Berita Palembang

Tips Keberlanjutan Media dari Domu, Hadirkan Konten Berkualitas, Konten Kreator Ikuti Aturan Pers

Untuk keberlanjutan media massa perlu adanya konten-konten berkualitas. Kreator konten harus kreatif, ikut aturan pers.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/LINDA TRISNAWATI
News Vice Director Tribun Network Domu D. Ambarita saat Workshop Series #34 dengan tema "Mengawal Keberlanjutan Bisnis Media" di Hotel Novotel, Selasa (19/12/2023). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sebagai upaya mendorong kebangkitan good journalism, mengangkat eksistensi pers dan
menjaga keberlanjutan bisnis perusahaan pers di Indonesia maka Serikat Perusahaan Pers (SPS) berkolaborasi dengan Dewan Pers mengadakan kegiatan Workshop "Mengawal Keberlanjutan Bisnis Media".

Berbagai narasumber dari berbagai media ternama dihadirkan saat workshop seperti Atmaji Sapto Anggoro dari Solopos yang juga perwakilan dewan pers.

Lalu News Vice Director Tribun Network Domu D Ambarita, dan Wakil Pemimpin Redaksi di IDNtimes.com Umi Kalsum.

"Untuk keberlanjutan media massa perlu adanya konten-konten berkualitas. Lalu teman-teman kreator konten harus kreatif," kata Domu di sela-sela kegiatan Workshop Series #34 dengan tema "Mengawal Keberlanjutan Bisnis Media" di Hotel Novotel, Selasa (19/12/2023).

Menurutnya, sekarang banyak bermunculan kreator konten yang membuat konten sesuka hati, itu bisa jadi ancaman untuk bangsa ini sebab mereka ini membuat konten sesuka hati tidak berdasarkan hukum pers yang ada.

"Kalau itu terus menguap maka akan menimbulkan konten hoax atau tidak berdasar, dan juga fake news. Maka saran saya untuk teman-teman kreator mengikuti aturan pers yang ada kode etiknya. Dengan demikian konten-konten tersebut bisa jadi rujukan masyarakat," ungkapnya.

Baca juga: Auto2000 Veteran Palembang Hadirkan Konsep Green Building, Ramah Lingkungan Hemat Energi

Masih kata Domu, sebab masyarakat makin banyak menghabiskan waktunya di media sosial, tanpa mengecek kebenarannya.

Kalau dia mengkonsumsi berita hoax dan palsu maka akan tercekoki berita hoax.

"Media sekarang berkembang terus maka kalau mau tumbuh harus dijaga kualitasnya dari tahun ke tahun. Di internal juga harus dibuat sistem penyaringan pemberitaan, media massa itu mahkotanya liputan lapangan," katanya.

Maka menurutnya, Tribun Network sekarang membuat banyak produk dari lapangan seperti breaking news, begitu ada kejadian, musibah dan lain-lain maka dicek, begitu juga ada yang viral dicek, lalu ada video nya juga.

Dari lapangan selain menulis ada video juga. Itu harus dilakukan karena masyarakat multitasking perlu informasi berbagai tempat. Reporter juga perlu meningkatkan kualitas agar menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai kebutuhan pembaca

Sementara itu Sapto menambahkan, semua orang berhak bikin konten, namun kalau disebut media massa atau media online tidak bisa hanya sebagai konten kreator. Karena kalau sebagai jurnalis harus konfirmasi.

"Pada prinsipnya dewan pres tidak melarang konten kreator. Namun kalau ada unsur fitnah maka konten kreator urusannya dengan kepolisian bisa ITE atau KUHP. Sedangkan kalau media ada undangan-undangan nomor 40 tahun 1999, ada pengaduan, sidang, hak jawab dan lain-lain," katanya.

Menurutnya, dunia hari ini berubah, bisnis dulu dan sekarang juga berubah maka media juga harus berubah.

Alih-alih bersaing dengan media lain, kini juga bersaing dengan konten kreator, untuk itu model bisnisnya harus didekati.

"Pola pikirnya bukan berebut nyari iklan, tapi lakukan sesuatu yang berbeda supaya orang yang berebut mau iklan ke kita. Misal besarkan Instagram, kalau sudah ada 1 juta follower orang berebut mau pasang iklan," katanya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved