Berita OKU Selatan

Sebelum Ditemukan Tewas, Bidan Desa di Muaradua Sering Melamun Ditempat Kerja

RY, sesama nakes di Puskemas Kisam Tinggi bahwa korban nampak seperti orang linglung kerap melamun dan menyendiri.

Penulis: Alan Nopriansyah | Editor: Sri Hidayatun
alan/sripoku.com
Kondisi dikediaman rumah duka, di Desa Muaradua Kisam, Kecamatan Muaradua Kisam, OKU Selatan. Selasa (23/1/2024). 

TRIBUNSUMSEL.COM,MUARADUA- Sebelum ditemukan tewas g4ntung dir1, sosok keseharian Bidan Desa Agustina Febriani (32) yang tewas gantung diri diungkap oleh rekan sesama tenaga kesehatan.

RY, sesama nakes di Puskemas Kisam Tinggi bahwa korban nampak seperti orang linglung kerap melamun dan menyendiri saat bekerja.

Menurutnya,bahwa memang diketahui korban tengah memiliki masalah dirumah tangganya bertengkar dengan suaminya.

Hal inilah membuat korban memilih pulang ke Desa asalnya, tempat orang tuanya  tonggal di Desa Muaradua Kisam Kecamatan Muaradua Kisam, OKU Selatan.

"Dia (korban), memang seperti orang linglung, kerap melamun dan menyendiri."ujar Nakes berinisial RY, Selasa (23/1/2024).

Diketahui, selaku Bides di Desa Padang Lai Kecamatan Kisam Tinggi korban memang jarang masuk di UPT Puskemas Muaradua ,menjalankan tugas sebagai Bidan Desa di Desa tersebut.

Dikabarkan meninggal, RY mengaku terkejut mengungkapkan bahwa korban meninggalkan 2 orang anak perempuan yang masih anak-anak.

"Anaknya ada dua orang, satu masih usia sekitar 3 tahun yang sulung masih kelas 3 SD,"bebernya.

Sementara di konfirmasi terpisah kepada Pedri selaku Kepala UPT Puskesmas Muaradua Kisam Pedri mengatakan bahwa memang korban masih berstatus sebagai Nakes  UPT Puskesmas Kisam Tinggi.

Memang korban hendak mengajukan pindah dari UPT Puskemas Kisak Tinggi ke UPT Puskesmas Muaradua Kisam, lantaran masalah rumah tangga yang dihadapinya.

"Almarhumah, masih sebagai nakes Puskesmas Kisam Tinggi. Mau mengajukan pindah ke Muaradua Kisam, baru via telepon,"ungkapnya.

Kronologi Penemuan Mayat

Kepala Desa Muaradua Kisam, Yoga mengungkapkan kronologi mayat korban pertama kali ditemukan oleh saudaranya DF (43), dimana saat kejadian korban hanya tinggal seorang diri didal rumah.

"Memang saat kejadian, dalam rumah korban sendiri. Ayah dan Ibu korban menjemput cucunya di Desa Tenang,"ujar Kades.

Sementara kakak Korban DF (43), yang mencari keberadaan adiknya memanggil beberapa kali tak ada jawaban, masuk kedalam rumah, mendapati korban sudah tewas.

"Yang menemukan pertama kali kakaknya. Yang mencari keberadaan korban dipanggil tidak menjawab,"ujar Kades.

DF yang berusaha menurunkan korban. Memberitahukan warga untuk meminta bantuan.

"Awalnya DF menurunkan sendiri namun karena kesulitan meminta bantuan warga,"terangnya.

DISCLAIMER:

Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.

Bisa menghubungi RSJ Ernaldi Bahar Palembang

Nomor Telepon (0711) 5645126
WhatsApp 0813-7365-3005

Baca berita menarik lainnya di google news

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved