8 Contoh Cerpen/Cerita Pendek Tentang Liburan Sekolah Akhir Tahun yang Menarik Untuk Siswa SD/SMP
Bagi Anda yang membutuhkan referensi cerpen atau cerita pendek bertemakan liburan akhir tahun maka dapat menggunakan beberapa contohnya disini. Beriku
Penulis: Putri Kusuma Rinjani | Editor: Putri Kusuma Rinjani
Setelah membersihkan beberapa rumput liar di sekitar pondok, ayah memberi saya sebuah cangkul dan meminta saya untuk menggali tanah untuk mencari cacing. Saat sudah memiliki jumlah cacing yang cukup, saya membawanya ke ayah dan kami langsung pergi ke sungai.
Kami memasang cacing di kail sebagai umpan untuk menangkap ikan. Sebagai pemancing pemula, saya tidak bisa memasang cacing pada kail dengan benar, dan terlihat seakan-akan itu hampir jatuh dari kail, tapi ayah bilang itu tidak apa apa.
Ayahku baik sekali mau mengajarkanku dengan sabar hingga pada akhirnya aku bisa dengan sendirinya memancing serta mendapat hasil tangkapan berupa udang.
Pada akhirnya saya sudah mengerti caranya dan berhasil menangkap udang yang banyak. Kemudian sebelum kami pulang ke rumah, kami memasak udang itu di pondok dan menyantapnya bersama.
#Contoh Ketiga (Pengalaman Waktu Liburan Sekolah)
Aku bahagia karena berlibur di rumah nenek di desa. Aku senang karena bisa melihat kakek dan nenek yang sudah lama tak aku jumpai. Desa ini memiliki hawa dingin dan sejuk karena dekat dengan pegunungan.
Sesampainya di rumah nenek, ternyata sudah ada banyak saudara yang menunggu kedatangan keluargaku. Setelah bersalam-salaman dengan saudara dan tetangga, ibu dan ayah istirahat. Sementara itu, aku langsung bermain dengan adik sepupu di sawah. Adik sepupuku memperkenalkanku pada teman-teman baru dan kami berenang di sungai dekat air terjun.
Ayah sering bercerita bahwa sejak kecil, dia juga sering bermain air dan berenang di sini. Ketika mendengarkan cerita ayah, aku penasaran dengan perasaan ketika bermain air. Namun, ketika berada di sungai, aku merasa ragu karena aku tidak begitu mahir berenang.
"Dwi, lihat sini, kita berenang yuk, airnya segar sekali," ujar Siti saudaraku.
"Huuu, anak kota seperti dia mana berani loncat dan berenang ke sungai," celetuk salah satu anak.
Aku merasa sebal mendengar dia berbicara seperti itu. Ini pengalaman pertamaku berenang jadi wajar jika aku sedikit ragu dan takut. Di rumah biasanya aku hanya menonton televisi saja. Sebenarnya Ayah sering mendorongku untuk belajar berenang karena merasa aktivitas itu bisa melatih keberanian dan percaya diriku. Namun, aku sering mengelak karena merasa malas.
Sekarang aku sadar bahwa ajakan Ayah untuk belajar berenang memang penting. Aku berjanji akan melakukan apa yang Ayah suruh tanpa menunda-nunda.
Tak tahan dengan ejekan dari teman-teman, aku pun memberanikan diri untuk terjun dari sungai dan membuktikan bahwa aku adalah anak pemberani.
"Yeee, siapa takut, aku berani, kok!" sahutku.
Baca juga: Heboh Tiara Andini dan Kru Diduga Alami Kekerasan di Hotel, Leher Dicekik Hingga Kepala Dipukul
Byurrrr, suara air sungai saat aku melompat masuk. Teman-temanku pun memujiku yang berani untuk terjun ke sungai. Seharian kami bermain dan tertawa sampai tak terasa bahwa hari sudah sore. Teman-temanku yang merasa lapar kemudian mengajak aku ke kebun untuk memetik buah-buahan.
Ratu Dewa Wanti-wanti Jajarannya di Pemkot Palembang Tak Pungli, Jika Terbukti Langsung Proses |
![]() |
---|
Teks Sholawat Khoirul Bariyah, Lengkap Tulisan Latin dan Terjemahannya |
![]() |
---|
Bacaan Doa dan Zikir Al Jabbar, Lengkap Tulisan Latin Serta Terjemahannya |
![]() |
---|
Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 6 Halaman 72 Kurikulum Merdeka: Kalimat Langsung dan Tidak Langsung |
![]() |
---|
Teks Khutbah Jumat Bahasa Jawa Tentang Bulan Rabiul Awal, Singkat dan Mudah Dipahami |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.