa tertipu karena tidak mengira selama ini ia diduga memakai ijazah palsu saat melatih tim.

Elwizan Aminudin pun terancam bakal masuk penjara karena ulahnya selama ini.

Baca juga: Sosok Melisa, Anak Danramil di Manado jadi Korban Salah Tembak Oknum Polisi, Seorang Mahasiswi

Setelah buron sejak 2021 lalu, Elwizan yang juga pernah menangani PSS Sleman akhirnya berhasil diringkus jajaran Polresta Sleman di Cibodas, Tangerang, Selasa (30/1/2024).

Dalam keterangan pers di Mapolresta Sleman Selasa (30/1/2024), Kapolresta Sleman Kombes Pol Yuswanto Ardi menyebut bahwa penangkapan Elwizan tak lepas dari partisipasi dari masyarakat.

"Atas partisipasi dari masyarakat, Alhamdulillah kami berhasil melakukan penangkapan terhadap salah satu tersangka yang melakukan kegiatan pemalsuan dokumen yang menyatakan bahwa seolah-olah dia adalah seorang dokter," kata Ardi, dikutip dari TribunJogja.

Diketahui, sembilan tim pernah menjadi korban dari penipuan yang dilakukan Elwizan.

Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian, membeberkan sembilan tim tersebut, yakni Persita Tangerang, Barito Putra, Timnas U-19 Indonesia, Bali United, Madura United, Sriwijaya FC, Kalteng Putra dan terakhir PSS Sleman.

Meski jasanya laku bersama beberapa klub ternama bahkan Timnas U19 Indonesia, namun siapa sangka jika Elwizan pernah bekerja sebagai kondektur bus dan pengusaha warung kelontong.

"Sebelum jadi dokter gadungan di beberapa tim sepak bola, dia juga bekerja sebagai kondektur bus dan ada juga usaha jualan toko kelontong," kata Adrian.

Kronologi Kasus

Ardi mengatakan bahwa perkara dokter gadungan ini bermula pada Februari 2020, kala itu PT PSS memang membutuhkan dokter untuk klub PSS Sleman.

Lalu, Elwizan dihubungi manajemen untuk diminta bekerja sebagai dokter.

Elwizan kemudian melamar sebagai dokter dengan mengirimkan soft copy ijazah sebagai dokter lulusan Universitas Fakultas Kedokteran di Aceh.

Kemudian pada Februari 2020, Elwizan diterima dan menandatangani kontrak kerja dengan PT PSS.

Namun pada bulan November 2021, tersiar kabar jika Elwizan bukanlah seorang dokter.

PT PSS pun langsung berkirim surat ke Universitas di Banda Aceh, tempat di mana Elwizan mengaku kuliah.

Pada 30 November 2021, PT PSS menerima jawaban yang menerangkan bahwa Elwizan bukanlah alumni atau lulusan dokter di sana.

Lalu pada awal Desember 2021, Elwizan yang masih terikat kontrak dengan PT PSS tiba-tiba pamit ke Palembang dengan alasan orangtuanya sakit.

Setelah pamit pergi, Elwizan tidak pernah kembali lagi.

PSS Sleman lantas melaporkan peristiwa pemalsuan surat-surat dan penipuan ini ke Polresta Sleman pada 3 Desember 2021.

"Atas kejadian tersebut PT PSS mengalami kerugian sebesar Rp254.100.000, atas gaji dan bonus yang telah diberikan kepada tersangka," tambah Ardi.

Baca berita lainnya di google news

ikuti dan bergabung di saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved