Seputar Islam

Naskah Khutbah Jumat 26 Januari 2024 Tentang Isra Miraj, Penuh Makna dan Menyentuh, Beserta PDF

Berikut ini merupakan teks khutbah Jum'at edisi 26 Januari 2024 bertemakan Isra Miraj, penuh makna dan menyentuh hati, beserta file PDF yang bisa diun

Tribunsumsel.com
Naskah Khutbah Jumat 26 Januari 2024 Tentang Isra Miraj, Penuh Makna dan Menyentuh, Beserta PDF 

Di antara tanda-tanda orang yang bertakwa telah disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 3:

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka,”

Dari ayat ini kita bisa memahami bahwa orang yang bertakwa itu percaya kepada hal yang tak tampak mata dan juga tidak bisa dirasa dan direkam oleh indra serta tak bisa dinalar secara akal manusia. Hal ini disebut dengan istilah ghaib.

Orang yang bertakwa juga dicirikan dengan konsistensinya dalam menjalankan shalat sebagai ibadah vertikal menyembah Allah swt.

Dua hal ini, yakni percaya pada hal yang ghaib dan menjalankan shalat, menjadi dua hal relevan dengan keberadaan kita saat ini berada di bulan Rajab.

Di bulan inilah sebuah peristiwa ghaib yang tak masuk akal dan hanya dipercayai oleh orang-orang yang beriman terjadi, yakni peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw. Peristiwa ini menjadi peristiwa ghaib yang harus diterima oleh keimanan terlebih dahulu sebelum akal kita.

Pengertian Isra ini sendiri adalah perjalanan Nabi Muhammad saw dari Masjid al-Haram di Kota Makkah ke Masjid al-Aqsa di Palestina yang berjarak lebih kurang 1.500 kilometer.

Sedangkan Mi’raj adalah perjalanan beliau dari Masjid al-Aqsa ke Sidratul Muntaha yakni tempat di langit yang bersifat ghaib, tidak mungkin dijangkau oleh pancaindra manusia, bahkan tidak dapat dijangkau oleh akal pikiran.

Dua perjalanan ini ditempuh Nabi Muhammad hanya dalam satu malam. Peristiwa agung ini telah diterangkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 1:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Artinya: “Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Dalam perjalanan spiritual ini, Nabi Muhammad mendapatkan ‘oleh-oleh’ yang sangat monumental dan menjadi hal yang paling sering disebut pada bulan Rajab yakni perintah shalat lima waktu.

Maka kurang lengkap rasanya jika peringatan Isra Mi’raj yang sering dilakukan masyarakat di Indonesia tidak mengangkat dan membahas tentang shalat.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved