Santri di Ponpes Jambi Dianiaya Senior

Murkanya Rikarno, Anak Di-"bully" Santri Senior Sudah Lapor Guru Tapi Tak Direspon, Tolak Berdamai

Orangtua santri di pondok pesanten di Tawakal Tri Sukses Kota Jambi tak terima anak dibully senior hingga dilarikan ke rumah sakit.

|
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
TribunJambi/memodedsos
Orangtua santri di pondok pesanten di Tawakal Tri Sukses Kota Jambi tak terima anak dibully senior hingga dilarikan ke rumah sakit. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Rikarno Diwi, orangtua santri di pondok pesantren di Jambi tak terima anaknya dibully senior hingga berujung dilarikan ke rumah sakit.

Pasalnya, korban berinisial APD (12) ini mengalami lebam di bagian paha hingga bagian kelamin.

Bahkan korban mengalami trauma berat akibat kejadian itu.

Orangtua korban pun melaporkan kejadian perundungan ke Polda Jambi.

Adapun laporan tersebut, tertuang dalam laporan polisi nomor STPL /343/XI /2023/ SPKT/ Polda Jambi tanggal 30 November 2023.

Orangtua korban, Rikarno Diwi menegaskan menolak berdamai dan akan tetap melanjutkan kasus ini ke proses hukum.

Menurutnya, hal itu dilakukan akan memberi efek jera kepara para pelaku yang membully anaknya.

"Saya tegaskan di sini saya tak mau damai dengan pihak mana pun. Proses hukum akan tetap berlanjut agar ada efek jera dan kasus serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari," kata Rikarno Diwi, orangtua korban melalui sambungan telepon, Sabtu (2/12/2023), dikutip Kompas.com.

Orangtua Santri di Jambi Dibully Laporkan Pelaku, Tak Terima Anak Dianiaya Berbulan Bulan
Orangtua Santri di Jambi Dibully Laporkan Pelaku, Tak Terima Anak Dianiaya Berbulan Bulan (Tribun News)

Rikarno menjelaskan, putranya harus menjalani perawatan di rumah sakit selama dua hari sejak Selasa (28/11/2023) hingga Kamis (30/11/2023).

Setelah keluar dari rumah sakit, korban langsung melakukan visum di RS Bhayangkara, kemudian membuat laporan ke Polda Jambi.

"Secara fisik sudah membaik, tetapi secara psikis masih mengalami trauma berat. Sekarang sedang menjalani pemulihan trauma dari psikolog," kata Rikarno.

Baca juga: Sosok Senior "Bully" Santri di Jambi hingga Alami Luka Lebam & Sulit BAB, Sudah Tamat SMA

Menurut Rikarno korban masih duduk di bangku SMP. Sedangkan terduga pelaku sudah tamat SMA dan diduga mengabdi di pesantren.

Santri Dianiaya Senior di Ponpes Jambi, Telpon Orangtua Minta Tolong
Santri Dianiaya Senior di Ponpes Jambi, Telpon Orangtua Minta Tolong (instagram/memoemedia)

Kecewa Lapor ke Guru Tak Direspon

Kasus perundungan ini sudah dilaporkan ke pihak guru, tetapi tidak direspons, sehingga dia pun melapor ke polisi.

Ia juga mengatakaan perundungan yang dialami oleh putranya bukan kali pertama terjadi.

Baca juga: Kronologi Santri di Jambi Di-"Bully" Senior hingga Sempat Tak Bisa BAB, Bukan Pertama Kali

Pada September, anaknya diduga pernah didorong dan dijepit ke lemari besi.

"Pada bulan 9 pertama kali, sampai urat saraf dibelakang ini terjepit hingga bahu belakang bengkak tapi pelaku berbeda dan di lain tempat," jelasnya.

Para pelaku, lanjutnya, menutup mulut anaknya, memegangi tangan dan kaki putranya, kemudian melukai bagian vital anaknya dengan kaki.

Setelah selesai melakukan perundungan, dua orang senior ini tidak merasa iba dan justru menginjak perut korban.

Selain itu korban sempat berbohong saat ditanya soal kenyamanan ketika belajar di pondok pesantren tersebut.

Baca juga: Viral Pengemis Asal Jombang Menginap di Hotel usai Minta-minta di Ponorogo, Satpol PP Sampai Kaget

Orangtua APD yang melihat reaksi sang santri kemudian bertemu kepada guru sebanyak 4 guru dan 2 pamong.

"Meraka bilang ditindaklanjuti, tapi kenapa urat saraf anak saya kejepit itu pada September dan sangat saya sayangkan. Bahkan bukti saya bawa anak untuk urut saya sampaikan dan kirim tapi tidak direspon," ujarnya.

Menurutnya, pihak pesantren tidak mengetahui langsung didepan mata saat kejadian perundungan tersebut.

Namun, setelah kasus ini mencuat baru pihak pondok pesantren menghubungi orang tua korban.

Penjelasan Pengawasan Yayasan Sudah Berdamai

Sementara itu, Hasan selaku pengawas Yayasan Tri Sukses Jambi mengatakan, pihaknya telah mempertemukan mendamaikan pihak keluarga korban dan pelaku.

"Sudah damai-damai gak ada permasalahan, sampai sekarang sudah kami amankan, tidak ada efek sampingnya lagi ke masyarakat yang lain karena itu sudah damai, antara pelaku dan korban sudah damai," katanya saat dikonfirmasi melalui sambung telepon. Dikutip TribunJambi.com

Ketikan ditanya soal orang tua ADP (12) yang membuat laporan ke Polda Jambi, Hasan mengatakan dirinya tidak mengetahui kalau keluarga korban membuat laporan polisi.

Menurutnya semuanya sudah damai dan antara pelaku dan korban sudah dipertemukan serta tidak ada tuntut menuntut dan semua itu sudah selesai.

"Gak ada konfirmasi ke kami kalau dia membuat laporkan, insyaallah sudah damai, kita belum mengetahui dan kita sudah upaya untuk tidak ada permasalahan keluar," ujarnya.

Kronologi Dibully

Dijelaskan ayah korban, luka yang diderita APD akibat perundungan yang dilakukan dua seniornya itu di bagian paha dab cidera di bagian kelamin.

Rikarno Diwi orang tua korban saat diwawancarai menerangkan, anaknya mengalami luka lebam dan cidera dibagian kelamin, karena digesek secara keras menggunakan kaki oleh seniornya.

Para pelaku, lanjutnya, menutup mulut anaknya, memegangi tangan dan kaki putranya, kemudian melukai bagian vital anaknya dengan kaki.

"Prakteknya itu mulut anak saya di tutup, tangannya dipegang kakinya juga dipegang secara kuat dipaksa, terus kaki pelaku itu nendang kemaluan anak saya," kata Rikarno, Kamis (30/11/2023).

Lanjutnya, korban kesakitan namun pelaku justru menginjak perut korban.

"Luka lebam dikanan kiri paha, kemaluan sampai testisnya atau biji kemaluannya bengkak dan diperut juga," ujarnya.

Rikano menyebutkan, para pelaku ini bukan teman sebaya dari anaknya.

Pelaku merupakan senior yang sudah lulus namun mengabdi di pondok pesantren tersebut.

"Pelaku sudah lulus sekolah SMA, sedangkan anak saya masih kelas 7 SMP," sebutnya.

Dia menerangkan, kondisi terkini korban sudah mulai membaik dan sudah bisa buang air besar, karena selama 3 hari korban tidak bisa buang air besar dan buang angin.

Korban mendapatkan perawatan secara intensif.

"Allhamdulilah sudah membaik dan sudah keluar, sekarang di rumah sakit Bhayangkara untuk melakukan visum," terangnya.

Menurut Rikano warga Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi sang anak harus dibawah ke psikolog karena secara psikis sang anak terganggu.

Ayah Menangis Viral

Tangis orangtua APD (12), santri diduga korban bully senior di pondok pesantren di Jambi pecah saat melihat sang anak terkulai lemah.

Hati keduanya nelangsa saat  tahu sang anak menjadi korban bully hingga dilarikan ke rumah sakit.

Terlebih sang ayah, Rikarno Widi, yang nampak terpukul dengan kondisi APD.

Dalam video yang beredar terlihat seorang laki laki memeluk sang anak yang tengah terbaring lemah.

Ia terus menciumi anaknya yang tengah dalam kondisi lemah.

Bahkan pria tersebut mencoba menguatkan putranya agar tetap kuat.

"Abang sayang ayah kan, sayang mama?," katanya, dilansir dari akun instagram @memoemedia, Sabtu (2/11/2023).

"Abang yang kuat ya, abang yang kuat," sambung pria tersebut ke sang anak sambil menangis.

"Ya Allah anakku," teriak sang ayah.

Sementara itu penganiayaan yang dialamni oleh sang santri berinisial APD awalnya terungkap saat ia menelpon keluarganya.

Saat itu APD menelpon sang ayah bak meminta pertolongan.

"Yah, kalau ayah tidak mau menyesal, jemput saya sekarang," kata APD dalam sambungan telepon itu dilansir dari Tribun Jambi.

Baca berita lainnya di Google News

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved