Arti Kata Bahasa Arab

Arti Wa'tasimụ Bihablillahi Jamiaw Wala Tafarraqu, Ayat Alquran, Utamakan Persatuan Jangan Terpecah

Wa’tasimu Bihablillahi Jami’an wala Tafarraqu adalah prinsip fundamental dalam ajaran Islam yang mendorong persatuan, solidaritas, dan kesatuan umat

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/welly triyono
Arti Wa'tasimụ bihablillāhi jamī'aw wa lā tafarraqụ, Surat Ali Imran Ayat 103, Utamakan Persatuan Jangan Terpecah Belah. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Arti Wa'tasimụ bihablillāhi jamī'aw wa lā tafarraqụ, Surat Ali Imran Ayat 103, Utamakan Persatuan Jangan Terpecah Belah.


Di tahun politik seperti sekarang, penting bagi masyarakat Indonesia untuk menjaga persatuan dan kesatuan dan tidak terpecah belah meskipun pilihan berbeda.

Tentang menjaga persatuan ini, diingatkan Allah dalam Surat Ali Imran Ayat 103.

 

وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Arab-Latin:
Wa'taṣimụ bihablillāhi jamī'aw wa lā tafarraqụ ważkurụ ni'matallāhi 'alaikum iż kuntum a'dā`an fa allafa baina qulụbikum fa aṣbaḥtum bini'matihī ikhwānā, wa kuntum 'alā syafā ḥufratim minan-nāri fa angqażakum min-hā, każālika yubayyinullāhu lakum āyātihī la'allakum tahtadụn

Artinya:

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

Kandungan Penting Mengenai Surat Ali ‘Imran Ayat 103


Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

103. dan berpeganglah kalian semua pada al-Qur’an, jauhilah perpecahan dan perselisihan, dan bersyukurlah kepada Allah atas kenikmatan yang telah Dia berikan berupa persatuan dan kasih saying di antara kalian, setelah kalian saling berselisih pada masa jahiliyah; kemudian dengan karunia Allah kalian menjadi saling bersaudara dan menyayangi. Dan sebelumnya kalian hampir jatuh ke jurang neraka Jahannam kemudian Islam menyelamatkan kalian.

Dengan penjelasan yang jelas ini Allah terangkan kepada kita ayat-ayat yang menuntun kepada kebaikan, agar kita mendapat petunjuk ke jalan yang benar.

Dikisahkan, Nafi’ berkata: Abdullah bin Umar datang kepada Abdullah bin Muthi’ ketika terjadi peristiwa al-Harrah pada zaman Yazid bin Muawiyah. Abdullah bin Muthi’ berkata: "Berilah Abu Abdurrahman (Abdullah bin Umar) bantal."

Maka Abu Abdurrahman berkata: "Aku datang kepadamu tidak untuk duduk, aku datang kepadamu untuk menceritakan kepadamu suatu hadits yang pernah kudengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ خَلَعَ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ لَقِيَ اللَّهَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا حُجَّةَ لَهُ وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً
"Barangsiapa melepas tangannya dari ketaatan, maka ia akan menemui Allah di hari Kiamat dalam keadaan tidak memiliki hujjah, dan barang siapa mati sedang dipundaknya tidak ada bai’at, maka ia mati seperti mati jahiliyyah."
(hadits dikeluarkan oleh Muslim dalam as-Shahih 3/1478 no. 1851, kitab imarah, bab kewajiban berpegang pada kesatuan kaum muslimin saat terjadi perpecahan).

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved