Meningkatkan Mutu Pendidikan Berbasis Life Skill

Peranan dari pendidikan sangat lah penting, untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Editor: Slamet Teguh
Dokumen
Meningkatkan Mutu Pendidikan Berbasis Life Skill 

TRIBUNSUMSEL.COM - Peranan dari pendidikan sangat lah penting, untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Perlunya kerjasama antara pendidikan keluarga dan lembaga pendidikan agar generasi muda memiliki karakter  yang tangguh, demi tercapainya Sumber Daya Manusia yang unggul dalam bidang wirausaha.

Hal ini sejalan dengan pendapat dari salah satu ahli ekonomi, Churchill (1987) menurutnya keterlibatan pendidikan sangatlah penting bagi keberhasilan wirausaha (entrepreneur).

Untuk meningkatkan SDM yang unggul, maka perlu optimalisasi peran lembaga pendidikan melalui pelatihan dan pendidikan serta pembinaan terhadap para pemuda dalam lembaga pendidikan.

Oleh karena itu, Pengembangan pendidikan berbasis life skill perlu di optimalisasi melalui sebuah lembaga pendidikan. Life Skill sangat memungkinkan untuk diterapkan pada setiap pelajar.

Pembelajaran Life Skil bersifat umum dalam meningkatkan minat seorang pelajar terhadap keinginan usaha yang sedang di jalaninya, untuk melahirkan tenaga kerja berkualitas  dan ahli di bidang atau kejuruannya terutama bagi para wirausaha.

Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempatan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakat.

Definisi tersebut sangat sesuai dengan pengembangan pembelajaran yang berbasis life skill (Kecakapan hidup), sebagai proses memanusiakan manusia atau mengaktualisasikan potensi yang dimiliki oleh manusia.

Akhir dari suatu pendidikan adalah dunia kerja, baik sektor formal ataupun nonformal. Idealnya pendidikan harus dapat membekali lulusan dengan kecakapan yang memungkinkkan mereka dapat memasuki salah satu bidang keahlian atau bidang pekerjaan yang diminatinya berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. (Hari Suderajat, 2004: 21)[1].

Prinsip penyelenggaraan pendidikan  di Indonesia di jelaskan pada pasal 4 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun  2003,  khususnya pada ayat 2 bahwa “Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka dan multi makna”. Dalam penjelasannya  diterangkan bahwa: “..pendidikan multi makna adalah proses pendidikan yang diselenggarakan dengan berorientasi kepada pemberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian dengan serta berbagai kecakapan hidup”. Prinsip penyelenggaraan kecakapan hidup ini berlaku untuk semua jalur pendidikan, baik formal, non formal maupun  informal. (Hari Suderajat,2004: 19)

Dalam proses memasuki bidang pekerjaan.

Kecakapan atau kemampuan tersebut  tidak terlepas dari tiga  dimensi yang berpusat pada mutu Sumber Daya Manusia (SDM) dengan tujuan pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup memilki tiga dimensi, yaitu (Hari Suderajat, 2004:32)[2]:

Dimensi Pertama, adalah tujuan pembelajaran yang berorientasikan pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode.

Kecakapan ini disebut juga sebagai kecakapan generic atau kecakapan hidup bersifat umum (general life skill).

Dalam Islam dimensi ini identik dengan dimensi iman.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved