Pemuda Obesitas di Tangerang
Pekerjaan Engky Pemuda Alami Obesitas Jadi Tulang Punggung Hidupi Keluarga Setelah Ayah Tiada
Inilah pekerjaan Engky (33) selaku pemuda di Tangerang alami obesitasi hingga 200 kilo, jadi tukang ojek demi hidupi keluarga, kini terbaring lemah..
Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri
TRIBUNSUMSEL.COM - Inilah pekerjaan Engky (33) selaku pemuda di Tangerang yang alami obesitasi hingga 200 kilo.
Baca juga: Sosok Engky Pemuda di Tangerang Alami Obesitas, Jadi Tulang Punggung Keluarga, Kini Tak Bisa Gerak
Diketahui jika Engky memiliki pekerjaan sebagai tukang ojek.
Ia menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal.

Hal itulah yang membuat Engky harus bekerja keras demi keluarganya, yakni ibunya agar untuk bertahan hidup.
Namun pilu, kini Engky tidak bisa bergerak karena pembengkakan tubuhnya sejak awal tahun 2023 lalu. Berat badan Engky mencapai 200 Kilogram.
Ketua RT setempat Sarwono mengungkapkan Engky merasakan pembengkakan di di tubuhnya sejak setahun lalu.
Sebelumnya, Engky masih bisa berjalan dan mengendarai sepeda motor.
"Kejadian itu sudah dirasakan Engky sejak setahun yang lalu.
Sebelum tahun baru 2023, masih bisa jalan naik motor pun bisa," kata Sarwono, Selasa (9/1/2024) dikutip dari Tribun Tangerang.
"Pembengkakan yang dialami dia enggak tahu dari faktor makan atau kenapa, mungkin ada yang lain, saya kurang paham," sambungnya.
Baca juga: Sosok Bripda MR Polisi Muda Tewas di Kamar Barak Dalmas Polres Wonogiri, Penyebab Kematian Terkuak
Baca juga: Viral Engky Pemuda di Tangerang Beratnya 200 Kg, Alami Obesitas Sejak Awal 2023, Tak Bisa Bergerak
Sehari-hari, Engky mengandalkan keluarganya untuk makan.
Sebab ia menjadi tulang punggung mengantikan kewajiban ayahnya meninggal dunia.
"Engky jadi tukang ojek, sehari-hari dia yang memberi makan keluarga, karena ayahnya sudah meninggal," terang Sarwono.

Kini, Engky telah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang.
Ia dibawa menggunakan ambulans pada Senin (8/1/2024) untuk mendapatkan penanganan medis.
"Dia sudah dievakuasi ke RSUD Kabupaten Tangerang kemarin dengan menggunakan ambulans,
supaya dapat penanganan medis," terang Sarwono.
Penjelasan RSUD Kabupaten Tangerang
Sementara itu, pihak RSUD Kabupaten Tangerang memastikan kondisi Engky stabil.
Pria berusia 33 tahun itu menjalani perawatan intensif dengan penanganan sejumlah dokter spesialis.
"Selain tim spesialis IGD, pasien juga ditangani dokter spesialis penyakit dalam, bedah dan gizi, tapi kami juga melihat perkembangannya, kalau memerlukan koordinasi dengan spesialis yang lain akan tambahkan timnya," kata Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kabupaten Tangerang, Mohamad Rifki.
Baca juga: Janji Pegawai Kios Semangka Nikahi Istri DJ Gegara Selingkuh Diingkari Malah Menantang Buat Murka
Rifki menyampaikan pihaknya telah melakukan pemeriksaan terkait pernapasan dan tekanan darah terhadap Engky.
Akan tetapi, pihaknya pun akan tetap berfokus terhadap pasien tersebut lantaran memiliki pembengkakan pada dua kakinya.
"Ke dua kaki pasien bengkak, terutama kiri, karena sebelah kiri itu memang lebih besar, mungkin karena kurangnya higenis sehingga menimbulkan infeksi," kata dia.
"Kami juga akan cari dalemannya seperti apa, sehingga penanganan lebih cepat," sambungnya.
Menurutnya, Engky pernah melakukan operasi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada 2021 lalu terkait kedua kakinya tersebut.
Akan tetapi, penanganan terhadap pasien harus terputus lantaran terkendala biaya untuk perobatan sehari-harinya.
"Kami belum tahu ada penyakit bawaan atau tidak, tapi akan dicek semuanya kalau bisa ditangani akan kami tangani," tuturnya.
"Kalau pasien butuh penanganan multi disiplin, akan kami evaluasi setiap harinya dan kalau memungkinkan bisa ditangani secara komprehensif disini, tapi kalau penanganan lebih spesifik kita akan koordinasi dengan ke RSCM," terang Mohamad Rifki.
Reaksi Pj Gubernur Banten
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meminta kepada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang untuk memberi penanganan khusus terhadap Engky (33).
"Iya kami sudah komunikasikan dengan pihak rumah sakit untuk mempersiapkan dan memberikan pemantauan terhadap pasien obesitas, agar kondisinya bisa tetap terjaga dan terkontrol dengan baik," ujar Al Muktabar kepada awak media, Selasa (9/1/2024).

Lebih lanjut ia menjelaskan, telah meminta kepada seluruh layanan fasilitas kesehatan di Provinsi Banten untuk dapat mendata secara rinci apakah terdapat warga yang memiliki potensi gejala obesitas.
Dengan menghindari sejak dini gejala obesitas di masyarakat tersebut, potensi untuk menghindari resiko kematian dapat terlaksana.
Pasalnya, dua kasus pasien obesitas di Kota Tangerang beberapa lalu berujung pada resiko meninggal dunia yang dialami pasien.
"Koordinasi dengan faskes juga iya kami lakukan, supaya dapat memberikan pemantauan terhadap masyarakat-masyarakat yang mengalami gejala obesitas," kata dia.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat, agar dapat menerapkan pola hidup sehat dalam kegiatan sehari-hari demi menghindari penyakit obesitas.
"Kebetulan ibu (istri saya) adalah guru besar Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia (UI) dan kami sering mendiskusikan hal ini karena perlu disosialisasikan kepada masyarakat," tuturnya.
"Karena obesitas itu kan menyangkut perilaku hidup dalam sehari-hari, maka dari itu masyarakat harus menerapkan pola hidup sehat, seperti menjaga pola makan dan rajin berolahraga," terang Al Muktabar.
Baca juga berita lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.