Mertua Bunuh Menantu di Pasuruan

2 Keinginan Fitria yang Tak Terkabul Usai Dibunuh Sang Mertua, Ingin Gelar Syukuran dan Beli Sepeda

Kebahagiaan Nurul Afini (49) ibunda Fitria menanti kelahiran cucu pertamanya sirna setelah putrinya tewas dibunuh mertuanya, Satir (53).

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Slamet Teguh
shutterstock/TRIBUNJATIM.COM/LUHUR PAMBUD
Kebahagiaan Nurul Afini (49) ibunda Fitria menanti kelahiran cucu pertamanya sirna setelah putrinya tewas dibunuh mertuanya, Satir (53). Harapan pupus rencana syukuran tujuh bulanan kehamilan. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kebahagiaan Nurul Afini (49) ibunda Fitria menanti kelahiran cucu pertamanya sirna setelah putrinya tewas ditangan mertuanya, Khoiri atau Satir (53).

Padahal, Fitria dan Sueb (31) sang suami tinggal dua bulan lagi menjadi pasangan orangtua.

Nahas, Fitria ditemukan bersimbah darah tergeletak di kasur setelah dibunuh oleh ayah mertuanya, pada Selasa, (31/10/2023).

Ternyata satu jam sebelum menghembuskan nafas terakhir, Fitria dan ibunya sempat ngobrol soal rencana syukuran tujuh bulanan kehamilan.

Baca juga: Teriakan Histeris Fitria yang Membuat Satir Nekat Membunuhnya, Melawan Ketika Hendak Dirudapaksa

Diketahui, Fitria tengah mengandung calon bayi pertamanya selama 6 bulan.

Dalam percakapan itu, Nurul bercerita sempat mengeluh sakit perut kepada anaknya.

Kemudian Nurul mengungkap rencana syukuran yang ingin diadakan sebab kehamilan sang putri sudah memasuki 7 bulan.

"Saya sempat bilang 'mbak (Fitria) ibu perutnya sakit lambung kumat, doakan ibu sembuh, biar bisa cari waktu tingkepan tujuh bulanan kandungan kamu'," ucap Nurul, dilansir Tribunjatim.com.

Tak hanya itu, Fitra juga sempat curhat soal keinginannya menjual TV untuk membeli sepeda.

"Dia (korban) sempat bilang, bu aku mau jual TV sama STB (set top box)-nya, buat beli sepeda jelek-jelekan. Suamiku minta Rp 1 juta, kemarin sempat ditawar orang Rp 750 ribu," ujarnya.

Baca juga: Fakta Satir Tega Bunuh Menantunya yang Hamil Karena Menolak Dirudapaksa, Sering ke Tempat Prostitusi

Warga Perum Sinar Amerta Medayu Selatan, Medokan Ayu, Rungkut, Surabaya itu menyebut, anaknya melakukan telepon video selama hampir dua jam pada hari kejadian.

"Saya video call (panggilan video) dari jam 13.00 WIB sampai 14.45 WIB, hampir jam 15.00 WIB," kata Nurul Arifin.

Namun siapa sangka, saat itu merupakan terakhir kali sang ibu mendengar suara Fitria.

Korban Disiksa Mertua

Nurul Afini (49), ibunda Fitria tersebut mengetahui bagaimana sang anak menderita sebelum meninggal dunia.

Menantu yang dihabisi nyawanya oleh mertua itu ternyata telah mengalami berbagai penyiksaan, dibuktikan dengan luka yang ada di tubuhnya.

Nurul Afini tak mampu menutupi kesedihannya saat memandikan jenazah sang anak.

Nurul Aifini syok saat melihat kondisi perut Fitria yang hamil 7 bulan setelah dibunuh oleh mertuanya.

Baca juga: Awal Mula Satir Tega Bunuh Menantu yang Hamil 7 Bulan, Tak Tahan Lihat Fitria Keluar Kamar Mandi

Pembunuhan yang dilakukan oleh sang mertua Satir itu menyisakan luka yang sangat terlihat di bagian perut korban.

Kasus kematian Fitria seorang wanita yang tengah hamil 7 bulan karena mertuanya itu tengah menyita perhatian.

Banyak yang merasa miris dengan kondisi ini.

Hatinya hancur saat tahu sang anak dan calon cucu pertamanya tewas di tangan Khoiri atau Satir (53), sang mertua, di rumahnya di Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Nurul Afini Ungkap Detik-detik Mengerikan Fitria yang Hamil 7 Bulan Dibunuh Oleh Mertuanya, Disiksa
Nurul Afini Ungkap Detik-detik Mengerikan Fitria yang Hamil 7 Bulan Dibunuh Oleh Mertuanya, Disiksa (Kolase Tribunsumsel.com)

Ia tak menampik, sempat beredar informasi yang menyebut bahwa sang besan tega menggorok leher anaknya, karena hendak melakukan perbuatan mengarah pada kekerasan seksual.

Karena di mata keluarganya, sejak mulai terikat hubungan sebagai besan sejak anak mereka resmi menikah pada Mei 2023 kemarin, sosok Khoiri terbilang baik.

"Baik aja. Bagus. Saya enggak curiga. Saya kemarin (saat berkunjung pada hari Minggu) saya kan kecapekan habis dari jalan sehat Hari Santri, saya dicarikan dukun pijat biar pijat badan saya. Yang mencarikan ya, besan saya. Gak ada masalah (perilaku sosial pelaku). Setiap kami ke sana selalu dibawakan sesuatu (oleh-oleh)," ujar Nurul saat ditemui di kediamannya, kawasan Medokan Ayu, Rungkut, Surabaya, Rabu (1/11/2023) dikutip dari Tribun Jatim.com.

Tak hanya itu, ia juga mengungkap soal adanya luka memar pada bagian bawah gundukan kehamilan perut buncit sang anak.

Ia mengaku tak mengetahui pasti, apa penyebab luka memar itu.

Namun, Nurul Afini meyakini, bekas tersebut merupakan akibat perbuatan penganiayaan.

Oleh karena itu, ia dan sang suami memasrahkan semua proses penanganan hukum terhadap pelaku yang terus bergulir hingga kini, kepada pihak Satreskrim Polres Pasuruan.

"Saya enggak tahu. Kalau itu aman (gak ada indikasi ke sana). Soalnya waktu dimandikan jasad, yang kelihatan ada memar, itu perut. Kayaknya ditekan sama pelaku. Saya enggak tahu penyebab memarnya," ungkapnya.

Baca juga: Wajah Jasad Fitria Tersenyum, Pilunya Nurul Tahu Putrinya Dibunuh Mertua, Pasrah Minta Keadilan

Termasuk mengenai adanya motif lain, yang santer disebut-sebut bahwa korban tidak menuruti keinginan tersangka membuatkan makanan pada siang hari itu.

Nurul Afini menegaskan, dirinya tidak mengetahui ataupun mendapati adanya informasi tersebut sebagai penjelasan motif dari kematian sang anak.

"Enggak tahu," katanya.

Terlepas dari apapun motif pelaku, Nurul tak menyangka anaknya tewas dengan begitu keji.

Oleh karena itu, ia berharap pihak kepolisian menghukum pelaku seadil-adilnya dan seberat-beratnya.

"Bukan cuma kehilangan anak juga, tapi juga cucu. Kok teganya, sama calon cucu nomor pertama. Motifnya apa. Apa mau menodai anakku. Saya cuma minta keadilan aja," jelasnya.

Polisi Ungkap Motif

Wakapolres Pasuruan Kompol Hari Aziz mengatakan motif pembunuhan didasari karena mertua tidak bisa menahan hawa nafsunya.

Tersangka berusaha memperkosa menantunya, dan menjadi emosi karena mendapat perlawanan hingga akhirnya berbuat nekat menghabisi korban yang merupakan istri dari anaknya, Sueb (31).

"Saat kejadian, suami korban ini sedang interview pekerjaan. Di dalam rumah, hanya ada korban dan tersangka," kata Aziz, dilansir dari Surya.co.id, Kamis (2/11/2023).

Dia menyebut, dugaan kuat, tersangka ini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat menantunya yang sedang hamil 6 bulan keluar dari kamar mandi.

Saat itu, kondisi rumah hanya ada mertua dan menantu, sedangkan sang suami tengah bekerja.

"Dari situlah, tersangka tidak bisa menahan nafsunya melihat tubuh menantunya. Tersangka langsung mendatangi korban di kamarnya," sambung Wakapolres.

Akhir hidup Fitria (23) menantu yang tengah hamil 7 bulan dibunuh ayah mertuanya sendiri, Khoiri alias Satir (53) karena tidak bisa menahan hawa nafsu
Akhir hidup Fitria (23) menantu yang tengah hamil 7 bulan dibunuh ayah mertuanya sendiri, Khoiri alias Satir (53) karena tidak bisa menahan hawa nafsu (SURYAMALANG.COM/Galih Lintartika)

Baca juga: Murka Orang Tua Fitria, Anak Hamil 7 Bulan Dibunuh Mertua di Pasuruan : Tega Sama Calon Cucu

Korban menjerit histeris sempat melawan perbuatan bejat ayah mertuanya.

"Upaya tersangka itu ditolak dan dilawan sama korban. Bahkan, korban pun sempat berteriak setelah aksi percobaan pemerkosaan itu," ujar dia.

Dugaan kuat, tersangka ini panik dan ketakutan melihat menantunya melawan.

Tersangka langsung keluar kamar dengan cepat dan mengambil pisau di dapur.

"Tersangka pun naik pitam dan langsung mengeksekusi korban. Pelaku menggorok leher korban. Sehingga korban bersimbah darah dan meninggal dunia," tuturnya.

Disampaikan Wakapolres, tersangka menggorok leher korban yang saat itu sedang istirahat atau tiduran.
"Korban tidak sempat melawan," ungkap dia.

Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut, korban mengalami luka sepanjang 13 cm.

"Dari hasil pemeriksaan medis dan olah tkp, terdapat luka benda tajam di leher sebelah kiri korban dgn panjang sekitar 13 cm," kata Kompol Hari Aziz, Kamis (2/11/2023) siang.

Dia mengatakan, tersangka melakukan pembunuhan dengan menggunakan satu buah pisau dapur dengan panjang sekitar 30 cm.

"Pisau tersebut, diambil dari dapur dan ditemukan penyidik di atas meja yang berada di dapur setelah digunakan untuk membunuh korban," paparnya.

Setelah melakukan aksinya, pelaku langsung melarikan diri ke rumah tetangganya , yakni Bari.

Di sana, tersangka bersembunyi di kamar dan dikunci.

Akibat perbuatannya, tersangka Satir dijerat hukuman pasal Penganiayaan berat.

"Kami mengenakan tersangka dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan atau Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan berat," tutupnya.

 

Baca berita lainnya di google news

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved