Satu Keluarga di Lembak Lumpuh

Viral Kisah 7 Orang di Satu Keluarga Lumpuh di Banten, Tiba-tiba Tubuh Lemas, Hidup Dibantu Tetangga

Sementara tujuh lainnya mengalami kelumpuhan, sedangkan satu orang lainya masih bisa beraktivitas normal.

Editor: Slamet Teguh
Kolase Tribunsumsel.com/ Kompas.com
Viral Kisah 7 Orang di Satu Keluarga Lumpuh di Lembak, Tiba-tiba Tubuh Lemas, Hidup Dibantu Tetangga 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kehidupan keluarga Maman Abdurahman kini tengah ramai menjadi perhatian publik.

Bagaimana tidak, kisah pilu dialami keluarga ini.

Satu keluarga yang terdiri dari 7 orang tiba-tiba mengalami kelumpuan.

Diketahui Maman dan keluarganya tinggal di Kampung Curug Cihuni, Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten.

Kini satu keluarga tersebut tidak bisa beraktivitas, seperti layaknya orang normal pada umumnya.

Maman Abdurahman tinggal di rumah panggung dengan bilik dari bambu.

Dirinya tinggal bersama delapan anggota keluarganya.

Sementara tujuh lainnya mengalami kelumpuhan, sedangkan satu orang lainya masih bisa beraktivitas normal.

Maman Abdurahman bercerita jika dirinya tidak bisa jalan sejak dua tahun terakhir.

"Tiba-tiba saja lemas,

tidak ada kekuatan (berdiri),” kata Maman ditemui di rumahnya, dikutip Kompas.com pada Kamis (11/1/2024) kemarin.

Satu keluarga di Kabupaten Lebak 2
Satu keluarga di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengalami kelumpuhan kaki. Mereka hidup dari belas kasihan tetangga.

Sebelum Maman, gejala serupa juga dialami oleh anggota keluarganya yang lain.

Paling awal adalah Misto yang sudah 20 tahun mengalami kelumpuhan kaki.

Total ada enam anggota keluarga Maman yang saat ini tidak bisa berjalan karena mengalami kelumpuhan kaki.

“Ada yang sudah lima tahun,

delapan tahun,

ada yang 20 tahun juga,” kata Maman.

Viral Kisah 7 Orang di Satu Keluarga Lumpuh di Lembak, Tiba-tiba Tubuh Lemas, Hidup Dibantu Tetangga
Viral Kisah 7 Orang di Satu Keluarga Lumpuh di Lembak, Tiba-tiba Tubuh Lemas, Hidup Dibantu Tetangga (Kolase Tribunsumsel.com/ Kompas.com)

Baca juga: Sosok Salsabila Siswi SMK Rawat Nenek & 2 Paman Lumpuh, Sekolah Nyambi Jualan, Dikenal Periang

Baca juga: Ibu Meninggal dan Ayah Menghilang, Kisah Pilu Salsabila Siswi SMK Rawat Nenek & 2 Paman Lumpuh

Karena kelumpuhan tersebut, mereka tidak bisa beraktivitas layaknya orang normal lain.

Bahkan untuk berpindah tempat, mereka harus berpegangan ke bambu yang dibuat untuk berjalan tertatih.

Sementara, pekerjaan sehari-hari dilakukan oleh istri Misto yang tidak mengalami kelumpuhan.

Lalu, untuk kebutuhan hidup mereka mengandalkan bantuan dari para tetangga.

Menurut Maman, memang pernah dapat bantuan dari Pemerintah, namun hanya dua orang anggota keluarga yang mendapatkannya.

“Untuk sekarang sedapatnya saja,

kadang ada tetangga kasih,” kata dia.

Terkait penyakit yang dialaminya, Maman mengaku pernah berobat ke puskesmas, namun tidak kunjung sembuh.

Dia juga merasa tidak mendapatkan jawaban memuaskan soal apa penyebab kakinya tidak bisa berjalan.

Saat ini, Maman dan anggota keluarga yang lain, hanya bisa pasrah dengan kondisinya.

Meski demikian, dia tetap berharap bisa sembuh dan hidup normal seperti sebelumnya.

Satu keluarga di Kabupaten Lebak
Satu keluarga di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengalami kelumpuhan kaki. Mereka hidup dari belas kasihan tetangga.

Dievakuasi ke RS

Satu keluarga di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengalami kelumpuhan.

Pemkab Lebak turun tangan dan akan membawa pasien ke rumah sakit.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Budhi Mulyanto, mengaku akan membawa mereka ke RSUD dr Adjidarmo untuk memeriksakan kondisinya.

"Pj Bupati sudah memberi arahan atau menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan agar pasien dilakukan pemeriksaan dan perawatan lanjutan di RSUD dr Adjidarmo," kata Budhi melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (12/1/2024).

Budhi menjelaskan, satu keluarga yang mengalami kelumpuhan ini merupakan kasus lama.

Sebelumnya mereka pernah ditangani tenaga kesehatan Puskesmas Cikulur sejak 2015.

Bahkan, pasien pernah menjalani fisioterapi di RSUD dr Adjidarmo dan menjalani rawat inap di RS DKT Serang.

"Tapi tidak menyelesaikan perawatan," kata Budhi yang juga menjabat sebagai Direktur RSUD dr Adjidarmo.

Menurut Budhi, saat ini RSUD dr Adjidarmo siap memberikan layanan kepada pasien yang mengalami kelumpuhan tersebut, sambil menunggu kesediaan keluarga pasien untuk dibawa ke rumah sakit.

(Kompas.com)

 

 

 

 

 

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved