Hari Guru Nasional 2023

6 Cerpen Tentang Guru Menarik dan Edukatif Untuk Referensi, Sambut Hari Guru Nasional 2023

Berikut ini adalah contoh cerpen bertemakan Guru yang cocok jadi tugas sekolah dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional 2023, singkat dan edukatif

Penulis: Putri Kusuma Rinjani | Editor: Abu Hurairah
Tribunsumsel.com
6 Contoh Cerpen Tentang Guru Menarik dan Edukatif Untuk Referensi, Sambut Hari Guru Nasional 2023 

Kami semua langsung di beri pidato yang cukup panjang yaitu tentang mengenai hari guru nasional.

Selanjutnya kami juga bermain permainan yang seru dengan hadiah bingkisan berisi snack dan minuman ringan dari sekolah.

Acarapun selesai pukul 10 siang, dan kami juga langsung pulang ke rumah dengan hati yang senang tidak lupa kami mengucapkan selamat hari guru karena guru adalah orang tua kedua di sekolah jadi, guru wajib untuk di hargai dan dihormati.

Baca juga: 25 Ucapan Terima Kasih untuk Guru Paling Menyentuh, Cocok Bagikan Saat Hari Guru Nasional 2023

4. Guruku Juga Ibuku

Aku berdiri di panggung itu dengan menerima piala juga sertifikat lomba yang telah ku ikuti. Tampak semua orang memuji atas kemenangan yang ku raih pada lomba melukis tersebut. Aku bisa merasakan kebahagiaanku.

"Pluk." Seperti ada yang memukul pundak, tetapi aku menghiraukannya.

"Shena! Bisa bisanya kamu tidur saat jam kelas. Mimpi apa lagi kamu? Cepat ambil buku matematika dan berdiri di depan papan tulis!" Bu Wina terkenal dengan ketegasannya, jadi wajar bila ia marah melihatku tidur saat jam pelajaran.

Aku maju ke depan sambil menggerutu dalam diam. Huh, mengapa tadi hanya mimpi? Apakah mimpi itu tidak bisa terjadi di hidupku? Sudahlah. Akui saja kenyataannya, aku memang tidak memiliki kelebihan apapun dalam diri sendiri.

Keesokannya, aku dihukum berdiri di tengah lapangan karena tertidur lagi dan tidak mengerjakan tugas. Satu sekolah memandangku dengan tajam ketika waktu istirahat. Aku seperti menjadi pusat perhatian mereka.

Malu? Tidak sama sekali. Sebab ini kesalahanku sendiri. Jam istirahat pun telah usai, kini aku diperbolehkan mengikuti pelajaran selanjutnya. Aku pun mulai memasuki kelas. "Wah, tukang tidur udah datang!" "Eh gimana Shen berdiri di lapangannya? Panas ya, Haha."

"Sepertinya memang pantas panas-panasan di lapangan deh, biar tambah gosong mukanya. Canda ya Shen, jangan baper." Sebenarnya kata-kata tersebut udah terbiasa dilontarkan dari mulut mereka. Dari awal, mereka sudah menjauh dariku.

Tidak ada yang ingin berteman. Memang sakit, tapi marah juga bukan solusi menghadapinya.

Pak Andi pun masuk ke kelas dan memulai pelajaran seni budaya. Kami diberikan tugas untuk melukis. Saat jam pulang sekolah, Pak Andi memberikan hasil dari lukisan kami.

"Jadi, lukisan terbaik yang akan ditempel di madding sekolah adalah lukisan Revana dan Shena. Lukisan kalian semua sudah bagus, tetapi Bapak memilih yang terlihat paling berbakat dalam melukis ya. Sekarang kalian boleh pulang."

Aku bersyukur dan tersenyum mendengarnya. Akhirnya ada guru yang mengapresiasi hasil lukisanku. "Asik, ada yang lukisannya terbaik nih. Hasilnya biasa aja padahal hehe."

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved