Anak Kandung Aniaya Ayah Lansia

Pilunya Ayah Lansia Dianiaya Anak Kandung di Cakung Karena Sudah Pikun, Warga Histeris

Nasib pilu dialami oleh pria lanjut usia (lansia) berinisial S (78) di Cakung, Jakarta Timur dianiaya oleh anak kandung, karena sudah pikun

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
kompas.com/Nabilla Ramadhia
Nasib pilu dialami oleh pria lanjut usia (lansia) berinisial S (78) di Cakung, Jakarta Timur dianiaya oleh anak kandung, karena sudah pikun 

TRIBUNSUMSEL.COM- Nasib pilu dialami oleh pria lanjut usia (lansia) berinisial S (78) di Cakung, Jakarta Timur dianiaya oleh anak kandung.

JS (32) anak kandung dari S ini dengan tega menganiaya ayahnya sendiri di depan umum, pada Senin (22/1/2024) sore.

Pemuda asal Cakung, Jakarta Timur ini memukul ayahnya sampai tersungkur lantaran korban sering pikun dan menghilang keluar rumah.

Aksi pemuda tersebut viral di media sosial karena terekam kamera CCTV.

Baca juga: Bersyukurnya Ammar Zoni Kembali di Penjara, Panji Sang Adik Ungkap Permintaan: Tolong Jangan Ulangi

Berdasarkan pantauan TribunJakarta.com, pelaku yang menggunakan kaos belang hitam biru itu tampak mendorong ayahnya beberapa kali.

Tak cukup sampai situ, pelaku juga terlihat menarik kerah baju ayahnya.

Sementara tubuh ayahnya sampai tersungkur ke aspal jalan.

Terlihat dari CCTV, banyak tetangga yang keluar dari rumah saat pelaku melakukan aksinya.

Warga juga terdengar berteriak dengan harapan pelaku menghentikan aksinya.

Namun pelaku tampak tak memperdulikan teriakan tetangganya.

Pelaku hanya mengangkat tubuh korban lalu membawa sang ayah menjauh dari lokasi.

Atas tindakan penganiayaan sang anak, lansia berusia 77 tahun itu mengalami luka lebam di wajah.

Kesaksian Tetangga

Seorang tetangga bernama Hana mengurai kesaksian ketika melihat pemuda memukul ayahnya sendiri yang sudah sepuh.

"Bapaknya didorong, tangannya sampai luka karena kecakar atau gimana. Bapaknya nunjukkin tangannya berdarah. Anaknya bilang, 'Bodo amat! Ayo pulang!'" ujar Hana di Cakung Timur, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (23/1/2024), dilansir dari Kompas.com.

Saat itu, kata Hana, tak ada tetangga yang berani mendekati pelaku dan korban.

"Kita gak tahu kalau dia (pelaku) mau mukul, di sini juga perempuan semua," ujar Hana menjelaskan alasan tak ada yang bernai hentikan pelaku dikutip dari video YouTube SCTV, Rabu (24/1/2024).

"Mungkin kalau ada laki-laki bisa (minta bantuan)," sambungnya.

Baca juga: Viral Rekaman CCTV Aksi Keji Pria Aniaya Wanita di Tempat Kerja, Seret Pacar Hingga Alami Trauma

Penganiayaan bermula saat JS menemukan ayahnya sedang melintas di gang tempat Hana bermukim.

S yang baru saja bertegur sapa dengan Hana dan warga lainnya langsung dihampiri oleh JS.

Kemudian, sang anak menyuruh ayahnya untuk pulang. Awalnya, suara JS masih pelan meski cara bicaranya tegas.

S lantas menjawab bahwa dia ingin mengunjungi rumah adiknya dan akan pulang nanti.

Namun, JS terus memaksa ayahnya untuk pulang.

"Nah, awalnya (tegurannya) pelan. Kok lama-lama teriak-teriak. (Korban) Didorong-dorong sampai ke tempat yang ada motor terparkir," kata Hana.

Saat didorong ke arah motor, S berpegangan pada jok motor itu. Ia menopang dirinya karena salah satu kakinya sedang pincang.

Hana menuturkan, JS terus menyuruh S untuk pulang dengan nada tinggi.

Ia pun menyuruh ayahnya untuk segera beranjak tanpa menghiraukan kondisi kaki sang ayah.

"Dijawab sama bapaknya, 'Iya sebentar, pelan-pelan. Nanti pulangnya sama kamu'. Anaknya ngomong lagi, 'Ya udah pulangnya sama gua! Sekarang!' Bapaknya jawab, 'Iya sebentar'," ucap Hana.

Kemudian, JS kembali mendorong S hingga tangan korban terluka dan berdarah, tetapi sang putra tidak memedulikannya.

S menuruti perintah anaknya. Ia berjalan secara perlahan sambil menopang tubuhnya pada setang motor.

"Bapaknya pegangan setang motor. Mungkin anaknya enggak sabaran, langsung dipukul bapaknya sampai jatuh. Kami kaget," ungkap Hana.

Sementara itu, JS tak memedulikan teriakan yang diucapkan sejumlah saksi dan langsung membopong ayahnya.

"Kami kaget. Mau nolong juga gimana, perempuan semua di sini saat itu. Pada gemeteran. Jadi pada teriak-teriak, 'Pelan-pelan! Itu bapak orang tua!' Habis itu, sama anaknya, si bapak diangkat, dibawa pulang," urai Hana.

Baca juga: Kecewanya Ivan Gunawan Tak Dibela usai Ditegur KPI Soal Busana, Singgung 20 tahun Jadi Desainer

Polisi Ungkap Motif

Kapolsek Cakung Kompol Panji Ali Chandra pun membenarkan adanya tindakan penganiayaan itu.

Ia menyebut, penganiayaan dalam video yang beredar dipicu karena pelaku kesal dengan korban yang sudah pikun.

"Anaknya kesal karena orangtuanya sudah pikun, sering hilang atau pergi dari rumah," kata Panji saat dikonfirmasi di Cakung, Jakarta Timur, Selasa (23/1/2024).

Dalam kasus ini, jajaran Polsek Cakung sudah melakukan jemput bola untuk meminta keterangan terhadap pelaku dan pihak keluarga korban.

Upaya jemput bola dilakukan karena usai kejadian pihak keluarga tidak membuat laporan secara resmi ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) dan Unit Reskrim Polsek Cakung.

"Dari pihak keluarga tidak melaporkan sehingga Polri turun dan hadir untuk menyelesaikan secara kekeluargaan,"

"Kita lakukan restorative justice (penyelesaian di luar proses hukum)," ujarnya.

Kata Panji, hasil dari restorative justice ini pelaku diminta berjanji agar tidak kembali melakukan kekerasan terhadap orangtuanya.

Diharapkan, setelah proses restorative justice serta mendapat pembinaan dari jajaran Polsek Cakung pelaku dapat belajar dari kesalahan dan tidak mengulangi perbuatan.

"Mediasi membuat surat pernyataan agar tidak diulangi kembali," tuturnya.

Selain itu, pelaku juga berjanji akan merawat dan mengurus korban sehingga mereka berdua masih tinggal bersama.

Baca berita lainnya di google news

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved