Sopir Feeder LRT Sumsel Mogok Kerja

Sopir Feeder LRT Sumsel Masih Mogok Kerja Hari ini, Tunggu Gaji 2 Bulan Dibayar Pemkot Palembang

Ancaman sopir Feeder LRT Sumsel koridor 1 dan 2 akan mogok beroperasi jika gaji belum dibayar Pemkot hari ini benar direalisasikan, Selasa (5/12/2023)

|
Penulis: Hartati | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM/HARTATI
Feeder LRT Musi Emas mogok kerja berada di pool PT Transportasi Global Mandiri (TGM) karena dua bulan gaji belum dibayar oleh Pemkot Palembang, Senin (5/12/2023). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Ancaman sopir Feeder LRT Sumsel koridor 1 dan 2 akan mogok beroperasi jika gaji belum dibayar Pemkot Palembang hari ini benar direalisasikan, Selasa (5/12/2023). 

Ini adalah hari kedua sopir Feeder LRT Sumsel koridor 1 dan 2 mogok kerja lantaran gajinya selama 2 bulan belum dibayarkan Pemkot palembang. 

Semua Feeder LRT koridor 1 dengan rute Talang Kelapa – Talang Buruk dan koridor 2 Asrama Haji – Sematang Borang yang  disubsidi pemerintah kota Palembang itu berada di pool PT Transportasi Global Mandiri (TGM).

Sebanyak 26 Feeder LRT Musi Emas dikandangkan sementara waktu di pool perusahaan tersebut dan tidak ada yang berada di pick point.

"Iya hari ini masih tidak beroperasi sampai proses pembayaran selesai," ujar Kepala Operasional PT Transportasi Global Mandiri (TGM) Fajar.

Baca juga: 15 Ribu Warga di OKU Timur Tercatat Sebagai Pengangguran, Pemkab Diminta Masif Buka Lapangan Kerja

Dia mengatakan menunggu realisasi janji Pemkot yang melakukan pembayaran gaji hari ini. Jika gaji sudah dibayar maka pengemudi akan kembali bekerja lagi seperti biasanya.

Dampak belum dibayarkan gaji ini membuat 62 pengemudi stop mengemudi karena dua bulan biaya operasional belum dibayar Pemkot senilai Rp 1,8 miliar.

Diberitakan sebelumnya, kemarin sebanyak 62 pengemudi feeder LRT Musi Emas koridor 1 dan 2 mogok kerja dan menuntut agar gaji mereka dibayar Pemkot Palembang.

Kepala Operasional PT Transportasi Global Mandiri (TGM) Fajar mengatakan gaji yang belum dibayar oleh Pemkot yakni 2 bulan.

Selama ini operasional yang belum dibayar itu ditutupi dulu oleh pengelola sebesar Rp 1,8 miliar.

"Kalau ke depannya telat bayar kita juga tidak bisa talangi dulu sebab menganggu kelancaran operasional karena sudah dibayari duluan Rp 1,8 miliar," ujar Fajar, Senin (4/12/2023).

Fajar mengatakan baru tahu jika ada perubahan pola pembayaran karena adanya kebijakan baru audit pembayaran.

Setahunya saat kontrak dulu hanya dijelaskan pembayar bulan sebelumnya dilakukan paling lambat tanggal 15 bulan depannya dan tidak ada pemberitahuan hal tersebut.

Fajar menambahkan hasil pertemuan dengan pejabat pemkot didapati janji bahwa besok gaji akan dibayar.

"Janjinya besok dibayar tapi kalau besok tidak dibayar kita tetap akan mogok kerja," ujar Fajar.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved