Arti Kata Bahasa Arab

Arti Mujahid, Mujtahid, Mujaddid, Istilah Arab untuk Pejuang, Pemikir dan Pembaharu & Penjelasannya

Mujahid, mujtahid dan mujaddid berasal dari bahasa Arab, simpelnya Mujahid artinya pejuang, mujtahid artinya pemikir, dan mujaddid artinya pembaharu.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
Grafis MG Tribunsumsel.com/Dimas/Rafli
Arti Mujahid, Mujtahid, Mujaddid, istilah Arab untuk pejuang, pemikir dan pembaharu, serta penjelasannya. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Arti Mujahid, Mujtahid, Mujaddid, istilah Arab untuk pejuang, pemikir dan pembaharu, serta penjelasannya.

Tiga kata mujahid, mujtahid dan mujaddid berasal dari bahasa Arab, memiliki hampir sama dalam pengucapan, tapi sesungguhnya memiliki makna yang berbeda.

Berikut penjelasannya.

Pengertian Mujahid

Mujahid menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah orang yang berjuang demi membela agama (Islam).

Mujahidin (bahasa Arab: مجاهدين, mujāhidīn; berarti "pejuang") adalah istilah bagi Muslim yang turut dalam suatu peperangan atau terlibat dalam suatu pergolakan.

Mujahid di masa Rasulullah, adalah orang-orang yang berjuang melawan kaum kafir yang menentang Islam.
Mujahid di masa sekarang adalah memerangi hawa nafsu diri.


Mujahidin, dalam konteks yang lebih luas, digunakan untuk menggambarkan mereka yang berjuang di jalan Allah. Mereka adalah individu yang berdedikasi untuk melawan kejahatan dan memperjuangkan kebenaran dengan tulus ikhlas.

Konon, nama ini dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap mereka yang berkorban untuk menjaga agama dan keadilan sosial.

Seorang Mujahidin adalah orang yang berani dan bertanggung jawab atas tugasnya sebagai hamba Allah dan pengikut agama Islam. Tujuan dari seorang Mujahidin adalah untuk meraih keberkahan hidup di dunia dan akhirat, serta berperan aktif dalam memberikan manfaat dan kebaikan bagi sesama.


Perjuangan seorang Mujahidin terutama terfokus dalam beribadah dan meningkatkan keutamaan diri. Mereka berusaha untuk selalu belajar dan mengamalkan ajaran agama secara konsisten, serta berusaha menjadi teladan yang baik bagi masyarakat sekitar.

Selain itu, seorang Mujahidin juga berjuang untuk meningkatkan kualitas hidup dalam masyarakat dengan cara memberikan kontribusi positif dan berpartisipasi dalam kegiatan yang berguna bagi umat manusia. Mereka berusaha untuk memerangi kemiskinan, ketidakadilan, dan segala bentuk keburukan yang ada di dunia ini.

Mujahidin adalah mereka yang tidak hanya berperan sebagai pribadi yang baik, tetapi juga berusaha untuk memperbaiki masyarakat dan melawan segala bentuk keburukan.


Pengertian Mujtahid
Mujtahid adalah orang yang telah memenuhi syarat untuk melakukan ijtihad (cara dalam mengetahui hukum-hukum syariat)


Mujtahid disebut juga sebagai ahli dalam ilmu pengetahuan atau disebut pemikir.

Ijtihad artinya usaha untuk memahami berbagai dalil untuk menyimpulkan hukum suatu permasalahan.

استفراغ الوسع في تحصيل العلم أو الظن بالحكم

“Mengerahkan segenap daya dan upaya untuk memperoleh ‘ilm atau zhann di bidang hukum.”

Mujtahid juga disebut sebagai faqih. Artinya: seorang ahli fiqih. Fiqih adalah ilmu tentang hukum syariat yang dihasilkan berdasarkan dalil-dalilnya. Sehingga sampai pada kesimpulan hukum, misalnya: halal dan haram.


Seorang ulama belum tentu seorang faqih. Belum tentu juga seorang mujtahid. Namun seorang mujtahid dan seorang faqih sudah pasti seorang ulama.

Secara umum, ulama artinya orang yang berilmu. Baik ilmu syariat Islam maupun ilmu sains. Secara khusus, ulama artinya orang yang memiliki ilmu di bidang hukum Islam dan semisalnya (al-Qur’an dan hadits).


Syarat-syarat Mujtahid
Untuk menjadi seorang mujtahid, kita harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Hafal dan paham al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan sumber hukum yang paling utama. Untuk menjadi seorang mujtahid, kita harus menghafal al-Qur’an dengan baik dan menguasai berbagai cabang Ulumul Qur’an. Terutama ilmu tafsir. Sehingga dia bisa memahami kandungan al-Qur’an dengan benar.

Dengan demikian, hafal al-Qur’an saja belum termasuk seorang mujtahid. Karena juga harus paham apa yang dihafalnya. Apalagi orang yang tidak atau belum hafal al-Qur’an.

2. Hafal dan paham Hadits
Hadits merupakan sumber hukum yang kedua setelah al-Qur’an. Untuk menjadi seorang mujtahid, kita harus menghafal seluruh hadits dengan baik, dan menguasai Ulumul Hadits. Terutama Musthalah Hadits. Sehingga selain hafal, juga mampu memahami hadits dengan benar.

Menghafal hadits di sini bukan hanya matan, namun juga sanad hadits.


Boleh jadi syarat yang kedua ini merupakan syarat mujtahid yang paling sulit. Bila kita mau jujur, sepertinya pada sekarang sudah tidak ada orang yang hafal seluruh hadits seperti disyaratkan.

3. Menguasai bahasa Arab
Al-Qur’an dan hadits itu berbahasa Arab. Oleh karena itu, seorang mujtahid harus mampu berbahasa Arab dengan baik. Yang akan dia gunakan untuk memahami al-Qur’an dan hadits.

Seorang mujtahid tidak bisa hanya mengandalkan terjemahan al-Qur’an dan hadits. Dia harus mampu memahami al-Qur’an dan hadits secara langsung.

4. Menguasai Ushul Fiqih
Ushul Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu yang secara khusus sudah disiapkan oleh para ulama untuk memahami tata cara istinbath hukum yang benar.

Ushul Fiqih bisa diibaratkan sebagai jurus-jurus bela diri yang sudah dirumuskan oleh para pendekar besar. Sehingga kita yang awalnya tidak tahu menahu mengenai ilmu bela diri bisa menjadi ahli dalam waktu yang relatif lebih singkat.

5. Memahami perkembangan zaman
Hukum itu diterapkan dan dilaksanakan sesuatu dengan kebutuhan zaman. Di mana kebutuhan setiap zaman itu belum tentu sama. Untuk itu, seorang mujtahid harus memiliki pemahaman yang benar mengenai apa-apa yang mendatangkan maslahat dan madharat bagi masyarakat.

Pengertian Mujaddid

Mujaddid secara etimologi artinya pembaharu.

Dalam Islam, mujaddid adalah orang yang memperbaiki kerusakan dan mengembalikan umat pada jalan agama yang benar.

Memperbarui (urusan) agama" adalah menghidupkan kembali dan menyerukan pengamalan ajaran Islam yang bersumber dari petunjuk Alquran dan sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah ditinggalkan manusia, yaitu dengan menyebarkan ilmu yang benar, mengajak manusia kepada tauhid dan sunnah Rasulullah, serta memperingatkan mereka untuk menjauhi perbuatan syirik dan bid'ah. (Lihat kitab 'Aunul Ma'buud: 11/260).

Perhitungan akhir seratus tahun dalam hadits ini adalah dimulai dari waktu hijrah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dari Makkah ke Madinah. (Lihat kitab 'Aunul Ma'buud: 11/260).

Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, "… orang yang akan memperbarui (urusan) agama …," tidak menunjukkan bahwa mujaddid di setiap akhir seratus tahun hanya satu orang, tapi mungkin saja pada waktu tertentu lebih dari satu orang, sebagaimana yang diterangkan oleh Imam Ibnu Hajar dan para ulama lainnya. (Lihat kitab 'Aunul Ma'buud 11/264).

Dalam hal ini, Imam Ahmad bin Hambal berkata, "Sesungguhnya Allah akan menghadirkan bagi umat manusia, pada setiap akhir seratus tahun orang yang akan mengajarkan kepada mereka sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam (yang banyak telah ditinggalkan manusia) dan menghilangkan/memberantas kedustaan dari (hadits-hadits) Rasulullah." (Dinukil oleh Imam Adz-Dzahabi dalam kitab Siyaru a'laamin nubalaa' 10/46).

Itulah arti Mujahid, Mujtahid, Mujaddid, istilah Arab untuk pejuang, pemikir dan pembaharu, serta penjelasannya.

Baca juga: Arti Abun, Ummun, Bintun, Penyebutan Anggota Keluarga dalam Bahasa Arab & Konsep Keluarga Bahagia

Baca juga: Arti Fisabilillah, Berjuang di Jalan Allah, Ciri Fisabilillah yang Perlu Dibantu, Siapa Saja Mereka?

Baca juga: Arti Syukron, Syukron Jazilan, Syukron Katsiron, Ucapan Terima Kasih, Wujud Syukur kepada Allah

Baca juga: Arti Syukron Laka Ya Abi, Ucapan Selamat Hari Ayah Berbahasa Arab Berikut Contoh Ucapan di Hari Ayah

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved