Berita Kilang Pertamina Plaju

Kilang Pertamina Plaju Ajak Pelaku Perajin Tempe Kesadaran Pentingnya Produksi Pangan Higienis

Para perajin yang tergabung dalam Paguyuban Perajin Tempe Plaju Bersinar telah memiliki kecakapan dalam mengelola lingkungan.

Editor: Sri Hidayatun
Dokumentasi Kilang Pertamina Plaju
24 Perajin tempe di Kelurahan Plaju Ulu, Kecamatan Plaju, semakin mantap mengadopsi gaya hidup bersih saat memproduksi olahan tempe di rumahnya masing-masing. 

TRIBUNSUMSEL.COM,PALEMBANG- 24 Perajin tempe di Kelurahan Plaju Ulu, Kecamatan Plaju, semakin mantap mengadopsi gaya hidup bersih saat memproduksi olahan tempe di rumahnya masing-masing.

Berpuluh-puluh tahun lamanya sejak 1952, perajin tempe rumahan yang diwariskan turun temurun ini memproduksi tempe yang dijual di pasar dengan proses tradisional, tanpa memerhatikan aspek higienitas dalam proses produksinya.

Hal itu diakui langsung oleh salah satu perajin tempe yang rumahnya beralamat di Jalan Asia Kelurahan Plaju Ulu, Joko Pitoyo.

Menurutnya, akses pangan sehat di Plaju Ulu memang masih belum memiliki standar kebersihan yang layak.

“Masih menggunakan drum bekas oli sebagai alat perebusan,” katanya sendiri. Proses peragian atau fermentasinya pun, kata Joko, masih menggunakan kotak adukan beralas terpal atau plastik.

Tahun lalu, kampung produksi tempe Plaju Ulu ini menghadapi problema yang hampir serupa sanitasi.

Meskipun limbah tempe sudah mulai terkelola dengan baik semenjak adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) mandiri dan komunal, namun aroma-aroma kurang sedap masih sesekali menyeruak.

Mengolah Keberlanjutan

Namun masalah itu pelan-pelan sirna. Joko mulai menyadari tuntutan pasar yang sadar akan pentingnya pangan sehat.

Ia berniat membawa perubahan pelan-pelan agar para pedagang di Pasar Plaju, tempat ia dan perajin lainnya berlapak, selain memastikan penjualan dan keuntungan, juga memerhatikan aspek keamanan pangan yang akan dikonsumsi masyarakat.

Beruntung, setelah hadirnya Kilang Pertamina Plaju (PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang membantu instalasi IPAL komunal bertenaga surya di rumahnya pada 2022 lalu, kesadaran akan pentingnya proses produksi bersih semakin tumbuh.

Soal IPAL bertenaga surya yang merupakan hal baru di Sumsel, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) provinsi, Hendriansyah menyebut hal itu sebagai upaya baik dalam mendorong masyarakat untuk turut berkontribusi dalam program transisi energi ini.

Baca juga: Kilang Pertamina Plaju Raih Proklim Lestari dan Proklim Utama Dari Menteri LHK RI

Baca juga: Pekerja Kilang Pertamina Plaju Ajarkan Nilai AKHLAK & Edukasi Industri Migas di SDN 93 Palembang

“Dengan adanya Solar Cell dengan kapasitas 2,2 kWp, yang berada di lokasi industri rumah tangga yang merupakan produsen tempe di Plaju Ulu ini kami nilai sangat baik. Apalagi energi terbarukan dari sinar matahari ini dimanfaatkan untuk menggerakkan pengelolaan limbah tempe yang awalnya mencemari lingkungan,” tutur Hendri.

Tekad kuat Kilang Pertamina Plaju sebagai perusahaan pengolahan migas dan petrokimia di Kota Palembang itu dalam membina perajin tempe agar semakin melek proses bersih, didasari oleh komitmen pada aspek keberlanjutan yang sejalan dengan aspek Environmental, Social & Governance (ESG).

Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Pertamina Plaju, Siti Rachmi Indahsari, mengatakan bahwa perusahaan memiliki Kebijakan TJSL yang langsung ditandatangani General Manager (GM) sebagai pijakan utama dalam melaksanakan pilar-pilar keberlanjutan yang dimaksud.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved