Berita OKI

Asap Pembakaran Limbah Medis RSUD Kayuagung Diprotes Warga, Diduga Cemari Lingkungan

Warga protes asap pembakaran limbah medis RSUD Kayuagung cemari lingkungan dan sumur untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

TRIBUNSUMSEL.COM/WINANDO DAVINCHI
Terlihat sisa-sisa limbah medis seperti jarum suntik, sarung tangan, infus dan perban luka yang berserakan disekitar tempat pembakaran sampah limbah medis RSUD Kayuagung, OKI. 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG -- Perasaan was-was menyelimuti lima kepala keluarga yang bermukim di lingkungan VIII, Kelurahan Jua-jua, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

Mereka keluhkan adanya kegiatan pembakaran sampah yang diduga bersumber dari bekas Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) milik RSUD Kayuagung.

Dari pantauan awak media, terlihat sisa-sisa limbah medis seperti jarum suntik, sarung tangan, infus dan perban luka yang berserakan di sekitar tempat pembakaran sampah.

"Meskipun tempat pembakaran  berada di dalam tembok area rumah sakit, namun dampak dari asapnya sampai ke rumah kami. Jadi terpaksa anak-anak saya dibawa dulu keluar rumah, karena bau dan asapnya menyebabkan batuk," ujar Imron, warga sewaktu dihubungi pada Minggu (12/11/2023) siang.

Baca juga: Dibantu Keluarga, Siti Marbiah Ibu Diusir Anak Angkat di Banyuasin Akhirnya Bisa Kembali ke Rumah

Selain pencemaran kualitas udara, pencemaran lingkungan juga terlihat dari kualitas sumber air warga yang semakin hari semakin buruk dan tidak layak pakai.

"Sumber air sumur warga disini juga tercemar karena sanitasi pembuangan limbah sampah medis RSUD Kayuagung yang kurang baik," jelasnya.

Menurut Imron, warga setempat pernah meminta untuk menutup gorong-gorong pada saluran pembuangan sampah di belakang RS yang berbatasan dengan warga.

"Saat musim hujan airnya tempat pembuangan menuju sumur-sumur dan menjadi bau, bahkan ada salah seorang warga yang terpaksa  menutup sumurnya permanen," tegasnya.

Tidak hanya tinggal diam, warga  setempat juga pernah meminta supaya pihak RSUD Kayuagung menutup gorong-gorong tersebut.

"Dulu pernah ditutup, namun mungkin tidak permanen makanya sekarang tiga gorong-gorong air itu terbuka kembali. Tentunya kami meminta rumah sakit untuk segera menyelesaikan hal itu supaya jangan sampai berlarut-larut," pintanya.

Keluhan senada disampaikan warga lainnya, sumurnya sampai sekarang terpaksa ditutup tidak bisa digunakan sama sekali karena air mengandung bau busuk.

Selain itu, petugas biasanya melakukan pembakaran pada Selasa dan Sabtu asap yang keluar dari cerobong asap itu sering menganggu pernapasan.

"Kalau ada bayi saat petugas ingin membakar kami pindahkan sementara bayi dan anak kecil agar tidak mengganggu pernapasannya," imbuhnya.

Sementara Direktur RSUD Kayuagung, dr Asri Wijayanti MKes melalui Kabid Layanan Medik, dr Lubna MKes menyebut limbah LB3 itu tidak dibuang sembarang tapi dibuang di tempat khusus dan dikelola oleh pihak ketiga.

"Kalau limbah LB3 itu dibuang di tempat khusus karena sudah bekerjasama pengelolaan dengan pihak ke tiga," tuturnya singkat.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved